Makalah Kata Tugas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kata adalah unsur bahasa terkecil
yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai
makna. Ada banyak ragam pembentukan
kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian
besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan
beberapa komponen yang berbeda.
Dalam makalah ini kami
akan membahas beberapa jenis kata dalam bahasa
Indonesia, yaitu Kata Benda
(Nomina), Kata Bilangan (Numeralia) dan Kata Ganti
(Pronomina).
1.2.Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kata benda?
2.
Apa yang dimaksud dengan kata bilangan?
3.
Apa yang dimaksud dengan kata ganti?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Informatika Al Ihya tahun pelajaran
2013/2014. Selain itu juga, makalah ini bertujuan
agar penulis maupun pembaca dapat memahami
materi tentang kata benda, kata
bilangan serta kata ganti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk
suatu benda, bentuk benda itu
sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. dalam bahasa Indonesia kata benda (nomina)
terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri
dari 2 jenis, yaitu :
1) Kata Benda (Nomina)
Dasar: Kata benda dasar atau
nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara konkret
menunjukkan identitas suatu benda, sehingga
kata ini sudah tidak bisa
lagi diuraikan ke bentuk lainnya.
Contoh :
buku, meja, kursi, radio, dll.
2) Kata Benda (Nomina)
Turunan: Nomina turunan atau kata
benda turunan ialah jenis kata
benda yang terbentuk karena proses afiksasi
sebuah kata dengan kata atau
afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu :
a) Verba + (-an) contoh:
Makanan.
b) (Pe-) + Verba contoh: Pelukis.
c) (Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.
d) (Per-) + Nomina
+ (-an) contoh: Perbudakan.
2.2.Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan
adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan
tempat dari nama-nama benda.
Menurut
sifatnya kata bilangan dapat dibagi atas:
1. Kata bilangan
utama (numeralia cardinalia):satu, dua, tiga, empat, seratus,
seribu,dan sebagainya.
2. Kata bilangan
tingkat (numeralia ordinalia):pertama, kedua, ketiga, kelima,
kesepuluh, keseratus, dan sebagainya.
3. Kata bilangan
tak tentu:beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya
4. Kata bilangan
kumpulan:kedua, kesepuluh, dan sebagainya.
Penggunaan kata
bilangan adalah sebagai berikut:
1. Angka dipakai
untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan
angka arab atau angka romawi.
a) Angka digunakan
untuk menyatakan:
b) Ukuran panjang,
berat, luas, dan isi,
c) Satuan waktu,
d) Nilai uang, dan
e) Kuantitas .
2. Angka lazim
dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat.
Misalnya: Jalan tanah
abang 1 No. 15 Hotel Indonesia, Kamar
169
3. Angka digunakan
juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya: Bab X,Pasal 5, halaman 252,
Surah Yasin:9
4. Penulisan
lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Bilangan utuh : dua ratus dua puluh dua (222)
Bilangan pecahan: seperdelapan
( ),
dua per lima ( )
5. Penulisan
lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Misalnya:
Paku buwono X; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini; lihat
bab //, Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di tingkat kedua gedung itu; di
tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat //.
6. Penulisan
lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang
berikut.
( lihat juga keterangan tentang tanda
hubung, Bab V, Pasal E, ayat 5).
7. Lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata dituis dengan
huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya :
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
8. Lambang
bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susuna kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang
tamu.
Bukan :
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang
tamu diundang Pak Darmo
9. Angka yang
menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagaian supaya lebih mudah
dibaca.
Misalnya :
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta
rupiah.
Penduduk indonesia berjumlah lebih dari 120 juta
orang
10. Bilangan tidak
perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya :
Kantor kami mempunyai dua puluh orang
pegawai.
Bukan :
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang
pegawai.
11. Jika bilangan
dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisanya harys tepat.
Misalnya :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp.999,75(sembilan
ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)
2.3.Kata Ganti (Pronomina)
Yang
termasuk jenis kata ini adalah
segala kata yang dipakai untuk menggantikan
kata benda atau yang dibendakan.
Kata ganti menurut sifat dan
fungsinya dapat dibedakan atas:
1.
Kata Ganti Orang
(Pronomina Personalia)
a. Orang I
§ Tunggal : aku
untuk menyatakan
kerendahan diri: hamba, sahaya, patik, abdi
untuk mengungkapkan
sesuatu suasana yang agung: kami (pluralis majestatis)
§ Jamak : kami, kita
b. Orang II
§ Tunggal : engkau,
kamu
paduka, tuan,
Yang Mulia, saudara, ibu, bapakdan lain-lain
§ Jamak : kamu
c. Orang III
§ Tunggal : dia,
beliau
Untuk orang
yang sudah meninggal: mendiang, almarhum atau almarhumah
§ Jamak : mereka
2.
Kata Ganti Pemilik
(Pronomina Possessiva)
Adalah segala kata yang menggantikan kata ganti orang
dalam kedudukan sebagai pemilik: -ku, -mu, -nya, kami, kamu, mereka.
Dalam fungsinya
sebagai pemilik, kata-kata ini mengambil
bentuk ringkas dan dirangkaikan saja di belakang
kata yang diterangkan (disebut sebagai bentuk enklitis).
Contoh: pensilku
= pensil aku
pensilmu = pensil kamu
apabila bentuk ringkas itu dirangkaikan
di depan sebuah kata, disebut proklitis.
Contoh: kupinjam,
kaupinjam
3.
Kata Ganti Penunjuk
(Pronomina Demonstrativa)
Adalah kata yang
menunjuk di mana terdapat sesuatu
benda. Ada tiga macam kata
ganti penunjuk:
a. Menunjuk sesuatu di tempat pembicara :
ini
b. Menunjuk sesuatu di tempat lawan
bicara :
itu
c. Menunjuk sesuatu di tempat orang
ketiga :
di sana
4.
Kata Ganti Penghubung
(Pronomina Relativa)
Adalah kata yang
menghubungkan anak kalimat dengan suatu kata benda
yang terdapat dalam induk kalimat. Jadi fungsi kata penghubung
adalah:
a. Menggantikan kata benda yang terdapat dalam induk kalimat
b.Menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.
5.
Kata Ganti Penanya
(Pronomina Innterrogativa)
Adalah kata yang
menanyakan tentang benda, orang atau
suatu keadaan. Kata ganti penanya dalam
bahasa Indonesia yaitu:
a. Apa :
untuk menanyakan benda
b. Siapa :
(si + apa) untuk menanyakan orang
c. Mana :
untuk menanyakan pilihan seseorang atau beberapa hal
barang.
Kata ganti penanya tersebut dapat dipakai lagi
dengan bermacam-macam penggabungan dengan kata depan
Contoh:
dengan apa dengan siapa dari mana
untuk apa untuk siapa ke mana
buat apa kepada siapa dan lain-lain
Selain dari kata-kata itu ada
pula kata ganti penanya yang lain yang bukan menanyakan orang atau benda
tetapi menanyakan keadaan, perihal dan sebagainya:
mengapa bilamana betapa
berapa kenapa bagaimana
6.
Kata Ganti Tak
Tentu (Pronomina Indeterminativa)
Adalah kata yang
menggantikan atau menunjukkan benda atau orang dalam
keadaan yang tidak tentu atau umum.
Contoh:
masing-masing siapa-siapa seseorang
sesuatu barang para
salah (salah satu…)
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk
suatu benda, bentuk benda itu
sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Kata benda terbagi
menjadi beberapa jenis yaitu Kata
Benda (Nomina) Dasar dan Kata Benda (Nomina) Turunan.
2. Kata bilangan
adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan
tempat dari nama-nama benda.
Menurut sifatnya kata bilangan dapat dibagi atas:
1) Kata bilangan
utama (numeralia cardinalia):satu, dua, tiga, empat, seratus,
seribu,dan sebagainya.
2) Kata bilangan
tingkat (numeralia ordinalia):pertama, kedua, ketiga, kelima,
kesepuluh, keseratus, dan sebagainya.
3) Kata bilangan
tak tentu:beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya
4) Kata bilangan
kumpulan:kedua, kesepuluh, dan sebagainya.
3. Kata Ganti adalah segala kata
yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan. Kata ganti menurit sifatnya
dibedakan atas Kata Ganti orang
(Pronomina Personalia), Kata Ganti Pemilik
(Pronomina Possessiva), Kata Ganti Penunjuk
(Pronomina Demonstrativa), Kata Ganti Penghubung
(Pronomina Relativa), Kata Ganti Penanya
(Pronomina Innterrogativa),
Kata Ganti Tak Tentu (Pronomina
Indeterminativa).
3.1.Saran
Untuk memperoleh
ketepatan penggunaan kata dalam kalimat,
kita harus paham betul akan makna ataupun konsep yang terwakili dalam kata-kata yang dipilihnya. Dalam memilih kata yang tepat untuk suatu
kalimat dibutuhkan pengetahuan tentang gagasan yang dikemukakan dalam kata itu.
Di samping itu,
pengetahuan tentang ciri-ciri kata benda, kata ganti
dan kata bilangan harus pula kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
http://aristhaserenade.blogspot.com/2011/02/jenis-jenis-kata.html
http://www.tugasku4u.com/2013/02/makalah-pembentukan-kata-dan-kalimat_18.html
Comments
Post a Comment