CLICK HERE

Wednesday, May 18, 2022

BENCANA ALAM

 

BENCANA ALAM

 

1.      BANJIR

            Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Definisi banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang.

            Penyebab banjir mencakup curah hujan yang tinggi; permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut; wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan sedikit resapan air; pendirian bangunan disepanjang bantaran sungai; aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh sampah; serta kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. Meskipun berada diwilayah "bukan langganan banjir'. Setiap orang harus tetap waspada dengan kemungkinan bencana alam ini.

 

HAL YANG HARUS DILAKUKAN SAAT TERJADINYA BANJIR

§  Secepatnya membersihkan rumah dan halaman dari sisa air banjir,

§  lumpur, dan sampah.

§  Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular, lipan,

§  tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk yang ikut terbawa aliran banjir.

§  Gunakan antiseptik untuk membunuh kuman kuman penyakit.

§  Segera gunakan persediaan air bersih untuk mengurangi risiko diare

§  karena penyakit ini paling sering menjangkit korban banjir.

§  Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

§  Terus ikuti perkembangan informasi mengenai banjir dari media serta

§  petugas di komunitas anda.


2.      GUNUNG MELETUS

            Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Ciri - ciri Gunung Akan Meletus :

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain

1.      Suhu di sekitar gunung naik.

2.      Mata air menjadi kering

3.      Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

4.      Tumbuhan di sekitar gunung layu

5.      Binatang di sekitar gunung bermigrasi

 

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi

1.      Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.

2.      Membuat perencanaan penanganan bencana.

3.      Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.

4.      Mempersiapkan kebutuhan dasar


3.      GEMPA BUMI

            Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

            Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

            Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

 

4.      TSUNAMI

            Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter. Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun tsunami ini tidak terlalu merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng yang paling sering menimbulkan tsunami. Pada tahun 2006 Indonesia mengalami tsunami dahsyat setelah gempabumi berskala 8.9 SR terjadi di sekitar Aceh.

            Area yang memiliki risiko tinggi jika gempa bumi besar atau tanah longsor terjadi dekat pantai gelombang pertama dalam seri bisa mencapai pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area berada pada risiko yang lebih besar jika berlokasi kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan dalam beberapa meter dari garis pantai.

Apa yang dilakukan setelah terjadi tsunami:

1.      Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.

2.      Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.

3.      Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.

 

5.      TANAH LONGSOR

            Tanah longsor adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia selain gempa bumi, banjir, kekeringan, dan angin topan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

Adapun cara mengurangi risiko tanah longsor ialah sebagai berikut:

1.      Tidak membangun rumah atau vila di lereng gunung, sehingga beban tanah di wilayah tersebut bertambah.

2.      Tidak membuat sawah atau kolam di atas lereng karena air mudah meresap dan menimbulkan retakan di lereng.

3.      Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing atau lereng, untuk menghindari korban jiwa saat sewaktu-waktu terjadi longsor.

4.      Tidak menebang pohon secara membabi buta di sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan dapat mengikat tanah dan mencegah longsor.

5.      Menanami daerah lereng gunung dan bukit yang gundul dengan pepohonan, agar tidak terjadi erosi tanah apabila hujan datang.

6.      Membuat terasering atau sistem tanah bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit. Terasering akan memperlambat aliran air dan tanah saat hujan.

 

6.      KEBAKARAN HUTAN/LAHAN

            Kebakaran hutan dibedakan dengan kebakaran lahan. Kebakaran hutan yaitu kebakaran yang terjadi di dalam kawasan hutan, sedangkan kebakaran lahan adalah kebakaran yang terjadi di luar kawasan hutan dan keduanya bisa terjadi baik disengaja maupun tanpa sengaja (Hatta, 2008).

            Kebakaran hutan ialah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi karena pembakaran yang tidak dikendalikan, karena proses spontan alami, atau karena kesengajaan. Proses alami sebagai contohnya kilat yang menyambar pohon atau bangunan, letusan gunung api yang menebarkan bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhan kering yang mengandung minyak karena goyangan angin yang menimbulkan panas atau percikan api (Notohadinegoro, 2006). Kebakaran yang terjadinya akibat kesengajaan manusia dikarenakan oleh beberapa kegiatan, seperti kegiatan ladang, perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan lahan untuk ternak sapi, dan sebagainya (Hatta, 2008).

Dampak dan Akibat

Beberapa dampak kebakaran hutan yang sangat mungkin terjadi, antara lain:

1.      Kerusakan ekosistem hutan beserta flora dan fauna

2.      Kemampuan tanah menyerap air akan berkurang drastis sehingga dapat menyebabkan Asap hasil kebakaran dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan penglihatan

3.      Asap tebal dan meluas juga akan mengurangi jarak pandang, baik untuk transportasi darat, laut maupun udara

4.      Meningkatkan risiko kekeringan akibat sumber mata air yang hilang

5.      Potensi terjadinya pemanasan global akibat gas karbondioksida yang tersebar ke udara dalam jumlah besar.