RESENSI NOVEL "KISAH CINTA ZAHRANA"
RESENSI NOVEL
KISAH CINTA ZAHRANA
1.
Identitas Buku
Judul buku : Cinta Suci Zahrana
Penulis :
Habibburrahman El Shirazy
Penerbit :Ihwan
Publishing House
Jumlah Halaman : 284 Halaman
2. Sinopsis
Dewi Zahrana adalah sosok seorang gadis yang sukses dengan pendidikanya. Banyak prestasi yang
telah diraihnya. Ia lulus sarjana Arsitektur di
Universitas Gajah Mada (UGM) dengan predikat mahasiswa terbaik. Dua bulan
setelah wisuda ia ditawari untuk mengajar sebagai
asisten dosen di UGM dan akan diproyeksikan untuk kuliah S2 di Belanda. Namun
tawaran itu harus ia tolak karena mempertimbangkan
kondisi orang tuanya yang sudah tua dan renta yang tak bisa ia tinggalkan jauh
darinya. Karena prestasi yang banyak diraihnya, akhirnya ia
diterima sebagai dosen di fakultas teknik Universitas Mangunkrasa.
Ia menulis banyak artikel tentang arsitektur. Artikel yang ia tulis di jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh RMIT
Mellbourne, Australia mendapat apresiasi luar biasa dari para Arsitektur dunia.
Dan puncaknya ia diundang ke Beijing untuk diberi penghargaan
level internasional oleh school of architecture, Tsinghua University. Di Asia tenggara katanya ialah yang pertama kali meraihnya. Ia tak hanya mengangkat martabat keluarganya tetapi juga
bangsa dan negara.
Namun
kedua orang tuanya sudah kenyang dengan penghargaan yang diraihnya. Kini mereka sudah
tak membutuhkanya lagi. Yang mereka butuhkan adalah melihat Zahrana
menikah dan menimang cucu yang akan menemani mereka di
masa tuanya.
Ketika
kuliah S1 zahrana sempat ditawari Lina untuk menikah dengan Mas Andi yang kini
menjadi suaminya, namun Zahrana menolaknya, setelah menolak mas Andi Zahrana
kembali menolak Mas Gugun kaka temanya yang sudah sejak lama menyimpan perasaan
pada Zahrana.
Setahun
setelah menjadi dosen di Mangunkarsa ia ditawari
menikah oleh kedua orang tuanya dengan seorang lurah yang berminat untuk
melamarnya, namun ia tolak juga karena bertepatan dengan ia mendapatakan
besiswa dari Dikti untuk kuliah S2 di ITB, jika ia menikah ia khawatir
kuliahnya terganggu.
Ia mulai memahami keinginan orang tuanya untuk menikah yang
sebenarnya ia pun menginginkannya, namun Zahrana berfikir pemuda mana yang mau
menikahinya diumurnya yang sudah mencapai tiga puluh empat tahun. Namun Lina meyakinkanya dan berjanji untuk membantunya menemukanya
dengan jodohnya.
Pak
Sukarman, Dekan di Fakultas tempatnya bekerja ternyata sudah lama
memperhatikanya dan jatuh cinta padanya, ia bermaksud
untuk melamarnya. Namun lamaran itu ia tolak karena ia tak dapat menerima perilakunya yang
amoral. Dikalangan kampus sudah terkenal bahwa ia
sering jowal-jawil mahasiswinya tetapi ia menganggapnya hanya guyon. bahkan satpam ditempanya bekerja itu pernah memergokinya
sedang digerebek bersama perempuan tidak jelas di sebuah hotel, namun ia tidak
diproses secara hukum karena ia membayar polisi dan semua orang yang
menggerebeknya.
Karena
penolakanya kepada Pak Sukarman ia memutuskan untuk
mengundurkan diri dari pekerjaanya. Namun setelah kejadian itu ia sering mendapatkan teror-teror keji yang masuk lewat HP
nya. Tak lama kemudian ia diterima menjadi pengajar di
STM Al-Fatah Mranggen.
Pada
suatu malam ketika ia membuka emailnya Zahrana
menerima sebuah email yang judulnya “Sebuah Tawaran jika Berkenan”. Ternyata
itu adalah email dari Pak Didik yang isinya memintanya untuk menjadi isteri
keduanya. Tubuhnya bergetar, ia tak tahu apa yang
sedang dirasakanya, matanya berkaca-kaca.ia merasakan betapa tak mudanya
menjadi seorang gadis yang terlambat menikah dan betapa susahnya menjadi
wanita.
Esoknya
ia nekat membawa Lina untuk menemui Bu Nyai,
barangkali Bu Nyai bisa memberikan solusi atas masalah yang sedang dihadapinya.
Zahrana hanya ingin menikah dengan lelaki yang sholeh, tak peduli dengan
statusnya, pekerjaanya, ataupun lulusan apa. Bu Nyai menawarkan pada Zahrana seorang santri yang diandalkan Pak
Kiyai. ia seorang duda tak beranak karena
istrinya meninggal dan dia adalah seorang pedagang kerupuk, namanya Ramad. Bu
Nyai bilang bahwa Zahrana boleh melihat dulu calon suaminya, lelaki itu akan
disuruh Bu Nyai untuk berdagang disekitar perumahan Zahrana tanpa tahu apa yang
sebenarnya terjadi. Ternyata penjual kerupuk itu masih muda
dan tampan, otot lenganya yang kekar menjadi pesona tersendiri. Zahrana setuju untuk menikah dengan lelaki itu.
Upacara
pernikahan Zahrana esok akan di gelar, namun ternyata
Allah berkehendak lain. Bukan upacara pernikahan yang di
gelar, melainkan upacara penguburan calon suaminya. Di hari yang sama ayahnya meninggal menyusul calon menantunya.
Zahrana
sangat terpukul dengan kejadian ini, ia pingsan
beberapa kali dan harus dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter yang
merawat Zahrana ternyata adalah ibu dari mahasiswanya yang bernama Hasan,
namanya Zulaikha. Hasan adalah mahasiswa yang ia
bimbing skripsinya bahkan setelah ia tak menjadi dosen di Mangunkarsa ia tetap
selalu meminta pendapat tentang skripsinya pada Bu Zahrana. Hasan
pun sering mampir ke rumah Zahrana untuk meminta referensi untuk skripsinya
itu. Zahrana termasuk orang yang di dengar pendapatnya
oleh Hasan.
Pada suatu sore Bu Zulaikha datang ke rumahnya bermaksud
untuk menyampaikan lamaran Hasan kepadanya. Zahrana kaget dan
tak percaya. Namun Bu Zulaikha berusaha meyakinkan
bahwa Hasan benar-benar serius denganya dan ingin menikahinya.
Masih dalam rasa tak percayanya Zahrana mengajukan syarat
jika memang benar Hasan serius padanya. Zahrana mengajukan
syarat bahwa akad nikahnya hari itu juga bakda sholat Tarawih. Syarat
yang diajukannya itu bukan berarti ia meragukan
keseriusan Hasan, namun ia tak menginginkan hal-hal yang diluar kehendaknya
sebagai manusia terulang kembali. Hasan menyetujuinya.
Malam itu juga mereka menikah disaksikan jamaah solat Tarawih
yang penuh dengan rasa Haru.
3. Analisis Unsur Intrinsik
·
Tema
Tema yang diangkat dalam novel ini
masih sama dengan novel-novel kang Abik sebelumnya
yaitu menceritakan tentang kisah percintaan, bagaimana kehidupan seorang gadis
dalam menemukan jodohnya.
·
Penokohan
o Dewi Zahrana
Zahrana
adalah tokoh utama dalam novel ini adalah orang yang pintar dan sering
mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia selalu
mementingkan kuliah dan selalu menunda-nunda untuk menikah, terkadang egois dan
mengabaikan keinginan orang tuanya. terlihat
pada kutipan berikut ini “ayah dan ibunya menyarankan untuk menikah dan menawari
seorang lurah yang berniat melamarnya, namun itu bertepatan dengan ia
mendapatkan beasiswa dari Dikti untuk
melanjutkan S2 di ITB. Ia tidak memilih untuk menikah dulu karena ia beralasan
kalau menikah dulu konsentrasinya bisa terganggu”
o Pak Munajat
Ia adalah ayahnya Zahrana, wataknya agak keras, tegas namun penuh
penyayang. Wataknya yang tegas dapat kita lihat pada kutipan
“Alhamdulillah. Ikut senang. tapi
lebih senang seandainya di wisuda hafal Al-Quran” pada halaman Sembilan. Pak
Munajat adalah orang yang religius, “kamu kan tahu Nduk, Bapak mu itu kalau
sudah bedug denger suara Azan ya urusanya langsung ke Musolla”(halaman
114).
o Bu Nuriyah
Ibunya Zahrana ini sangat lemah lembut
dan tidak tegaan. Selalu mengabulkan keinginan Zahrana seperti pada halaman lima ketika Zahrana ingin masuk SMA negeri.
o Lina
o Lina adalah sahabat dekat Zahrana sejak
SMA. Di dalam novel dijelaskan bahwa Lina itu sahabat “yang meneduhkan dikala
gelisah, dekat dikala susah, mengobati dikala sakit, dan mesra dikala bahagia”.
