Makalah Pelaksanaan Orde Lama
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Selama kurang
lebih sudah 68 tahun sebagai bangsa merdeka kita dihadapkan pada panggung
sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan dengan dekorasi, setting, aktor, maupun
cerita yang berbeda-beda. Setiap pentas sejarah cenderung bersifat ekslusif dan
Steriotipe. Karena kekhasannya tersebut maka kepada setiap pentas sejarah yang
terjadi dilekatkan suatu atribut demarkatif, seperti Orde Lama, Orde Baru Dan
Kini Orde Reformasi.
Karena
esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan dan pemikiran yang bersifat
apologetik dan keliru bahwa masing-masing Orde merefleksikan tatanan
perpolitikan dan ketatanegaraan yang sama sekali berbeda dari Orde sebelumnya
dan tidak ada ikatan historis sama sekali.
Orde Baru lahir
karena adanya Orde Lama, dan Orde Baru sendiri haruslah diyakini sebagai sebuah
panorama bagi kemunculan Orde Reformasi. Demikian juga setelah Orde Reformasi
pastilah akan berkembang pentas sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan lainnya
dengan setting dan cerita yang mungkin pula tidak sama.
Dari perspektif
ini maka dapat dikatakan bahwa Orde Lama telah memberikan landasan kebangsaan
bagi perkembangan bangsa Indonesia. Sementara itu Orde Baru telah banyak
memberikan pertumbuhan wacana normatif bagi pemantapan ideologi nasional,
terutama melalui konvergensi nilai-nilai sosial-budaya (Madjid,1998) Orde
Reformasi sendiri walaupun dapat dikatakan masih dalam proses pencarian bentuk,
namun telah menancapakan satu tekad yang berguna bagi penumbuhan nilai demokrasi
dan keadilan melalui upaya penegakan supremasi hukum dan HAM. Nilai-nilai
tersebut akan terus di Justifikasi dan diadaptasikan dengan dinamika yang
terjadi.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah yang hendak diuraikan dalam makalah ini adalah :
1. Apa
yang dimkasud pemerintahan orde lama?
2. Bagaimana
Proses Pelaksanaan Pemerintahan pada masa demokrasi terpimpin (orde lama) ?
3. Bagaimana
berakhirnya pemerintahan orde lama?
1.3.Landasan Teori
Secara umum
proses perjalanan bangsa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu, periode Orde Lama
dan periode Orde Baru. Namun dalam makalah ini kami akan sedikit membahas tentang
pelaksanaan pemerintahan pada masa demokrasi terpimpin (orde lama).
1.4.Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan
makalah ini, penyusun menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan sejumlah
data. Adapun teknik yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah pengumpulan data secara sekunder melalui
media perantara yaitu Internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Orde Lama
Orde
Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat keberatan
masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. Bung Karno lebih suka dengan nama Orde
Revolusi. Tapi Bung Karno tak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh
pemerintahan militer Orde Baru) di Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria
Mandala Jl. Gatot Subroto Jakarta).
Orde
Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi
komando. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan
sistem pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan saat Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando. Sebab dalam sistem Demokrasi Terpimpin
presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh bidang pemerintahan.
Sejak
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia masuk dalam suatu babak
kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Dalam
perjalanan sejarahnya bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan asas,
paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dan melalui berbagai hambatan dan ancaman yang membahayakan
perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.
Wujud berbagai hambatan adalah disintegrasi dan instabilisasi nasional sejak
periode Orde Lama yang berpuncak pada pemberontakan PKI 30 September 1945
sampai lahirlah Supersemar sebagai titik balik lahirnya tonggak pemerintahan
era Orde Baru yang merupakan koreksi total terhadap budaya dan sistem politik
Orde Lama dimana masih terlihat kentalnya mekanisme, fungsi dan struktur
politik yang tradisional berlandaskan ideoligi sosialisme komunisme.
Era
1950 - 1959 adalah era dimana presiden Soekarno memerintah menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950, dimana
periode ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959. Sebelum
Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran
menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga
negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara
Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal
17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan
menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut
sistem kabinet parlementer.
