CLICK HERE

Friday, September 29, 2017

RESENSI NOVEL "KISAH CINTA ZAHRANA"

RESENSI NOVEL

KISAH CINTA ZAHRANA

 

 

1.         Identitas Buku

Judul buku      : Cinta Suci Zahrana

Penulis                            : Habibburrahman El Shirazy

Penerbit                          :Ihwan Publishing  House

Jumlah Halaman             : 284 Halaman

 

2.       Sinopsis

Dewi Zahrana adalah sosok seorang gadis yang sukses dengan pendidikanya. Banyak prestasi yang telah diraihnya. Ia lulus sarjana Arsitektur di Universitas Gajah Mada (UGM) dengan predikat mahasiswa terbaik. Dua bulan setelah wisuda ia ditawari untuk mengajar sebagai asisten dosen di UGM dan akan diproyeksikan untuk kuliah S2 di Belanda. Namun tawaran itu harus ia tolak karena mempertimbangkan kondisi orang tuanya yang sudah tua dan renta yang tak bisa ia tinggalkan jauh darinya. Karena prestasi yang banyak diraihnya, akhirnya ia diterima sebagai dosen di fakultas teknik Universitas Mangunkrasa.

Ia menulis banyak artikel tentang arsitektur. Artikel yang ia tulis di jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh RMIT Mellbourne, Australia mendapat apresiasi luar biasa dari para Arsitektur dunia. Dan puncaknya  ia  diundang ke Beijing untuk diberi penghargaan level internasional oleh school of architecture, Tsinghua University. Di Asia tenggara katanya ialah yang pertama kali meraihnya. Ia tak hanya mengangkat martabat keluarganya tetapi juga bangsa dan negara.

Namun kedua orang tuanya sudah kenyang dengan penghargaan yang diraihnya. Kini mereka sudah tak membutuhkanya lagi. Yang mereka butuhkan adalah melihat Zahrana menikah dan menimang cucu yang akan menemani mereka di masa tuanya.

Ketika kuliah S1 zahrana sempat ditawari Lina untuk menikah dengan Mas Andi yang kini menjadi suaminya, namun Zahrana menolaknya, setelah menolak mas Andi Zahrana kembali menolak Mas Gugun kaka temanya yang sudah sejak lama menyimpan perasaan pada Zahrana.

Setahun setelah menjadi dosen di Mangunkarsa ia ditawari menikah oleh kedua orang tuanya dengan seorang lurah yang berminat untuk melamarnya, namun ia tolak juga karena bertepatan dengan ia mendapatakan besiswa dari Dikti untuk kuliah S2 di ITB, jika ia menikah ia khawatir kuliahnya terganggu.

Ia mulai memahami keinginan orang tuanya untuk menikah yang sebenarnya ia pun menginginkannya, namun Zahrana berfikir pemuda mana yang mau menikahinya diumurnya yang sudah mencapai tiga puluh empat tahun. Namun Lina meyakinkanya dan berjanji untuk membantunya menemukanya dengan jodohnya.

Pak Sukarman, Dekan di Fakultas tempatnya bekerja ternyata sudah lama memperhatikanya dan jatuh cinta padanya, ia bermaksud untuk melamarnya.  Namun lamaran itu ia tolak karena ia tak dapat menerima perilakunya yang amoral. Dikalangan kampus sudah terkenal bahwa ia sering jowal-jawil mahasiswinya tetapi ia menganggapnya hanya guyon. bahkan satpam ditempanya bekerja itu pernah memergokinya sedang digerebek bersama perempuan tidak jelas di sebuah hotel, namun ia tidak diproses secara hukum karena ia membayar polisi dan semua orang yang menggerebeknya.

Karena penolakanya kepada Pak Sukarman ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanya. Namun setelah kejadian itu ia sering mendapatkan teror-teror keji yang masuk lewat HP nya. Tak lama kemudian ia diterima menjadi pengajar di STM Al-Fatah Mranggen.

Pada suatu malam ketika ia membuka emailnya Zahrana menerima sebuah email yang judulnya “Sebuah Tawaran jika Berkenan”. Ternyata itu adalah email dari Pak Didik yang isinya memintanya untuk menjadi isteri keduanya. Tubuhnya bergetar, ia tak tahu apa yang sedang dirasakanya, matanya berkaca-kaca.ia merasakan betapa tak mudanya menjadi seorang gadis yang terlambat menikah dan betapa susahnya menjadi wanita.

Esoknya ia nekat membawa Lina untuk menemui Bu Nyai, barangkali Bu Nyai bisa memberikan solusi atas masalah yang sedang dihadapinya. Zahrana hanya ingin menikah dengan lelaki yang sholeh, tak peduli dengan statusnya, pekerjaanya, ataupun lulusan apa. Bu Nyai menawarkan pada Zahrana seorang santri yang diandalkan Pak Kiyai. ia seorang duda tak beranak karena istrinya meninggal dan dia adalah seorang pedagang kerupuk, namanya Ramad. Bu Nyai bilang bahwa Zahrana boleh melihat dulu calon suaminya, lelaki itu akan disuruh Bu Nyai untuk berdagang disekitar perumahan Zahrana tanpa tahu  apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata penjual kerupuk itu masih muda dan tampan, otot lenganya yang kekar menjadi pesona tersendiri. Zahrana setuju untuk menikah dengan lelaki itu.

Upacara pernikahan Zahrana esok akan di gelar, namun ternyata Allah berkehendak lain. Bukan upacara pernikahan yang di gelar, melainkan upacara penguburan calon suaminya. Di hari yang sama ayahnya meninggal menyusul calon menantunya.

Zahrana sangat terpukul dengan kejadian ini, ia pingsan beberapa kali dan harus dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter yang merawat Zahrana ternyata adalah ibu dari mahasiswanya yang bernama Hasan, namanya Zulaikha. Hasan adalah mahasiswa yang ia bimbing skripsinya bahkan setelah ia tak menjadi dosen di Mangunkarsa ia tetap selalu meminta pendapat tentang skripsinya pada Bu Zahrana. Hasan pun sering mampir ke rumah Zahrana untuk meminta referensi untuk skripsinya itu. Zahrana termasuk orang yang di dengar pendapatnya oleh Hasan. 

Pada suatu sore Bu Zulaikha datang ke rumahnya bermaksud untuk menyampaikan lamaran Hasan kepadanya. Zahrana kaget dan tak percaya. Namun Bu Zulaikha berusaha meyakinkan bahwa Hasan benar-benar serius denganya dan ingin menikahinya.

Masih dalam rasa tak percayanya Zahrana mengajukan syarat jika memang benar Hasan serius padanya. Zahrana mengajukan syarat bahwa akad nikahnya hari itu juga bakda sholat Tarawih. Syarat yang diajukannya itu bukan berarti ia meragukan keseriusan Hasan, namun ia tak menginginkan hal-hal yang diluar kehendaknya sebagai manusia terulang kembali. Hasan menyetujuinya. Malam itu juga mereka menikah disaksikan jamaah solat Tarawih yang penuh dengan rasa Haru.

 

3.       Analisis Unsur Intrinsik

·         Tema

Tema yang diangkat dalam novel ini masih sama dengan novel-novel kang Abik sebelumnya yaitu menceritakan tentang kisah percintaan, bagaimana kehidupan seorang gadis dalam menemukan jodohnya.

·         Penokohan

o   Dewi Zahrana

Zahrana adalah tokoh utama dalam novel ini adalah orang yang pintar dan sering mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia selalu mementingkan kuliah dan selalu menunda-nunda untuk menikah, terkadang egois dan mengabaikan keinginan orang tuanya. terlihat pada kutipan berikut ini “ayah dan ibunya menyarankan untuk menikah dan menawari seorang lurah yang berniat melamarnya, namun itu bertepatan dengan ia mendapatkan beasiswa dari Dikti  untuk melanjutkan S2 di ITB. Ia tidak memilih untuk menikah dulu karena ia beralasan kalau menikah dulu konsentrasinya bisa terganggu”

o   Pak Munajat

Ia adalah ayahnya Zahrana, wataknya agak keras, tegas  namun penuh penyayang. Wataknya yang tegas dapat kita lihat pada kutipan “Alhamdulillah. Ikut senang. tapi lebih senang seandainya di wisuda hafal Al-Quran” pada halaman Sembilan. Pak Munajat adalah orang yang religius, “kamu kan tahu Nduk, Bapak mu itu kalau sudah bedug denger suara Azan ya urusanya langsung ke Musolla”(halaman 114).

o   Bu Nuriyah

Ibunya Zahrana ini sangat lemah lembut dan tidak tegaan. Selalu mengabulkan keinginan Zahrana seperti pada halaman lima ketika Zahrana ingin masuk SMA negeri.

o   Lina

o   Lina adalah sahabat dekat Zahrana sejak SMA. Di dalam novel dijelaskan bahwa Lina itu sahabat “yang meneduhkan dikala gelisah, dekat dikala susah, mengobati dikala sakit, dan mesra dikala bahagia”. Dengan melihat diaolog antara Lina dan Rana pada halaman 102 sampai 109 dan di halaman 164 sampai 168 kita akan lebih mengenal sosok Lina yang sangat menyayangi sahabatnya.

o   Hasan

Mahasiswa yang skripsinya dibimbing Zahrana namun akhirnya Hasan tertarik dengan Bu Zahrana dan akhirnya menjadi suaminya.

o   Bu Merlin

Orang yang sangat dihormati Zahrana karena Bu Merlin Yang membantu memasukan Zahrana ke universitas Mangunkarsa. Bu Merlin pun orang yang bijaksana.

o   Pak Karman

o   Pak Karman. Orang adalah orang amoral suka bermain dengan wanita lain, pendendam, kejam dan gelar yang disandangnya hanya sebagai pemanis. Seperti pada ucapanya ketika Zahrana menolak lamarannya  di halaman 214, “Kau benar-benar ingin mengajak bermain api denganku Zahrana. Baik tunggu pembalasanku. Kau akan tahu akibanya mempermainkan seorang Insinyur Haji Sukarman, Msc. Tunggu saja. Akan kubuat kau menangis siang dan malamdan merasakan penyesalan yang tiada berkesudahan”.

·         Alur

Alur penulisan novel ini adalah maju mundur. Pada bagian awal novel ini menceritakan tentang penghargaan yang dirah Zahrana, selanjutnya pembaca di ajak untuk kembali ke masa lalu zahrana tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan yang telah diraih Zahrana. cerita selanjutnya berkisah tentang jalan cerita Zahrana dalam menemukan jodohnya.

·         Latar/setting tempat

Pada bagian awal novel ini berlatar di Bandara karena Zahrana akan berangkat ke China, selanjutnya berlatar di China yang menceritakan betapa megahnya gaya arsitektur Tsinghua University dan beberapa bangunan tua di China seperti mesjid Niujie. Pada pertengahan cerita novel ini berlatar di daerah Solo tepatnya di daerah Mangunkarsa. Namun di Akhir novel ini kembali berlatar di China karena Zahrana menerima besiswa yang ditawarkan universitas Fudan. Hasan pun memilih melepaskan beaiswa di Malaysia dan lebih memilih kuliah di China mengikuti isterinya untuk sekalian berbulan madu. Tembok besar China menjadi saksi atas sucinya cinta mereka.

·         Sudut Pandang

Novel ini dibuat berdasarkan sudut pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan kata dia sebagai kata pengganti orang ketiga.

·         Amanat

Amanat yang ingin disampaikan penulis pada pembaca lewat novel ini adalah agar pembaca tidak sekedar mementingkan kehidupan dunianya, hanya mengejar gelar, popularitas, dan harta. Namun lewat novel ini penulis ingin mengajak pembaca untuk jangan menunda-nunda pernikahan sebagai salah satu bentuk ibadah dan penyempurnanya agama, sebagai bekal untuk kehidupanya setelah mati.

 

4.       Kelebihan dan Kekurangan Buku

Gaya bahasa puitis yang digunakan di beberapa bagian novel ini menjadi salah satu daya tarik untuk membacanya, misalnya pada halaman awal cerita, kang Abik menggunakan kata-kata “Mendung menggantung. Langit kelam. Gerimis perlahan turun. Titik air membasahi tanah, rerumputan, genting juga landasan terbang. Sebuah pesawat turun. Suaranya menderu. roda-rodanya menapak dan mencekram landasan”.

Cerita yang disampaikan dalam novel ini dekat dengan kehidupan sehari-hari dan banyak dialami orang disekitar kita.

Kekurangn dari novel ini adalah banyak tedapat kesalahan penulisan kata-kata,misalnya pada halaman tujuh seharusnya “makanya” tetapi hanya tertulis “maka”, pada halaman lima puluh lima “teringan” seharusnya “teringat”, pada halaman lima puluh lima “menjelasan” seharusnya “penjelasan”, dan pada halaman 164 seharusnya “orang” tapi malah jadi “onrang”.

 

5.       Manfaat

Manfaat yang dapat kita ambil setelah membaca novel ini adalah jangan terlalu memikirkan kuliah dan mengesampingkan ibadah. Sebenarnya bisa saja kuliah sambil menikah, toh banyak juga pasangan yang sukses dengan kuliahnya walaupun sudah menikah.

Lebih memperhatikan keinginan orang tua. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka karena kita tak mengetahui apa yang sebenarnya di inginkan orang tua kita, dan jangan pula seperti Zahrana yang terlambat untuk mewujudkan keinginan orang tuanya yang ingin melihatnya menikah karena sang ayah meninggal sebelum sempat menyaksikan anaknya menikah.

Novel ini memberikan pesan yang bernilai pendidikan, seperti pidato yang disampaikan Zahrana ketika menerima penghargaan di Beijing. Kita harus bisa menjaga lingkungan kita dengan baik. Jika sudah terjadi global warming kita tidak bisa menyalahkan lapisan ozon yang bolong. Pencegahan global warming bisa kita cegah mulai dari bentuk bangunan yang kita buat. Dalam membangun rumah perlu diperhatikan ekosistemnya. Desain rumah pun haruslah memilih yang ramah lingkungan seperti disain bangunan zaman dulu. Pagar-pagar tidak menggunakan bahan kimia seperti semen ataupun kayu mati, tetapi menggunakan tanaman hidup.

No comments:

Post a Comment