Dengan melihat diaolog antara Lina dan Rana pada halaman 102 sampai 109 dan di
halaman 164 sampai 168 kita akan lebih mengenal sosok Lina yang sangat
menyayangi sahabatnya.
o Hasan
Mahasiswa yang skripsinya dibimbing
Zahrana namun akhirnya Hasan tertarik dengan Bu Zahrana dan akhirnya menjadi
suaminya.
o Bu Merlin
Orang yang sangat dihormati Zahrana
karena Bu Merlin Yang membantu memasukan Zahrana ke universitas Mangunkarsa. Bu Merlin pun orang
yang bijaksana.
o Pak Karman
o Pak Karman. Orang adalah orang amoral
suka bermain dengan wanita lain, pendendam, kejam dan
gelar yang disandangnya hanya sebagai pemanis. Seperti pada ucapanya ketika
Zahrana menolak lamarannya
di halaman 214, “Kau benar-benar ingin mengajak bermain api
denganku Zahrana. Baik tunggu pembalasanku. Kau akan
tahu akibanya mempermainkan seorang Insinyur Haji Sukarman, Msc. Tunggu saja.
Akan kubuat kau menangis siang dan malamdan merasakan penyesalan yang tiada
berkesudahan”.
·
Alur
Alur penulisan novel ini adalah maju
mundur. Pada bagian awal novel ini menceritakan tentang penghargaan yang
dirah Zahrana, selanjutnya pembaca di ajak untuk kembali ke masa lalu zahrana
tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan yang telah diraih
Zahrana. cerita selanjutnya berkisah tentang
jalan cerita Zahrana dalam menemukan jodohnya.
·
Latar/setting tempat
Pada bagian awal novel ini berlatar di Bandara karena
Zahrana akan berangkat ke China, selanjutnya berlatar di China yang
menceritakan betapa megahnya gaya arsitektur Tsinghua University dan beberapa
bangunan tua di China seperti mesjid Niujie. Pada pertengahan
cerita novel ini berlatar di daerah Solo tepatnya di daerah Mangunkarsa.
Namun di Akhir novel ini kembali berlatar di China karena
Zahrana menerima besiswa yang ditawarkan universitas Fudan. Hasan pun memilih melepaskan beaiswa di Malaysia dan lebih memilih
kuliah di China mengikuti isterinya untuk sekalian berbulan madu. Tembok besar China menjadi saksi atas sucinya cinta mereka.
·
Sudut Pandang
Novel ini dibuat berdasarkan sudut
pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan kata dia sebagai
kata pengganti orang ketiga.
·
Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penulis
pada pembaca lewat novel ini adalah agar pembaca tidak sekedar mementingkan
kehidupan dunianya, hanya mengejar gelar, popularitas, dan harta. Namun lewat novel
ini penulis ingin mengajak pembaca untuk jangan menunda-nunda pernikahan
sebagai salah satu bentuk ibadah dan penyempurnanya agama, sebagai bekal untuk
kehidupanya setelah mati.
4. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Gaya bahasa puitis yang digunakan di beberapa bagian novel
ini menjadi salah satu daya tarik untuk membacanya, misalnya pada halaman awal
cerita, kang Abik menggunakan kata-kata “Mendung menggantung. Langit kelam.
Gerimis perlahan turun. Titik air
membasahi tanah, rerumputan, genting juga landasan terbang. Sebuah pesawat turun. Suaranya menderu.
roda-rodanya menapak dan mencekram landasan”.
Cerita yang disampaikan dalam novel ini dekat dengan
kehidupan sehari-hari dan banyak dialami orang disekitar kita.
Kekurangn
dari novel ini adalah banyak tedapat kesalahan penulisan kata-kata,misalnya
pada halaman tujuh seharusnya “makanya” tetapi hanya tertulis “maka”, pada
halaman lima puluh lima “teringan” seharusnya “teringat”, pada halaman lima
puluh lima “menjelasan” seharusnya “penjelasan”, dan pada halaman 164
seharusnya “orang” tapi malah jadi “onrang”.
5. Manfaat
Manfaat
yang dapat kita ambil setelah membaca novel ini adalah jangan terlalu
memikirkan kuliah dan mengesampingkan ibadah. Sebenarnya bisa saja
kuliah sambil menikah, toh banyak juga pasangan yang sukses dengan kuliahnya
walaupun sudah menikah.
Lebih
memperhatikan keinginan orang tua. Jangan sampai kita menjadi anak yang
durhaka karena kita tak mengetahui apa yang sebenarnya
di inginkan orang tua kita, dan jangan pula seperti Zahrana yang terlambat
untuk mewujudkan keinginan orang tuanya yang ingin melihatnya menikah karena
sang ayah meninggal sebelum sempat menyaksikan anaknya menikah.
Novel
ini memberikan pesan yang bernilai pendidikan, seperti pidato yang disampaikan
Zahrana ketika menerima penghargaan di Beijing. Kita harus bisa
menjaga lingkungan kita dengan baik. Jika sudah
terjadi global warming kita tidak bisa menyalahkan lapisan ozon yang bolong.
Pencegahan global warming bisa kita cegah mulai dari bentuk
bangunan yang kita buat. Dalam membangun rumah perlu
diperhatikan ekosistemnya. Desain rumah pun haruslah
memilih yang ramah lingkungan seperti disain bangunan zaman dulu. Pagar-pagar tidak menggunakan bahan kimia seperti semen ataupun
kayu mati, tetapi menggunakan tanaman hidup.
Comments
Post a Comment