MAKALAH DAKWAH, TABLIGH, DAN KHUTBAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saat
ini, dakwah , tabligh, dan khutbah , sulit untuk dibedakan hal ini dikarenakan
dakwah memiliki kesamaan dengan tabligh dan khutbah, banyak orang-orang awam
yang belum mengetahui perbedaan-perbedaan antara dakwah , tabligh, dan khutbah.
Melalui
makalah ini, maka akan dibahas mengenai tabligh, khutbah, dan dakwah, dan
melalui makalah berikut kita dapat membedakan antara tabligh, khutbah, dan
dakwah , berikut rukun-rukun, sunah-sunahnya dan hal yang di makruhkan dalam
tabligh, dakwah , dan khutbah.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan dakwah, tabligh dan Khotbah?
2. Jelaskan
mengenai dakwah, tabligh, khotbah, hukum-hukumnya, dan sunah-sunahnya.
C.
Tujuan
1. Mengetahui
penjelasan dakwah , tabligh , dan khutbah.
2. Mengetahui
sunah , hukum, dan hal yang membuat makruh khutbah.
3. Mengetahui
perbedaan mengenai khutbah dan dakwah dan tabligh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dakwah
Secara
bahasa (etimologi) dakwah berarti mengajak, menyeru atau memanggil. Adapun
secara istilah (terminologi), dakwah bermakna menyeru seseorang atau masyarakat
untuk mengikuti jalan yang sudah ditentukan oleh Islam berdasarkan Al Qur’an
dan hadis untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Firman
Allah SWT..
Artinya
: “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS An Nahl : 125).
Rasulullah
SAW merupakan contoh sosok yang telah melaksanakan segenap tugas dakwah secara
maksimal sehingga mencapai hasil yang maksimal. Melalui dakwah rasulullah
itulah ajaran-ajaran Allah yang keseluruhannya adalah untuk kebahagian umat
manusia di dunia dan akhirat dapat tersiar dan diterima serta diamalkan oleh
umat manusia di seluruh dunia.
Rasulullah
suka berbincang-bincang atau berdialog dengan para sahabat dalam situasi dan
kondisi apapun. Kesempatan-kesempatan semacam itu selalu dimanfaatkan untuk
menyampaikan ajaran-ajaran yang diterimanya dari Allah. Cara berdakawah
rasulullah melalui dialog ini terbukti tidak saja mampu memberi pemahaman yang
baik kepada sahabat tentang Islam, bahkan juga mengubah perilaku mereka ke arah
yang lebih baik. Lebih dari itu, melalui cara dialog rasulullah juga telah
berhasil membina sejumlah sahabat menjadi ulama dan pemuka Islam berkualitas
tinggi.
Pada
awalnya rasulullah berdakwah kepada masyarakat disekeliling beliau yang dikenal
dengan sebutan generasi sahabat. Selanjutnya generasi meneruskan dakwah
rasulullah tersebut kepada generasi berikutnya yang disebut generasi tabi’in.
Generasi tabi’in juga meneruskan kepada generasi berikutnya yaitu tabiit
tabiin. Demikianlah seterusnya sehingga dakwah rasulullah SAW sampai kepada
generasi umat Islam seluruh dunia yang hidup sekarang ini. Generasi modern ini
pun tentu saja akan meneruskan dakwah rasulullah kepada generasi yang akan
hidup di zaman mendatang. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk
menyampaikan ayat-ayat atau ajaran Islam kepada saudaranya yang lain
sebagaimana hadis nabi Muhammad SAW yang menyatakan sebagai berikut.
Artinya
: “Sampaikanlah dari ku walaupun satu ayat.” (HR Bukhari)
Ada
hal-hal yang harus disiapkan dan diperhatikan sebelum seseorang menjalankan
tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran Islam, yaitu sebagai berikut.
1. Bersikap
lemah lembut, tidak berhati kasar dan tidak merusak.
2. Menggunakan
akal dan selalu dalam koridor mengingat Allah SWT
3. Menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti
4. Mengutamakan
musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama
5. Materi
dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas
sumbernya (Al Qur’an dan hadis) dan disertai dengan hikmahnya
6. Tidak
meminta upah atas dakwah yang dilakukannya
7. Menyampaikan
dengan ikhlas dan sabar, harus sesuai waktu, pada orang dan tempat yang tepat
8. Tidak
menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih dan mencari-cari
kesalahan umat atau agama lain
9. Melakukan
dakwah dan beramal shaleh
10. Tidak
menjelek-jelekan atau membeda-bedakan orang lain karena inti yang harus
disampaikan dalam berdakwah adalah tentang tauhid dan ajaran Islam yang sesuai
dengan tuntunan rasulullah.
B.
Tabligh
1.
Pengertian
Tabligh
Tabligh
berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan.
Menurut istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat
manusia untuk dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat.
Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah
informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada
tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu
Tabligh
adalah da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan muballigh/
muballighat. Allah berfirman :
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada
Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. (Al-Ahzab : 39)
2.
Unsur-Unsur
Komunikasi Tabligh
1) Sumber
(Al-Qur’an dan Hadits).
2) Komunikator/Muballigh
(khusus dan umum).
§ muballigh
khusus : muballigh yang profesional.
§ Muballigh
umum : muballigh yag hanya sekedar menyampaikan ajaran Islam
3) secara
umum/garis besarnya saja.
C.
KHOTBAH
Khotbah
merupakan kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk meningkatkan
kualitas takwa dan memberi nasihat yang isinya merupakan ajaran agama. Khotbah
yang sering dilakukan dan dikenal luas dikalangan umat Islam adalah khotbah
Jumat dan khotbah dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Orang yang
memberikan materi khotbah disebut khatib.
1)
Pengertian
Khotbah Jum’at
Secara
etimologis (harfiyah), khuthbah artinya : pidato, nasihat, pesan (taushiyah).
Sedangkan menurut terminologi Islam (istilah syara’); khutbah (Jum’at) ialah
pidato yang disampaikan oleh seorang khatib di depan jama’ah sebelum shalat
Jum’at dilaksanakan dengan syarat-syarat dan rukun tertentu, baik berupa
tadzkiroh (peringatan, penyadaran), mau’idzoh (pembelajaran) maupun taushiyah
(nasehat).
Berdasarkan
pengertian di atas, maka khutbah adalah pidato normatif, karena selain
merupakan bagian dari shalat Jum’at juga memerlukan persiapan yang lebih matang,
penguasaan bahan dan metodologi yang mampu memikat perhatian.
Selain
khutbah Jum’at, ada pula khutbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu:
khutbah ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha, khutbah sholat Gerhana (Kusuf dan Khusuf).
Sedangkan khutbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah. Dalam makalah ini yang
akan dikaji adalah khusus tentang khutbah Jum’at.
Syarat-syarat
untuk menjadi khatib diantaranya sebagai berikut
§ Khatib
harus laki-laki dewasa
§ Khatib
harus mengetahui tentang ajaran Islam agar khotbah yang disampaikan tidak
membingungkan atau menyesatkan jemaahnya
§ Khatib
harus mengetahui tentang syarat, rukun dan sunah khotbah Jumat
§ Khatib
harus mampu dan fasih berbicara di depan umum
§ Khatib
harus bisa membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan baik dan benar
2)
Syarat
Khotbah Jumat
Setiap
mengerjakan salat Jumat pasti disertai dengan khotbah yang dilaksanakan sebelum
salat dan setelah masuk waktu zuhur. Tidak sah salat jumat apabila tidak
didahului oleh khotbah. Dalam khotbah salat jumat ini khotib mengingatkan
jemaah agar lebih meningkatakan iman dan takwa kepada Allah SWT serta
menganjurkan atau mendorong jemaah agar beribadah dan beramal shaleh
Khotbah
jumat memiliki syarat-syarat antara lain sebagai berikut.
1.Khotbah
harus dilaksanakan dalam bangunan yang dipakai untuk salat jumat
2.Khotbah
disampaikan khotib dengan berdiri (jika mampu) dan terlebih dahulu memberi
salam
3.Khotbah
dibawakan agak cepat namun teratur dan tertib. Salah satu bentuk pelaksanaan
khotbah yang tertib adalah mengikuti sabagai contoh hadis berikut ini yang
artinya: “Rasulullah SAW berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk diantara
dua khotbah.” (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Turmuzi)
4.Setelah
khotbah selesai segera dilaksanakan salat jumat
5.Rukun
khotbah dibaca dengan bahasa Arab, sedangkan materi khotbahnya dapat
menggunakan bahasa setempat.
6.Khotbah
dilaksanakan setelah tergelincir matahari (masuk waktu zuhur) dan dilaksanakan
sebelum salat jumat.
7.Khotbah
disampaikan dengan suara yang lantang dan tegas, namun tanpa suara yang kasar.
Hadis menyebutkan sebagai berikut. Yang artinya : “Bila rasulullah SAW
berkhotbah kedua matanya memerah, suaranya tegas dan semangatnya tinggi bagai
seorang panglima yang memperingatkan kedatangan musuh yang menyergap di kala
pagi atau sore.”(HR Muslim dan Ibnu Majjah)
3)
Rukun
Khotbah jumat
Rukun
khotbah harus dilakukan dengan tertib. Apabila rukun khotbah tidak dilaksanakan
dengan tertib, salat jumat tersebut akan menjadi tidak sah. Adapun rukun
khotbah tersebut adalah sebagai berikut.
1) Membaca
hamdalah
2) Membaca
shalawat atas nabi
3) Membaca
syahadatain yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul
4) Berwasiat
atau memberikan nasehat tentang ketakwaan dan menyampaikan ajaran Islam tentang
aqidah, Syariah atau muamalah
5) Membaca
ayat Al Qur’an dalam salah satu khotbah dan lebih baik pada khotbah yang
pertama
6) Mendoakan
kaum muslim dan muslimat.
4)
Sunah
khotbah jumat
Ketika
menyampsaikan khotbah jumat, ada hal-hal yang termasuk ke dalam sunah-sunah
khotbah jumat. Sunah salat jumat adalah sebagai berikut.
§ Khotbah
disampaikan diatas mimbar atau di tempat yang sedikit lebih tinggi dari jamaah
salat jumat
§ Khotib
menyampaikan khotbah dengan suara yang jelas, terang, fasih, berurutan,
sistematis, mudah dipahami dan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek
§ Khotib
harus menghadap arah jemaah
§ Khotib
memberi salam pada awal khotbah
§ Khotib
hendaklah duduk sebentar di kursi mimbar setelah mengucapkan salam pada waktu
azan disuarakan
§ Khatib
membaca surat Al IkShlas ketika duduk diantara dua khotbah
§ Khotib
menertibkan rukun khotbah, terutama salawat nabi Muhammad SAW dan wasiat takwa
terhadap jamaah
Adapun
mengenai panjang pendeknya khotbah, hadits menyatakan sebagai berikut. yang
artinya : “Rasulullah SAW memanjangkan salat dan memendekkan khotbahnya.” (HR
Nasai)
5)
Fungsi
Khotbah Jumat
Khotbah
sebenarnya memilki banyak sekali fungsi, baik bagi muslim secara individu
maupun secara sosial kemasyarakatan yakni antara lain sebagai berikut.
§ Memberi
pengajaran kepada jamaah mengenai bacaan dalam rukun khotbah, terutama bagi
jamaah yang kurang memahami bahasa Arab
§ Mendorong
jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah
§ Mengajak
jamaah untuk selalu berjuang menggiatkan dan membudayakan syariat Islam dalam
masyarakat.
§ Mengajak
jamaah untuk selalu berusaha meningkatkan amar ma’ruf dan nahi munkar
Menyampaikan informasi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan hal-hal yang
bersifat aktual kepada jamaah
§ Merupakan
kesempurnaan salat jumat karena salat jumat hanya dua rakaat
§ Mengingatkan
kaum muslim agar lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
§ Mengingatkan
kaum muslim agar lebih meningkatkan amal shaleh dan lebih memperhatikan yang
kurang mampu untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat
§ Mengingatkan
kaum muslim agar lebih meningkatkan akhlakul karimah dalam kehidupan pribadi,
masyarakat, berbangsa dan bernegara
§ Mengingatkan
kaum muslim agar lebih meningkatkan kemauan untuk menuntut ilmu pengetahuan dan
wawasan keagamaan
§ Mengingatkan
kaum muslim agar meningkatklan ukhuwah islamiyah dan membantu sesama muslim
§ Mengingatkan
kaum muslim agar rajin dan giat bekerja untuk mengejar kemajuan dalam mencapai
kehidupan dunia dan akhirat yang sempurna
§ Mengingatkan
kaum muslim mengenai ajaran Islam, baik perintah maupun larangan yang terdapat
didalamnya.
6)
Dalil-Dalil
Tentang Khutbah Jum’at
1) Firman
Allah SWT dalam surat Al-Jumu’ah ayat 9 :
Yang artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari
Jum’at (shalat Jum’at), maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah
urusan jual beli (urusan duniawi). Yang demikian itu lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahui”. (QS. Al-Jumu’ah : 9)
2) Riwayat
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar r.a.: “Adalah Nabi SAW. berkhutbah pada hari
Jum’at dengan berdiri, kemudian beliau duduk dan lalu berdiri lagi sebagaimana
dijalankan oleh orang-orang sekarang”.
3) Riwayat
Bukhari, Nasai dan Abu Daud dari Yazid bin Sa’id r.a.: “Adalah seruan pada hari
Jum’at itu awalnya (adzan) tatkala Imam duduk di atas mimbar, hal demikian itu
berlaku pada masa Rasulullah SAW. hingga masa khalifah Umar r.a. Setelah tiba
masa khalifah Usman r.a. dan orang semakin banyak, maka beliau menambah adzan
ketiga (karena adzan dan iqomah dipandang dua seruan) di atas Zaura (nama
tempat di pasar), yang mana pada masa Nabi SAW. hanya ada seorang muadzin”.
4) Riwayat
Muslim dari Jabir r.a.: “Pada suatu ketika Nabi SAW. sedang berkhutbah,
tiba-tiba datang seorang laki-laki, lalu Nabi bertanya kepadanya: Apakah Anda
sudah shalat? Hai Fulan! Jawab orang itu : Belum wahai Rasulullah! Sabda
beliau: Berdirilah! Shalatlah lebih dahulu (dua raka’at) (HR. Muslim).
7)
Persyaratan
Khatib
1) Ikhlas,
terhindari dari pamrih, riya dan sum’ah (popularitas). Perhatikan firman Allah
SWT. dalam menceritakan keikhlasan Nabi Hud AS: “Hai kaumku, aku tidak meminta
upah kepadamu bagi seruanku ini, ucapanku tidak lain hanyalah dari Allah yang
menciptakan aku. Tidakkah kamu memikirkannya?”. (QS. Hud:51).
2) ‘Amilun
bi’ilmihi (mengamalkan ilmunya), Allah SWT. Berfirman:
Yang Artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan?
Amat besar kemurkaan di sisi Allah terhadap orang yang mengatakan apa yang
tidak kamu kerjakan”. (QS. As-Shaf : 2-3).
3) Kasih
sayang kepada jama’ah, Rasulullah SAW. bersabda:
“Bahwa
sesungguhnya aku terhadap kamu semua laksana seorang ayah terhadap anaknya”.
(HR. Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
Wara’
(menghindari yang syubhat), perhatikan sabda Nabi SAW:
“Jadilah kamu sebagai seorang yang
wara’, maka kamu adalah manusia yang paling tekun beribadah”. (HR. Baihaqi dari
Abi Hurairah)
4) ‘Izzatun
Nafsi (tahu harga diri untuk menjadi khairunnas), Allah SWT. berfirman:
“Dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar (dalam menegakkan kebenaran), dan
adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (QS. As-Sajdah : 24).
8.Hal-Hal Yang
Dimakruhkan Dalam Khutbah
§ Membelakangi
Jama’ah
§ Terlalu
banyak bergerak
§ Meludah
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dakwah
secara bahasa (etimologi) dakwah berarti mengajak, menyeru atau memanggil.
Adapun secara istilah (terminologi), dakwah bermakna menyeru seseorang atau
masyarakat untuk mengikuti jalan yang sudah ditentukan oleh Islam berdasarkan
Al Qur’an dan hadis untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tabligh
berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan.
Menurut istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat
manusia untuk dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat.
Khotbah
merupakan kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk meningkatkan
kualitas takwa dan memberi nasihat yang isinya merupakan ajaran agama. Khotbah
yang sering dilakukan dan dikenal luas dikalangan umat Islam adalah khotbah
Jumat dan khotbah dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Orang yang
memberikan materi khotbah disebut khatib.
Dari
hal-hal yang telah dijabarkan pada penjelasan makalah ini dapat kita analisa
bahwa antara berdakwah, Tabligh dan berkhotbah terlihat memiliki persamaan yaitu
menyampaikan pesan kepada orang lain. Akan tetapi, tentu saja antara ketiganya dapat
dibedakan karena memiliki tata cara yang berbeda, dan yang membedakannya adalah
cara penyampaiannya.
B.
Saran
1.
Kewajiban bertablig
atau berdakwah dipikulkan kepada setiap muslim/muslimah sesuai dengan kemampan
dan pengetahuan yang dimiliki, dari semenjak generasi sahabat, sampai sekarang
ini dan seterusnya sampai akhir zaman.
2. Kegiatan
bertablig atau berdakwah merupakan kewajiban Muslim sesuai dengan sabdah
Rasulullah, yaitu “Sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dari aku
walaupun hanya satu ayat.” (H.R. Bukhari, At-Tirmizi dan Ahmad dari Ibnu Amr)
DAFTAR PUSTAKA
http://rheaarchuleta.blogspot.com/2012/06/makalah-dakwah-tabligh-khutbah.html
http://kumpulansebuahskripsi.blogspot.com/2014/08/khutbah-tabligh-dan-dakwah.html
Comments
Post a Comment