CLICK HERE

Friday, January 6, 2017

MAKALAH PUISI BARU (Versi 1)

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Puisi pada umumnya merupakan luapan ekspresi perasaan seorang sastrawan yang dituangkan ke dalam kata-kata yang indah. Kata-kata tersebut yang nantinya mampu membuat pembaca terhipnotis oleh keindahannya. Namun dengan adanya kebebasan inilah para sastrawan sudah jarang yang mempertimbangkan pesan atau isi dari puisi tersebut, bahkan tidak sedikit dari puisi baru yang temanya tentang sindiran atau yang lainnya yang sangat sedikit sekali mengandung pesan moral yang mendidik.

Pengetahuan saja belum cukup untuk dapat memahami suatu karya sastra. Pengetahuan itu perlu diterapkan dalam kenyataan misalnya dengan mencoba membuat puisi kita bisa aplikasikan dengan menerapkan teori yang telah kita dapatkan secara langsung. Hadirnya suatu puisi baru ini memberikan suatu kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh karya sastra pada masa kini.

 

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.      Apa pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis puisi baru ?

2.      Apa yang dimaksud dengan puisi kontemporer?

3.      Apa saja yang termasuk ke dalam ragam puisi kontemporer?

 

C.    Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ;

1.      Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, dan contoh dari puisi baru.

2.      Untuk mengetahui pengertian dari puisi kontemporer.

3.      Untuk mengetahui ragam puisi kontemporer.

 

D.    Sumber Data

§  http://www.mishba7.com/2015/04/pengertian-puisi-baru-ciri-jenis.html

§  http://situspuisi.blogspot.co.id/2014/10/puisi-baru-beserta-contohnya.html

§  http://materipuisi.blogspot.co.id/2011/11/puisi-kontemporer.html

§  http://afifakarya.blogspot.co.id/2013/07/puisi-modern_17.html

§  http://www.kajianpustaka.com/2014/06/ciri-dan-jenis-puisi-baru.html

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.    Pengertian Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang sudah mendapat pengaruh dari puisi barat. Puisi baru tidak terikat oleh aturan baris, larik, mantra, maupun rima. Puisi baru biasanya diketahui nama penulisnya. Puisi baru berkisar antara angkatan balai pustaka sampai dengan angkatan tahun 1960-an.

 

B.     Ciri – ciri Puisi Baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri puisi baru adalah sebagai berikut:

1)      Bentuknya rapi dan simetris.

2)      Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).

3)      Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain.

4)      Sebagian besar puisi empat seuntai.

5)      Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).

6)      Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

 

C.    Jenis – jenis Puisi Baru

Puisi baru menurut isinya dibedakan menjadi 7 jenis, yaitu:

1)      Balada

Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.

Contoh:

sangkuriang…..

Kau begitu durhaka

Pada ibumu

Hingga menjadi

Gunung tangkuban perahu

 

2)      Himne

Himne adalah puisi pujaan untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air atau almamater. Sekarang ini pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (Guru, Pahlawan, Dewa, Tuhan) yang bernafaskan ketuhanan.

Contoh Himne:

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu

Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri

Menggeliat derita pada lekuk dan liku

bawah sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu

menitikkan darah dari tangan dan kaki

dari mahkota duri dan membulan paku

Yang dikarati oleh dosa manusia.

Tanpa luka-luka yang lebar terbuka

dunia kehilangan sumber kasih

Besarlah mereka yang dalam nestapa

mengenal-Mu tersalib di datam hati.

3)      Ode

Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:

bagai mutiara diatas lautan

Bagai cahaya dalam kegelapan

Guru,itulah dirimu

Budi luhurmu takkan pernah hilang

Walau ditelan masa

4)      Epigram

Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma  yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, iktibar; atau teladan.

Contoh epigram:

Hari ini tak ada tempat berdiri

Sikap lamban berarti mati

Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan

Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.

5)      Romansa

Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis romantique  yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.

Contoh:

ibu……

Kasih sayangmu

Takkan pernah luput

Dari ingatanku

Cintamu ibu

Selalu dalam hatiku.

6)      Elegi

Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:

tiada lagi tempatku mengadu

Semua telah pergi dariku

Ya allah engkau adalah tumpuan harapanku

Bantulah aku menyelesaikan masalah ini

7)      Satire

Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, korup, zalim, dll.).

Contoh satire:

Aku bertanya

tetapi pertanyaan-pertanyaanku

membentur jidad penyair-penyair salon,

yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi

di sampingnya,

dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,

termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

Puisi baru menurut bentuknya dibedakan menjadi sembilan jenis, yaitu:

1)      Distikon

Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).

Contoh:        Di pasar baru mereka

                    lalu mengada-menggaya

                    Meningkat sudah kesal

                    tak tahu apa dibuat

                                                   (Chairil Anwar)

2)      Terzina

Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).