Pada
masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang
tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
1950-1951
- Kabinet Natsir
1951-1952
- Kabinet Sukiman-Suwirjo
1952-1953
- Kabinet Wilopo
1953-1955
- Kabinet Ali Sastroamidjojo I
1955-1956
- Kabinet Burhanuddin Harahap
1956-1957
- Kabinet Ali Sastroamidjojo II
1957-1959
- Kabinet Djuanda
2.2.Pelaksanaan Sistem Pemerintahan
Pada Masa Orde Lama (1950 – 1965 )
1.
Demokrasi
Liberal (1950 – 1959)
Dalam
proses pengakuan kedaulatan dan pembentukan kelengkapan negara, ditetapkan pula
sistem demokrasi yang dipakai yaitun sistem demokrasi liberal. Dalam sistem
demokrasi ini presiden hanya bertindak sebagai kepala negara. Presiden hanya
berhak mengatur formatur pembentukan kabinet. Oleh karena itu, tanggung jawab
pemerintah ada pada kabinet. Presiden tidak boleh bertindak sewenang-wenang.
Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri.
Dalam
sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi,Pni,dan PKI mempunyai
partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Dibentuklah kabinet-kabinet yang
bertanggung jawab kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat ) yang merupakan
kekuatan-kekuatan partai besar berdasarkan UUDS 1950.
Setiap
kabinet yang berkuasa harus mendapat dudkungan mayoritas dalam parlemen (DPR
pusat). Bila mayoritas dalam parlemen tidak mendukung kabinet, maka kabinet
harus mengemblikan mandat kepada presiden. Setelah itu, dibentuklah kabinet
baru untuk mengendalikan pemerintahan selanjutnya. Dengan demikian satu ciri
penting dalam penerapan sistem Demokrasi Liberal di negara kita adalah silih
bergantinya kabinet yang menjalankan pemerintahan.
Kabinet
yang pertama kali terbentuk pada tanggal 6 september 1950 adalah kabinet
Natsir. Sebagai formatur ditunjuk Mohammad Natsir sebagai ketua Masyumi yang
menjadi partai politik terbesar saat itu. Program kerja Kabinet Natsir pada
masa pemerintahannya secara garis besar sebagai berikut ;
a. Menyelenggarakan
pemilu untuk konstituante dalam waktu singkat.
b. Memajukan
perekonomian, keeshatan dan kecerdasan rakyat.
c. Menyempurnakan
organisasi pemerintahan dan militer.
d. Memperjuangkan
soal Irian Barat tahun 1950.
e. Memulihkan
keamanan dan ketertiban.
Dalam
menjalankan kebijakannya, kabinet ini banyak memenuhi hambatan terutama dari
tubuh parlemen sendiri. Bentuk negara yang belum sempurna dengan beberapa
daerah masih berada ditangan pemerintahan Belanda memperuncing masalah yang ada
dalam kabinet tersebut. Perbedaan politik antara presiden dan kabinet tersebut
menyebabkan kedekatan antara presiden dengan golongan oposisi (PNI). Hal itu
menentang sistem politik yang telah berlaku sebelumnya, bahwa presiden
seharusnya memiliki sikap politik yang sealiran dengan parlemen. Secara
berturut-turut setelah kejatuhan kabinet Natsir, selama berlakunya sistem
Demokrasi Liberal, presiden membentuk kabinet-kabinet baru hingga tahun 1959.
Pada
masa Demokrasi Liberal ini juga berhasil menyelenggarakan pemilu I yang
dilakukan pada 29 september 1955 dengan agenda pemilihan 272 anggota DPR yang
di lantik pada 20 Maret 1956. Pemilu pertama tersebut juga telah berhasil badan
konstituante (sidang pembuat UUD). Selanjutnya badan konstituante memiliki
tugas untuk merumuskan UUD baru. Dalam badan konstituante sendiri, terdiri
berbagai macam partai, dengan dominasi partai-partai besar seperti
NU,PKI,Masyumi dan PNI. Dari nama lembaga tersebut dapatlah diketahui bahwa
lembaga tersebut bertugas untuk menyusun konstitusi. Konstituante melaksanakan
tugasnya ditengah konflik berkepanjangan yang muncul diantara pejabat militer,
pergolakan daerah melawan pusat dan kondisi ekonomi tak menentu.
2.
Demokrasi
Terpimpin (1959 – 1965)
·
Sistem
politik Demokrasi Terpimpin
Kekacauan
terus menerus dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang disebabkan oleh
begitu banyaknya pertentangan terjadi dalam sistem kenegaraan ketika
diberlakukannya sistem demokrasi liberal. Pergantian dan berbagai respon dari
dari daerah dalam kurun waktu tersebut memaksa untuk dilakukannya revisi
terhadap sistem pemerintahan. Ir.Soekarno selaku presiden memperkenalkan konsep
kepemimpinan baru yang dinamakan demokrasi terpimpin. Tonggak bersejarah di
berlakukannya sistem demokrasi terpimpin adalah dikeluarkannya Dekrit Presiden
5 Juli 1959.
Peristiwa
tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah terbentuk sebelumya. Satu hal
pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin adalah
kekuasaan Presiden. Dalam Demokrasi Liberal, parlemen memiliki kewenangan yang
terbesar terhadap pemerintahan dan pengambilan keputusan negara. Sebaliknya,
dalam sistem Demokrasi Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh
bidang pemerintahan.
Dengan
diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet dari Kabinet
Karya (pimpinan Ir.Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan
dengan pembentukan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir.Soekarno sebagai perdana
menteri dan Ir.Djuanda sebagai menteri pertama. Kabinet ini yang memiliki program khusus yang berhubungan
dengan masalah keamanan,sandang pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pergantian
institusi pemerintahan anatara lain di MPR (pembentukan MPRS), pemebntukan
DPR-GR dan pembentukan DPA.
Perkembangan
dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah pernetapan GBHN pertama. Pidato
Presiden pada acara upacara bendera tanggal 17 agustus 1959 berjudu”Penemuan
Kembali Revolusi Kita”dinamakan Manifestasi Politik Republik Indonesia(Manipol),yang
berintikan USDEK (UUD 1945,Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Kepribadian Indonesia). Institusi negara selanjutnya adalah mengitegrasikan
sejumlah badan eksekutif seperti MPRS, DPRS, DPA, Depernas, dan Front Nasional
dengan tugas sebgai menteri dan ikut serta dalam sidang-sidang kabinet tertentu
yang selanjutnya ikut merumuskan kebijaksanaan pemerintahan dalam lembaga
masing-masing.
Dalam
Demokrasi Terpimpin presiden mendapat dukungan dari tiga kekuatan besar yaitu
Nasionalis, Agama dan Komunis. Ketiganya menjadi kekuatan presiden dalam
mempertahankan kekuasaannya. Kekuasaan mutlak presiden pada masa itu telah
menjadikan jabatan tersebut sebagai pusat legitimasi yang penting bagi lainnya.
Presiden sebagai penentu kebijakan utama terhadap masalah-masalah dalam negeri
maupun luar negeri .
·
Gerakan
30 September 1965
Salah
satu momen sejarah yang mungkin paling membekas dalam perjalanan sejarah
Indonesia adalah Peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa tersebut sampai
saat ini masih menimbulkan kontrofersi dalam pengungkapan fakta yang
sebenarnya. Berbagai versi tentang gerakan 30 S tersebut telah dikemukakan
diantaranya;
Peristiwa G 30 S versi Pemerintah Orde Baru
yakni peristiwa 30 S merupan suatu tindakan makar yang dilakukan oleh PKI
terhadap pemerintah Indonesia yang sah. Tindakan kudeta tersebut dilakukan
untuk merebut kekuasaan dari Ir.Soekarno selaku Penguasa Tertinggi Angkatan
Bersenjata dan Presiden seumur hidupberdasarkan konsep Demokrasi Terpimpin. Cara
penggulingan tahun 1965 tersebut adalah dengan menyatukan sejumlah organisasi
onderbouw yang masih tersisa pascaperistiwa 1948.
·
Dampak
G 30 S dan Proses Peralihan Kekuasaan Politik
Adapun
dampak dari peristiwa G 30 S adalah :
·
Demostrasi menentang
PKI
Penyelesaian aspek politik terhadap para
pelaku G 30 S 1965/PKI akan di putuskan dalam sidang Kabinet Dwikora tanggal 6
Oktober 1965 dan belum terlihat adanyaa tanda-tanda akan dilaksanakan. Berbagai
aksi digelar untuk menuntut pemeritah agar segera menyelesaikan masalah tersebut
dengan seadil-adilnya. Aksi dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda-pemuda dan
pelajar-pelajar Indonesia seperti KAPPI,KAMI dan KAPI. Mucul pula kasi yang
dilakukan oleh KABI,KAWI yang membulatkan tekad dalam Front Pancasila.
·
Mayjen Soeharto menjadi
Pangad
Sementara itu untuk mengisi kekosongan
pimpinan AD, pada tanggal 14 oktober 1965 Panglima Kostrad/Pangkopkamtib Mayjen
Soeharto diangkat menjadi Menteri/Panglima AD. Bersamakan itu diadakan
tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI dan ormasnya.
·
Kedaan ekonomi yang
buruk
Sementara itu kedaan ekonomi semakin
memburuk. Pada saat itu politik sebagai panglima, akibatnya masalah lain
terabaikan. Akibatnya di daerah muncul berbagai gejolak sosial yang pada
puncaknya menimbulakan pemberontakan.
·
Tri Tuntutan Rakyat
Pada tanggal 12 januari 1966 berbagai
kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila tersebut berkumpul di
halaman gedung DPR-GR untuk mengajukan Tritura yang isinya :
a. Pembubaran
PKI dan ormas-ormasnya.
b. Pembersihan
kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
c. Penurunan
harga barang-barang.
Aksi Tritura berlangsung selama 60 hari
sampai dikeluarkannya surat perintah 11 Maret 1966.
·
Kabinet seratus menteri
Pada tanggal 21 februari 1966
presiden Soekarno mengumumkan perubahan kabinet 9 (reshuffle). Kabinet baru ini
diberi nama kabinet Dwikora yang disempurnakan.
Adapun proses
peraliahan kekuasaan politik dari orde lama ke orde baru adalah sebagai berikut
;
1) Tanggal
16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri Panglima
Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Jenderal. Pada awalnya
untuk menghormati presiden AD tetap mendukungnya. Namun presiden enggan
mengutuk G 30 S AD mulai mengurangi dukungannya dan lebih muali tertarik
bekerja sam dengan KAMI dan KAPPI.
2) Keberanian
KAMI dan KAPPI terutam karena merasa mendapat perlindungan dari AD. Kesempatan
ini digunakan oleh Mayjen Soeharto uintuk menawarkan jasa baik demi pulihnya
kemacetan roda pemerintahan dapat diakhiri. Untuk itu ia mengutus tiga Jenderal
yaitu M.Yusuf, Amir macmud dan Basuki Rahmat oleh Soeharto untuk menemui
presiden guna menyampaikan tawaran itu pada tanggal 11 Maret 1966. Sebagai
hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966.
3) Pada
tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat rahasia dari Presiden
melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di lampiri sebuah konsep surat
penugasan mengenai pimpinan pemerintahan sehari-hari kepada pemegang
Supersemar.
4) Pada
8 Februari 1967 oleh Jenderal Soeharto konsep tersebut dibicarakan bersama
empat panglima angkatan bersenjata.
5) Disaat
belum tercapainya kesepakatan antara pemimpin ABRI, masalah pelengkap Nawaksara
dan semakin bertambah gawatnya konflik,
pada tanggal 9 Februari 1967 DPR-GR
mengajukan resolusi dan memorandum kepada MPRS agar sidang Istimewa
dilaksanakan.
6) Tanggal
10 Februari 1967 Jend. Soeharto menghadap kepad presiden Soekarno untuk
membicarakan masalah negara.
7) Pada
tanggal 11 Februari 1967 Jend.Soharto mengajukan konsep yang bisa digunakan
untuk mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi tentang pernyataan
presiden berhalangan atau presiden menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada
pemegang Supersemar sesuai dengan ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966, presiden
kemudian meminta waktu untuk mempelajarinya.
8) Pada
tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu kembali dengan
presiden, presiden tidak dapat
menerima konsep tersebut karena
tidak menyetujui pernyataan yang isinya berhalangan.
9) Pada
tanggal 13 Februari 1967, para panglima berkummpul kembali untuk membicarakan
konsep yang telah telah disusun sebelum diajukan kepada presiden
10) Pada
tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh presiden setelah
diadakan sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah dengan kata-kata
menjaga dan menegakkan revolusi.
11) Pada
tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana Negara presiden
/Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi telah menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar yaitu Jend.Soeharto.
12) Pada
bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam rangka mengukuhkan
pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus mengangkat Jenderal Soeharto
sebagai pejabat presiden RI.
2.3.Berakhirnya
Pemerintahan Orde Lama
Soekarno
menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang
isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat –
menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan
negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal
Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti
anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya
ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke
empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai
presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto
sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Orde
Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat keberatan
masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. BK lebih suka dengan nama Orde
Revolusi. Tapi BK tak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh pemerintahan
militer Orde Baru) di Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria Mandala Jl.
Gatot Subroto Jakarta).
Orde
Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi
komando. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan
sistem pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan saat Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando.
Pada
masa orde lama ada dua pelaksanaanyaitu Masa demokrasi leberal dan Masa
demokrasi terpimpin. Pada demokrasi liberal kekuatan demokrasi belum tampak
karena demokrasi dan pemerintahan masih berpusat pada bangsawan dan kaum
terpelajar,sehingga rakyat kebanyakan tidak mengerti apa itu demokrasi.
Sedangkan pada demokrasi terpimpin demokrasi hanyalah sebuah kendaraan.
Layaknya mobil, demokrasi merupakan sarana mereka untuk maju sebagai pemimpin
politik. Sarana untuk mengeksploitasi simpati rakyat untuk memperoleh suara
sebanyak-banyaknya
3.2.Kebijakan/Rekomendasi
Sejarah
perjuangan bangsa Indonesia harus selalau di ingat dan dikenang jangan
dilupakan karena itu merupakan sejarah historis yang mampu mempersatukan bangsa
Indonesia. Ambil pelajaran dari sistem-sistem pemerintahan dari orde lama sampe
era reformasi sekarang. Buat Indonesia menjadi lebih baik dari zaman-zaman
sebelumnya.
Makalah
ini hanya sebagai acuan pembelajaran yang mungkin masih banyak kekurangannya,
maka dari itu kami sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik maupun saran
yang dapat membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://sokhi95.blogspot.com/2013/04/makalah-mengenai-orde-lama-orde-baru.html
http://mhafizyazid.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://yusila94.blogspot.com/2013/01/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia.html
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah ............................................................................. 2
1.3. Landasan
Teori................................................................................... 2
1.4.
Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1.
Pengertian
Orde Lama....................................................................... 3
2.2.
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Pada Masa Orde Lama
(1950-1965) ....................................................................................... 4
2.3.
Berakhirnya Pemerintahan Orde Lama ............................................. 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 11
3.1.Kesimpulan ........................................................................................ 11
3.2.Kebijakan/Rekomendasi .................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT. Karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyusun
makalah ini. Kami ucapkan banyak terima kasih juga kepada guru mata pelajaran PKN
kelas XII ADPER yang sudah memberikan tugas makalah ini, sehingga kami bisa
belajar dan mengetahui banyak pengetahuan tentang “Pelaksanaan Sistem Pemerintahan
pada Masa Demokrasi Terpimpin (Orde Lama)” yang juga kami jadikan sebagai judul dari makalah ini.
Harapan kami dengan adanya makalah
ini, siapa saja yang membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan
motivasi untuk lebih mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian dari kami semoga makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya kami sebagai penyusun.
Sebagai manusia kami pun menyadari,
bahwa penyusun tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan makalah yang akan datang.
Banjarsari, November 2013
Penyusun
Comments
Post a Comment