BENCANA ALAM
BENCANA ALAM
1.
BANJIR
Banjir merupakan
bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Definisi banjir adalah
keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar.
Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran
air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai
atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang.
Penyebab banjir
mencakup curah hujan yang tinggi; permukaan tanah lebih rendah dibandingkan
muka air laut; wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan
dengan sedikit resapan air; pendirian bangunan disepanjang bantaran sungai;
aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh sampah; serta kurangnya
tutupan lahan di daerah hulu sungai. Meskipun berada diwilayah "bukan
langganan banjir'. Setiap orang harus tetap waspada dengan kemungkinan bencana
alam ini.
HAL YANG HARUS DILAKUKAN SAAT TERJADINYA BANJIR
§ Secepatnya membersihkan rumah dan halaman dari
sisa air banjir,
§ lumpur, dan sampah.
§ Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa
seperti ular, lipan,
§ tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk yang ikut
terbawa aliran banjir.
§ Gunakan antiseptik untuk membunuh kuman kuman
penyakit.
§ Segera gunakan persediaan air bersih untuk
mengurangi risiko diare
§ karena penyakit ini paling sering menjangkit
korban banjir.
§ Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan
terjadi banjir susulan.
§ Terus ikuti perkembangan informasi mengenai
banjir dari media serta
§ petugas di komunitas anda.
2.
GUNUNG MELETUS
Gunung meletus merupakan
peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat
di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih
dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava
yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi
sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Ciri - ciri Gunung Akan Meletus :
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda,
antara lain
1. Suhu di sekitar gunung naik.
2. Mata air menjadi kering
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang
disertai getaran (gempa)
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu
5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung
Berapi
1. Mengenali daerah setempat dalam menentukan
tempat yang aman untuk mengungsi.
2. Membuat perencanaan penanganan bencana.
3. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
4. Mempersiapkan kebutuhan dasar
3.
GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar
bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada
batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah
gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada
modifikasi Skala Mercalli.
4.
TSUNAMI
Tsunami merupakan
gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran
lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat
bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan
ketinggian gelombang hingga 30 meter. Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun
tsunami ini tidak terlalu merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan
pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng yang paling sering menimbulkan
tsunami. Pada tahun 2006 Indonesia mengalami tsunami dahsyat setelah gempabumi
berskala 8.9 SR terjadi di sekitar Aceh.
Area yang memiliki risiko tinggi jika gempa bumi besar atau tanah longsor terjadi dekat pantai gelombang pertama dalam seri bisa mencapai pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area berada pada risiko yang lebih besar jika berlokasi kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan dalam beberapa meter dari garis pantai.
Apa yang dilakukan setelah terjadi tsunami:
1. Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada
informasi aman dari pihak berwenang.
2. Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
3. Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang
Anda.
5. TANAH LONGSOR
Tanah longsor adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia selain gempa bumi, banjir, kekeringan, dan angin topan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
Adapun cara mengurangi risiko tanah longsor ialah sebagai berikut:
1. Tidak membangun rumah atau vila di lereng
gunung, sehingga beban tanah di wilayah tersebut bertambah.
2. Tidak membuat sawah atau kolam di atas lereng
karena air mudah meresap dan menimbulkan retakan di lereng.
3. Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing atau
lereng, untuk menghindari korban jiwa saat sewaktu-waktu terjadi longsor.
4. Tidak menebang pohon secara membabi buta di
sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan dapat mengikat tanah dan mencegah
longsor.
5. Menanami daerah lereng gunung dan bukit yang
gundul dengan pepohonan, agar tidak terjadi erosi tanah apabila hujan datang.
6. Membuat terasering atau sistem tanah bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit. Terasering akan memperlambat aliran air dan tanah saat hujan.
6.
KEBAKARAN HUTAN/LAHAN
Kebakaran hutan
dibedakan dengan kebakaran lahan. Kebakaran hutan yaitu kebakaran yang terjadi
di dalam kawasan hutan, sedangkan kebakaran lahan adalah kebakaran yang terjadi
di luar kawasan hutan dan keduanya bisa terjadi baik disengaja maupun tanpa
sengaja (Hatta, 2008).
Kebakaran hutan ialah
terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau mendatangkan bencana.
Kebakaran dapat terjadi karena pembakaran yang tidak dikendalikan, karena
proses spontan alami, atau karena kesengajaan. Proses alami sebagai contohnya
kilat yang menyambar pohon atau bangunan, letusan gunung api yang menebarkan
bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhan kering yang mengandung
minyak karena goyangan angin yang menimbulkan panas atau percikan api
(Notohadinegoro, 2006). Kebakaran yang terjadinya akibat kesengajaan manusia
dikarenakan oleh beberapa kegiatan, seperti kegiatan ladang, perkebunan (PIR),
Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan lahan untuk ternak sapi, dan sebagainya
(Hatta, 2008).
Dampak dan Akibat
Beberapa dampak kebakaran hutan yang sangat mungkin terjadi, antara
lain:
1. Kerusakan ekosistem hutan beserta flora dan
fauna
2. Kemampuan tanah menyerap air akan berkurang
drastis sehingga dapat menyebabkan Asap hasil kebakaran dapat menyebabkan
gangguan pernapasan dan penglihatan
3. Asap tebal dan meluas juga akan mengurangi
jarak pandang, baik untuk transportasi darat, laut maupun udara
4. Meningkatkan risiko kekeringan akibat sumber
mata air yang hilang
5. Potensi terjadinya pemanasan global akibat gas
karbondioksida yang tersebar ke udara dalam jumlah besar.
Penjelasannya mudah dipahami, terimakasih kak!
ReplyDeleteJangan lupa kunjungi website kampusku yaaa walisongo.ac.id
siap...sama2...Trimsksih sudh mngnjungi,,,
Delete