Contoh:       Dalam ribaan pagi bahagia datang

                  Tersenyum bagai kencana

                  Mengharum bagai cendana

 

 

                 Dalam bahagia cinta tiba melayang

                 Bersinar bagai matahari

                 Mengwarna bagaikan sari

                                                            (Sanusi Pane)

3)      Kuatrain

Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).

Contoh:       Aku menimbang-nimbang mungkin

                   Kita berdua menjadi satu

                   Gaji dihitung-hitung

                   Cukup tidak untuk berdua

 

                   Hati ingin sempurna denngan engkau

                   Sama derita sama gembira

                   Kepala pusing-pusing menimbang-nimbang

                   Menghitung-hitung uang bagi kita

                                                            (Armyn Pane)

4)      Kuint

Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).

Contoh:       Satu-satu perasaan

                  Yang saya rasakan

                  Hanya dapat saya katakan

                  Kepada tuan

                  Yang pernah merasakan

                                                     (Or Mandank)

5)      Sektet

Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).

Contoh:    Di kelam hitam mengepung

               Menjerit peluit kereta malam

               Merintih ke langit

               Derita hidup mengepung

               Menjerit bangsaku sedang berjuang

               Merintih ke langit

                                             (Nursyamsu)

6)      Septime

Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).

   Contoh:         Duduk di pantai tanah yang permai

                        Tempat gelombang pecah berderai

                        Berbuih putih di pasir terderai

                        Tampaklah pulaudi lautan hijau

                        Gunung-gemunung bagus rupanya

                        Dilimpahi air mulia tampaknya

                        Tumpah darahku Indonesia namanya.

                                                            (Muh. Yamin)

7)      Oktaf/Stanza

Oktaf/Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain, atau puisi delapan seuntai).

Contoh:            Awan datang melayang perlahan

                        Serasa bermimpi, serasa berangan

                        Bertambah lama, lupa sendiri

                        Bertambah halus, akhirnya seri

                        Dan bentuk menjadi hilang

                        Dalam langit biru gemilang

                        Demikian jiwaku lenyap sekarang

                        Dalam kehidupaan teduh tenang.

                                                            (Sanusi Pane)

8)      Soneta

Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua. Dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto  (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono  yang berarti suara. Jadi soneta secara harfiah berarti puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari Negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itu mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

    Contoh:                     Gita Gembala

                        Lemah gemulai lembut derana

                        Bertiuplah angin sepantun ribut

                        Menuju gunung arah ke sana

                        Membawa awan bercampur kabut

 

                        Dahan bergoyang  sambut menyambut

                        Menjatuhkan embun jernih warnanya

                        Menimpa bumi beruap dan lembut

                        Sebagai benda tiada berguna

 

                        Jauh di sana diliputi awan

                        Terdengar olehku bunyi nan rawan

                        Seperti permata di dada perawan

 

                        Alangkah berahi rasanya jantung

                        Mendengarkan bunyi suara kelintung

                        Melagukan gembala membawa untung

                                                            (Muh. Yamin)

9)      Prosa Liris

Prosa liris merupakan suatu bentuk karya sastra yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif yang disajikan seperti bentuk prosa, namun menggunakan bahasa berirama yang biasa digunakan dalam puisi. Walaupun ia boleh dikatakan terletak antara prosa dan puisi, namun karena memenuhi kaidah puisi (khususnya irama, diksi dan majas), maka prosa liris tergolong dalam jenis puisi.

Prosa liris eksis dalam semua zaman sejak zaman Puisi Lama hingga zaman Puisi Kontemporer saat ini. Al Qur’an selaku Kitab Suci ditulis dengan menggunakan gaya bahasa prosa liris. Dalam zaman Puisi Lama karya prosa liris misalnya Kaba Sabai Nan Aluih  (Tulis St. Sati) dan Hikayat Cindur Mata  (Aman Dt. Majoindo). Walapun sangat langka, dalam zaman Puisi Baru dan Puisi Kontemporer masih ada saja penyair yang menulis dalam bentuk prosa liris.

     Contoh:

                                          Aku

 

                        Kalau sampai waktuku

                        ’Ku mau tak seorang ’kan merayu

                        Tidak juga kau

 

                        Tak perlu sedu sedan itu

                      

                        Aku ini binatang jalang

                        Dari kumpulannya terbuang

 

                        Biar peluru menembus kulitku

                        Aku tetap meradang menerjang

                      

                        Luka dan bisa kubawa berlari

                        Berlari

                        Hingga hilang pedih peri

 

                        Dan aku akan lebih tidak perduli

                        Aku mau hidup seribu tahun lagi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kritik

Puisi Baru biasanya bersajak dan berirama kurang teratur, berbeda dengan puisi lama yang sangat teratur karena memang di dalamnya terikat oleh aturan-aturan tertentu. Puisi baru disampaikan secara tidak langsung, atau melalui media. Dalam puisi baru,  Nasihat yang disampaikan lebih sedikit

Para pencipta puisi baru dituntut untuk berusaha melepaskan diri dari ikatan-ikatan puisi lama.

 

B.     Saran

1)      Penulis menyarankan agar pembaca lebih memperbanyak lagi referensi-referensi mengenai teori dan pengajaran puisi selain makalah ini. Ini dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam mencari referensi-referensi dalam penyusunan makalah ini.

1)      Hendaknya pihak sekolah menambah kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni, agar siswa mendapat bimbingan dan lebih dapat mengekspresikan bakatnya.

2)      Hendaknya sekolah mengadakan pagelaran /  pertunjukan, khususnya di bidang seni puisi, agar siswa lebih matang dalam mengembangkan bakat seni nya.

 

 

 

LAMPIRAN – LAMPIRAN

 

BEBERAPA PENYAIR PUISI BARU

Chairil Anwar

Tokoh Penyair Puisi Baru “Distikon, dll”

Biografi Chairil Anwar Penyair Indonesia

Chairil Anwar adalah seorang penyair yang berasal dari Indonesia. Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Ia juga dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” dalam karya-nya, yaitu "Aku".  Ia telah menulis sebanyak 94 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.

Biodata Chairil Anwar

Nama Lengkap            : Chairil Anwar

Tanggal Lahir              : 26 Juli 1922

Tempat Lahir               : Medan, Indonesia

Pekerjaan                     : Penyair

Kebangsaan                 : Indonesia

Orang tua                    : Toeloes (ayah) dan Saleha (ibu)

Mohammad Yamin

Tokoh Penyair Puisi Baru “Soneta”

Biografi Mohammad Yamin Tokoh Pahlawan Nasional, Sejarahwan, Sastrawan, Ahli Hukum Dan PolitikusNama               : Prof. Mohammad Yamin, S.H.

Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903

Tempat Lahi    : Sawahlunto, Sumatera Barat,

                          Hindia Belanda

Zodiac             : Virgo

Meninggal       :Jakarta, 17 Oktober 1962

                         (umur 59)

Makam            : Talawi, Kabupaten

                          Sawahlunto, Sumatera Barat.

Agama             : Islam

Ayah               :Tuanku Oesman Gelar Baginda

                          Khatib

Ibu                   : Siti Saadah

Muhammad Yamin. Dikenal sebagai salah satu sastrawan Indonesia, Beliau dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, pada tanggal 23 Agustus 1903. Ia menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmadjo. Salah seorang anaknya yang dikenal, yaitu Rahadijan Yamin. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta. Di zaman penjajahan, Yamin termasuk segelintir orang yang beruntung karena dapat menikmati pendidikan menengah dan tinggi. Lewat pendidikan itulah, Yamin sempat menyerap kesusastraan asing, khususnya kesusastraan Belanda.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tradisi sastra Belanda diserap Yamin sebagai seorang intelektual sehingga ia tidak menyerap mentah-mentah apa yang didapatnya itu. Dia menerima konsep sastra Barat, dan memadukannya dengan gagasan budaya yang nasionalis.

Berikut ini ditampilkan sebuah soneta Yamin yang masih dilekati tradisi sastra Melayu dan yang menggambarkan kerinduan dan kecitaan penyair pada tanah kelahiran.

 

Di Lautan Hindia

Mendengarkan ombak pada hampirku

Debar-mendebar kiri dan kanan

Melagukan nyanyi penuh santunan

Terbitlah rindu ke tempat lahirku

Sebelah Timur pada pinggirku

Diliputi langit berawan-awan

Kelihatan pulau penuh keheranan

Itulah gerangan tanah airku

Di mana laut debur-mendebur

Serta mendesir tiba di papsir

Di sanalah jiwaku, mula bertabur

Di mana ombak sembur-menyembur

Membasahi barissan sebuah pesisir

Di sanalah hendaknya, aku berkubur

Sapardi Djoko Damono

Tokoh Pengarang berbagai jenis puisi dan cerpen

SapardiDD.jpg

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 76 tahun) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia dikenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.

Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Dengan segala kerendahan dan  keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah Bahasa Indonesia tentang “Puisi Baru” ini dapat  terselesaikan.

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yakni baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya, dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.

Setitik harapan dari kami sebagai penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan makalah kedepannya.

 

Banjarsari,     Oktober 2016

 

Penulis

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR ..................................................................................    i

DAFTAR ISI..................................................................................................    ii

 

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................    1

A.      Latar Belakang...................................................................................    1 

B.       Rumusan Masalah  .............................................................................    1

C.       Tujuan Makalah .................................................................................    1

D.      Sumber Data  .....................................................................................    2

 

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................    2

A.    Pengertian Puisi Baru...........................................................................    2

B.     Ciri-ciri Puisi Baru ...............................................................................    3

C.     Jenis-jenis Puisi Baru ...........................................................................    3

 

BAB III PENUTUP ......................................................................................    11

A.      Kritik..................................................................................................    11

B.       Saran ..................................................................................................    11

 

LAMPIRAN - LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment