CLICK HERE

Friday, January 6, 2017

MAKALAH PUISI LAMA (Versi 2)

BAB 1

PENDAHULUAN

 

 

A.    Latar Belakang

Puisi lama adalah salah satu kebanggaan karya sastra yang di miliki Indonesia.Banyak karya puis lama Indonesia yang terkenaldikalangan sastra dunia,seperti syair yang dikarang oleh hamzah fansuri. Dewasa ini puisi lama sudah mulai pudar dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya kaum remaja. Mereka lebih suka pada novel dan karya yang terbit dari barat. Hal ini akan mengurangi kekayaan karya sastra Indonesia yang dulunya menjadi kebanggan di dunia.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengulas tentang puisi lama. Diharapkan dengan melalui ini masyarakat Indonesia lebih tahu dengan lanjut mengenai puisi lama ini, serta membangkitkan kembali sastra Indonesia yang pernah hilang dan menjadikannya sebagai ajang mengembangkan diri.

 

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis dapat mengajukan beberapa rumusan masalah, seperti berikut ini.

1.      Apa yang dimaksud dengan puisi dan puisi lama?

2.      Apa saja ciri - ciri puisi lama?

3.      Apa saja jenis - jenis puisi lama?

4.      Apa saja ciri dari jenis Puisi lama?

 

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan yang diharapkan dalam penulisan makalah ini, seperti berikut ini.

1.    Mendeskripsikan pengertian puisi dan puisi lama

2.    Mendeskripsikan ciri ciri puisi lama

3.    Mendeskripsikan jenis jenis puisi lama

4.    Mendeskripsikan ciri dari jenis puisi lama

 

D.    Sumber Data

Sumber data yang kami peroleh ialah data sekunder atau berdasarkan dari Internet.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.              Pengertian Puisi dan Puisi Lama

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.

Watt Dunton (Situmorang, 1980:9) menyatakan “bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.

Seorang satrawan inggris menyatakan “puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin” Rapl Waldon (1980:8)

Samuel Taylor Coleridge (1980:9) menyatakan bahwa puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif (Putu Arya Tirtawirya, 1980:9).

Seorang penyair romantik Inggris menyajikan defenisi puisi, adapun pusi tu menurutnya adalah seperti berikut.

Puisi itu adalah kata-kata yang terindah berdasarkan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya. Kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi. Unsur-unsur puisi itu dapat berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur (dalam Pradopo, 1993:7).

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan suatu ekspresi kongkret jiwa manusia dengan kata kata yang disun dengan indah serta bermakna serta butuh pemikiran yang bersifat musikal. Dalam puisi terdapat beberapa unsur seperti emosi jiwa, imajinasi pikiran, berirama, memiliki kepadatankata, serta memilika makna. Sehingga apabila unsur-unsur itu telah terpadu maka akan terbentuklah puisi sesuai keinginan.

 

B.               Ciri - Ciri Puisi Lama

Adapun ciri ciri pusi lama yaitu seperti berikit ini.

1.      Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya

2.      Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan

3.      Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata mapan.

 

C.              Jenis Jenis Puisi Lama

Adapun yang termasuk jenis jenis puisi lama adalah seperti berikut ini.

1.        Mantra

Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

2.        Pantun

Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

3.        Karmina

Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

4.        Seloka

Seloka adalah pantun berkait. Pantun yang memiliki keterkaitan antara pantun satu dengan pantun yang lainya.

5.        Gurindam

Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.

6.        Syair

Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.

7.        Talibun

Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6,8 ataupun 10 baris.

 

D.              Ciri - Ciri dari Jenis Puisi Lama

Adapun ciri ciri dari jenis puisi lama adalah sebagai berikut.

1.      Mantra

a.       Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.

b.      Bersifat lisan, sakti atau magis

c.       Adanya perulangan

d.      Metafora merupakan unsur penting

e.       Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius

f.       Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.

2.      Pantun

a.       Setiap bait terdiri 4 baris.

b.      Baris 1 dan 2 sebagai sampiran.

c.       Baris 3 dan 4 merupakan isi.

d.      Bersajak a – b – a – b.

e.       Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.

f.       Berasal dari Melayu (Indonesia).

3.      Karmia

a.       Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.

b.      Bersajak aa-aa, aa-bb.

c.       Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.

d.      Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.

e.       Semua baris diawali huruf capital.

f.       Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.

g.      Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.

 

 

4.      Seloka

a.       Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.

b.      Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

5.      Gurindam

a.       Terdiri atas dua baris.

b.      Berima akhir a a.

c.       Baris pertama merupakan syarat, baris kedua berisi akibat  dari apa yang disebut pada baris pertama.

d.      Kebanyakan isinya mengenai nasihat dan sindiran.

6.      Syair

a.       Setiap bait terdiri dari empat baris.

b.      Setiap baris terdiri atas 3-4 kata.

c.       Rimanya a a a a atau bersajak lurus.

d.      Tidak ada sampiran, semua merupakan isi syair.

e.       Isi syair merupakan kisah atau cerita.

7.      Talibun

a.       Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.

b.      Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.

c.       Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

d.      Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.

e.       Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kritik

Puisi lama sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima., sehingga sedikit lebih sulit dibandingkan dengan puisi baru. Puisi lama disampaikan dari mulut ke mulut sehingga tidak dikenal pengarangnya.

 

B.     Saran

1.      Hendaknya pembaca dapat memahami lebih dalam lagi mengenai puisi lama.

2.      Hendaknya pembaca dapat mengembangkan kesusateraan melayu ini sebagai media mengembangkan bakat dan krativitas.

3.      Hendaknya dapat menghidupkan kembali kususasteraan melayu ini di indonesia dan dimata dunia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://aprywandhy.blogspot.co.id/2011/10/cara-membuat-background-pada-postingan.html

Suryanto, Alex dan Agus Haryanto.2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X. Tangerang: ESIS.

Juhara, Erwan, dkk. 2005. Cendikia Berbahasa. Bandung. PT Setia Purna Linves.

Abdurrasyid. 2009. Hobiku Menulis, (online) (http://abdurrasyid.wordpress.com/2009/07/27Puisi_pengertian_dan_unsur_unsurnya, diakses 27 November 2011 16:25 ).

Adesanjaya. 2009. Puisi Lama,(online) (hhtp://adesanjaya.blogspot.com, diakses 27 November 2011 16:30).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN - LAMPIRAN

 

CONTOH PUISI LAMA

1.      Mantra

Assalammu’alaikum putri satulung besar

Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari

Aku menyanggul rambutmu

Aku membawa sadap gading

Akan membasuh mukamu.

2.      Pantun

Kalau ada jarum patah

Jangan dimasukkan ke dalam peti

Kalau ada kataku yang salah

Jangan dimasukan ke dalam hati.

3.      Karmina

Dahulu parang, sekarang besi (a)

Dahulu sayang sekarang benci (a)

4.      Seloka

Lurus jalan ke Payakumbuh,

Kayu jati bertimbal jalan

Di mana hati tak kan rusuh,

Ibu mati bapak berjalan.

5.      Syair

Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

 

 

 

 

6.      Talibun

Kalau anak pergi ke pekan

Yu beli belanak pun beli sampiran

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanak pun cari isi

Induk semang cari dahulu

7.      Gurindam

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )

Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )

Istri pun kelak menjadi kurus ( c ).

 

Contoh Gurindam lainnya

Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional), Tanking Pining

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat, rahmat, dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menylesaikan makalah yang berjudul “Puisi Lama”.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu mata pelajaran bahasa Indonesia  di SMK Al-IHYA Banjarsari.

Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini maupun makalah berikutnya.

Akhir kata kami sebagai penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai  penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

 

Banjarsari,    Agustus 2016

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR ..................................................................................    i

DAFTAR ISI..................................................................................................    ii

 

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................    1

A.      Latar Belakang...................................................................................    1 

B.       Rumusan Masalah  .............................................................................    1

C.       Tujuan Penulisan ................................................................................    1

D.      Sumber Data  .....................................................................................    1

 

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................    2

A.      Pengertian Puisi dan Puisi Lama........................................................    2

B.       Ciri-ciri Puisi Lama ............................................................................    3

C.       Jenis-jenis Puisi Lama ........................................................................    3

D.      Ciri-ciri dari Jenis Puisi Lama ............................................................    4

 

BAB III PENUTUP ......................................................................................    6

A.      Kritik..................................................................................................    6

B.       Saran ..................................................................................................    6

 

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................    7

 

LAMPIRAN - LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment