MAKALAH UNSUR PERIODIK
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Sampai
saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk
setiap unsur. Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya
membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak
dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang
disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak
informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam
mempelajari dan mengenali unsur-unsur yang kini jumlahnya 155 macam.
1.2.Rumusan
Masalah
Dari latarbelakang
diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1)
Bagaimana sejarah sistem periodik unsur?
2)
Bagaimana sistem periodik medern?
3)
Apa saja sifat-sifat dari periodik unsur?
4)
Apa saja golongan unsur dalam sistem
periodik?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini diantaranya :
1.
Untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Kimia di SMK Muhamadiyah 1 Banjarsari
2.
Untuk mengetahui
sejarah system periodik unsur.
3.
Untuk mengetahui
tentang system periodik modern.
4.
Untuk mengetahui
sifat-sifat dari periodik unsur.
5.
Untuk mengetahui
golongan unsur dalam system periodik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Sistem Unsur Periodik
Pertama
kali pengelompokkan unsur-unsur didasarkan pada sifat logam, bukan logam, dan
semi logam (metalloid), kemudian pengelompokkan didasarakan pada massa
atom, yang pada waktu itu sudah diketahui. Dengan diketahuinya bahwa nomor atom
merupakan sifat khas unsur (temuan Moseley), pengorganisasian unsur disusun
berdasarkan urutan nomor atom dalam bentuk periode panjang.
Orang
pertama yang menyusun tabel periodik unsur adalah johan W. Dobereiner.
Susunannya didasarkan pada massa atom yang didasarkan pada teori atom Dalton.
Menurut Dalton, massa atom merupaka sifat khas yang membedakan suatu unsur
dengan unsur-unsur lain. Dengan demikian, terhadap hubungan antara massa atom
dan sifat-sifat atom unsur.
Menurut
Dobereiner, jika massa atom unsur A ditambah massa atom unsur B kemudian
dirata-ratakan menghasilkan massa atom unsur tertentu, maka ketiga unsur
tersebut akan memilikia sifat yang mirip. Ketiga unsur ini dinamakan triade.
2.2.Sistem
Periodik Modern
Sistem
periodik modern adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan
tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.
Sistem
periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa
sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat
tertentu akan berulang secara periodik.
Periode
Lajur-lajur
horizontal dalam sistem periodik disebut Periode.
Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode
sebagai berikut.
Periode |
JumlahUnsur |
Nomor Atom |
1 2 3 4 5 6 7 |
2 8 8 18 18 32 32 |
1 – 2 3 – 10 11 -18 19 – 36 37 – 54 55 – 86 87 – 118 |
Sistem
periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat unsur. para ahli
menemukan bahwa sifat-sifat unsur bergantung pada konfigurasi elektronnya.
Kemiripan sifat di antara unsur-unsur segolongan terjadi karena unsur-unsur
tersebut mempunyai elektron valensi yang sama. Sebagai contoh, Perhatikanlah
konfigurasi elekron unsur-unsur golongan IA berikut:
Unsur |
Nomor Atom |
K |
L |
M |
N |
O |
P |
Q |
H Li Na K Rb Cs Fr |
1 3 11 19 37 55 87 |
1 2 2 2 2 2 2 |
1 8 8 8 8 8 |
1 8 18 18 18 |
1 8 18 32 |
1 8 18 |
1 8 |
1 |
2.3.Sifat
Periodik Unsur
Sistem
periodik unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan
sifat. Lajur horizontal, yang selanjutnya disebut periode, disusun menurut
kenaikan nomor atom, sedangkan lajur vertikal, yang selanjutnya disebut
golongan, disusun menurut kemiripan sifat.
Unsur
segolongan bukannya mempunyai sifat yang sama, melainkan mempunyai kemiripan
sifat. Setiap unsur memiliki sifat khas yang membedakannya dari unsur lainnya.
Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
unsur-unsur yang menempati golongan A yang disebut unsur golongan utama, dan
unsur-unsur yang menempati golongan B yang disebut unsur transisi.
Sistem
periodik unsur modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, terdiri
atas 7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek
karena berisi sedikit unsur, sedangkan periode lainnya disebut periode panjang.
Golongan terbagi atas golongan A dan golongan B. Unsur-unsur golongan A disebut
golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi.
Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan B mulai
terdapat pada periode 4.Dalam sistem periodik unsur yang terbaru, golongan
ditandai dengan golongan 1 sampai dengan golongan 18 secara berurutan dari kiri
ke kanan. Dengan cara ini, maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai
dengan golongan 12.
Berikut
sifat-sifat sistem periodik unsur.
1. Jari-Jari
Atom
Jari-jari
atom adalah jarak inti atom sampai kulit terluar. Sifat-sifat periodik unsur
berdasarkan jari-jari atomnya sebagai berikut.
a.
Unsur segolongan dalam tabel sistem periodik,
semakin ke bawah, jumlah kulitnya semakin banyak, sehingga jari-jari atom akan
semakin besar.
b.
Jari-jari atom unsur-unsur seperiode dalam
tabel sistem periodik, semakin ke kanan semakin kecil. Hal ini terjadi karena
jumlah elektron semakin ke kanan semakin banyak yang menyebabkan gaya tarik
elektron semakin kuat.
Jari-jari
atom adalah setengah jarak inti dua atom yang sama dalam ikatan tunggal.
Jari-jari atom unsur logam diukur dari jarak dua atom kristal padatnya,
sedangkan unsur non logam dari panjang ikatan kovalen tunggal.
Dalam
suatu golongan, unsur mempunyaielektron valensi sama, tetapi jumlah kulitnya
bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya, jari-jari atom bertambah dari atas ke
bawah, contohnya Na (1,90) dan KI(2,35).
2. Energi
Ionisasi
Energi
ionisasi (energy ionization) adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Besarnya
energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk memaksa satu atom
untuk melepaskan elektronnya, atau bagaimana “eratnya” elektron terikat dalam
atom. Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan elektronnya.
Sifat-sifat
periodik unsur berdasarkan energi ionisasinya sebagai berikut.
a.
Unsur dalam satu golongan, semakin ke bawah
energi ionisasinya akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke bawah,
gaya tarik inti semakin lemah, sehingga eletron akan mudah lepas.
b.
Energi ionisasi unsur dalam satu periode,
semkain ke kanan akan semakin besar, kecuali energi ionisasi sebagai berikut.
§ Unsur-unsur
yang berada dalam satu golongan IIA lebih besar daripada unsur golongan IIIA
yang berada dikanannya.
§ Unsur-unsur
yang berada dalam golongan VA lebih besar daripada unsur golongan VIA yang
berada di kanannya.
Berdasarkan
hukum coloumb, daya tarik inti atom terhadap elektronnya (F) berbanding
terbalik dengan jarak (r) pangkat dua .
Bila
jarak itu makin kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energi ionisasi
makin besar. Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin kecil.
Dari kepriodikan telah diketahui bahwa dalam satu perioda, jari-jari berkurang
dari kiri ke kanan. Sudah tentu energi ionisasi pertama bertambah dari kiri ke
kanan. Demikian pula dalam satu golongan, energi ionisasi pertamanya akan
bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari atomnya makin kecil.
3. Elektronegatif
Elektronegatif
adalah kemampuan atom untuk menangkap elektron dari atom lain. Sifat-sifat
periodik unsur berdasarkan elektronegatifnya sebagai berikut.
a.
Unsur-unsur dalam satu golongan, semakin ke
bawah elektronegatifnya akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena gaya tarik
inti yang makin lemah, sehingga sukar menarik elektron dari luar.
b.
Unsur-unsur dalam satu periode,
elektronegatifnya semakin ke kanan akan semakin besar. Hal ini terjadi karena
gaya tarik inti yang makin kuat, sehingga mudah menarik elektron dari luar.
Unsur
dalam satu perioda mempunyai jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan.
Akibatnya, daya tarik inti terhadap elektron kulit terluar (termasuk pasangan
elektron yang dipakai bersama) juga bertambah dari kiri kekanan.
Keelektronegatifan unsur segolongan bertambah dari bawah ke atas juga karena
pertambahan jari-jari atomnya.
Nilai
keelektronegatifan berguna untuk menentukan kecenderungan pasangan elektron
dalam ikatan. Jika perbedaannyabesar, pasangan itu cenderung ke atom yang
keelektronegatifan nya lebih besar sehingga ikatan bersifat polar. Akan tetapi
jika perbedaan itu kecil sekali, maka pasangan elektron berada ditengah dan
tidak polar.
4. Sifat
logam
Sifat-sifat
unsur logam yang spesifik, antara lain :mengkilap, menghantarkan panas dan
listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan
menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang
membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem
periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas
unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan
logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga
diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur
yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Sifat-sifat
periodik unsur berdasarkan sifat logamnya sebagai berikur.
§ Sifat
logam pada unsur-unsur satu golongan pada tabel sistem periodik, semakin ke
bawah semakin besar karena makin mudah melepaskan elektron (gaya tarik inti
makin lemah).
§ Sebaliknya,
dalam satu periode, semakin ke kanan sifat logamnya akan makin berkurang,
karena makin sulit melepaskan elektron.
5. Reaktivitas
Reaktif
artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah
makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam
pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar
menangkap electron.
Kereaktifan
suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri
ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah
hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.
6. Afinitas
Elektron
Afinitas
elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom
menerima elektron.
Jika
ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam
satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada
satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik
elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
2.4.Beberapa
Golongan Unsur Dalam Sistem Periodik
Unsur
segolongan bukannya mempunyai sifat yangidentik, melainkan hanya
mirip.Unsur-unsur tersebut mungkin mempunyai sifat yang sama, tetapi kadarnya
berbeda. Salah satu sifat unsur logam alkali (golongan IA), yaitu bereaksi
dengan air. Akan tetapi, kecepatan reaksinya berbeda.Dari atas ke bawah,
unsur-unsur itu bereaksi makin dahsyat.Satu hal yang harus disadari bahwa
setiap unsur mempunyai sifat khas yang membedakannya dari unsur
lainnya.Pengelompokan unsur dalam satu golongan dapat dibandingkan dengan
pengelompokan makhluk hidup. Misalnya, keluarga kucing yang meliputi kucing
rumah, harimau, dan singa. Setiap anggota keluarga itu berbeda satu dengan yang
lain, tetapi jelas merupakan satu kelompok jika dibandingkan dengan keluarga
lain, misalnya keluarga gajah. Untuk melihat kemiripan sifat diantara unsur segolongan,
maka dilihat dari beberapa golongan berikut:
1.
Golongan IA (Logam Alkali)
Unsur-unsur
golongan IA, yaitu lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium, kecuali
hidrogen. Disebut logam alkali karena unsur tersebut membentuk basa yang larut
dalam air. Semua logam alkali tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras
karet penghapus, dapat diiris dengan pisau) dan ringan (massa jenis Li, Na, dan
K kurang dari 1 g).Kereaktifan logam alkali bertambah dari litium ke fransium.
Logam alkali mempunyai 1 elektron valensi yang mudah lepas, sehingga merupakan
kelompok logam yang paling aktif, dapat terbakar di udara, dan bereaksi hebat
dengan air.[18]Dengan air, Na bereaksi hebat, K menyala
dan Rb serta Cs bereaksi dengan menimbulkan ledakan; gumpalan besar Na juga
bereaksi dengan ledakan. Li, Na dan K dapat ditangani di dalam air meskipun
cepat menjadi panas. Yang lainnya harus ditangani dengan menggunakan argon.
Dalam air raksa, Natrium dan logam-logam lainnya larut dengan hebatnya.
Senyawaan
Unsur-Unsur Golongan I
a.
Senyawaan Biner
Logam-logam bereaksi langsung dengan sebagian unsur-unsur
menghasilkan senyawaan biner atau aliasi. Sebagian besar diperikan untuk unsur
yang tepat. Yang paling penting adalah oksida, diperoleh dengan pembakaran.
Mereka dengan mudah terhidrolisis oleh air.
b.
Hidroksida
Hidroksidanya putih, merupakan padatan kristal NaOH yang
menyerap air (titik leleh ) dan KOH (titik leleh ). Padatan dan
larutan akuanya menyerap dari atmosfer. Juga larutan secara bebas dan
eksotermis dalam air dan dalam alkohol juga digunakan bilamana dibutuhkan basa
alkali yang kuat.
c.
Garam-Garam Ionik
Garam-garam dari semua asam telah diketahui;
biasanya tidak berwarna, berbentuk kristal, padatan ionik. Warna timbul dari
anion-anion yang berwarna, kecuali bilamana kerusakan diinduksi dalam kisi,
misalnya, dengan radiasi. Garam-garam logam alkali umumnya dicirikan oleh titik
leleh yang tinggi, oleh hantaran listrik lelehannya, dan kemudahannya larut
dalam air. Bagi garam-garam asam kuat, garam Li biasanya paling larut
dalam air di antara garam-garam logam alkali, sedangkan bagi asam-asam lemah garam
Li biasanya kurang larut daripada garam-garam unsur lainnya.
2.
Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)
Unsur-unsur
golongan IIA terdiri dari: Berillium, Magnesium, Calsium, Stronsium, Barium,
dan Radium. Unsur-unsur ini disebut logam alkali tanah karena dapat membentuk
basa, tetapi senyawa-senyawanya kurang larut dalam air. Unsur alkali tanah
umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa berupa deposit (endapan) dalam tanah.
Logam alkali tanah juga tergolong logam aktif, tetapi kereaktifannya kurang
dibandingkan logam alkali seperiode, dan hanya akan terbakar di udara bila
dipanaskan. Kecuali Berillium, logam alkali tanah larut dalam air membentuk
basa.[20]
Senyawaan-Senyawaan
Biner
Halida. Halida
anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida-halida
magnesium dan kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk hidrat,
seperti juga kelarutannya dalam air, menurun dengan naiknya ukuran, dan
halida-halida Sr, Ba, dan Ra biasanya anhidrat.
Senyawaan
lain. Logam-logam, seperti alkali, bereaksi dengan banyak
unsur lain. Senyawaan seperti fosfida, silisida, atau sulfida sangat ionik dan
terhidrolisis dalam air.
Garam
Okso, Ion-Ion dan Kompleks
Semua
unsurnya membentuk garam okso,garam okso Mg dan Ca seringkali
terhidrat. Karbonat-karbonatnya semua agak tidak larut dalam air.
Dan
hasil kali kelarutannya menurun dengan naiknya ukuran digunakan
dalam bubuk obat lambung untuk menyerap asam.
Hanya
Mg dan Ca yang memperlihatkan kecendrungan yang dapat diterima untuk
membentuk kompleks-kompleks dalam larutan, dengan beberapa
perkecualian, ligannya adalah oksigen. Kompleks kelat oksigen, diantaranya yang
terpenting adalah dengan jenis ligan etilendiamintetraasetat (EDTA), mudah
terbentuk dalam larutan akua yang basa.
3.
Golongan IIIA
Unsur-unsur
golongan ini yaitu: aluminium, gallium, indium, dan thallium. Aluminium adalah
unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan
seperti felspar dan mika. Gallium dan In terdapat hanya dalam runutan pada
batuan Al dan Zn. Thallium, juga merupakan unsur yang jarang, diperoleh kembali
dari debu asap yang berasal dari pemanggangan pyrit dan batuan sulfida lainnya.
Unsur-unsurnya lebih bersifat logam daripada bor, dan kimiawi senyawaannya
lebih ionik. Aluminium adalah logam yang keras, kuat, dan
berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagaimanapun juga tahan
terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada
permukaannya.
Gallium,
indium, dan thallium bersifat lunak, putih dan merupakan logam
yang cukup reaktif, nudah larut dalam asam.
4.
Golongan IVA
Unsur-unsur
ini terdiri dari: silikon, germanium, timah dan timbal. Silikon hanya
yang kedua setelah oksigen dalam kelimpahannya di alam (kira-kira 28% dari
kerak bumi) dan terdapat beragam dalam mineral silikat dan sebagai
kuarsa. Germanium, timah, dan timbal adalah unsur-unsur yang
jarang didapat. Kegunaan yang utama Ge, Sn, dan Pb adalah sebagai logam-logam,
tetapi alkil-timah dan senyawaan timbaldibuat dalam skala besar. Silikon
dan Ge digunakan sebagai semikonduktor, khususnya dalam transistor.
Silikon biasanya agak kurang reaktif. Germanium agak lebih reaktif daripada
silikon. Timah dan timbaldiperolehdengan reduksi oksida atau sulfidanya
dengan karbon. Timah dan timbal melarut dalam beberapa asam, dan dapat diserang
secara cepat oleh halogen.
5.
Golongan VA
Unsur-unsur
ini terdiri dari: fosfor, arsen, antimon dan bismuth. Fosfor terutama
berada dalam mineral keluarga apatit. Arsen, Sb, dan Bi,
terutama terdapat sebagai mineral sulfida. Fosforbenar-benar bukan
bersifat logam dalam kimiawinya, namun As, Sb, dan Bi memperlihatkan
suatu kenaikan kecenderungan sifat logam dan prilaku sebagai kation. Fosfor diperoleh
melalui reaksi batuan fosfat dengan batu- bara dan pasir dalam suatu pembakar
listrik. Arsen, Sb, dan Bidiperoleh sebagai logamnya melalui
reduksi oksidanya dengan karbon dan hidrogen. Logamnya terbakar pada pemanasan
dalam oksigen menghasilkan oksida.
6.
Golongan VIA
Unsur-unsur
ini terdiri dari: sulfur, selenium, tellurium, dan polonium. Unsur-unsur ini
ada kemiripan yang sangat kecil dengan kimiawi oksigen, alasannya adalah:
a.
Sulfur, Se, Te, dan Po mempunyai
keelektronegatifan yang lebih rendah daripada oksigen, yang berarti bahwa
senyawaannya mempunyai sifat kurang ionik.
b.
Bagi sulfur khususnya, terdapat ikatan ganda.
c.
Valensinya tidak terbatas pada 2.
d.
Sulfur mempunyai kecendrungan kuat untuk
katenasi.
Sulfur terdapat
secara luas di alam sebagai unsur, dalam bijih sulfida, dan sebagai sulfat.Selenium
dan tellurium kelimpahannya lebih sedikit namun lebih sering terdapat
sebagai mineral selenida dan tellurida dalam bijih sulfida. Poloniumterdapat
dalam mineral U dan Th sebagai produk rangkaian peluruhan radioaktif.
7.
Golongan VIIa (Halogen)
Unsur-unsur
golongan VIIA merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif. Semua
unsur haloen bereaksi dengan tipe yang sama, walaupun kereaktifannya berbeda.
Halogen dengan logam membentuk senyawa yang kita sebut garam. Contohnya NaF,
NaCl, NaBr, dan NaI. Oleh karena itu pula, unsur golongan VIIA disebuthalogen yang
artinya pembentuk garam. Kereaktifan unsur halogen berkurang dari F ke I. Semua
unsur halogen (golongan VIIA) berupa molekul diatomik( ),
berwarna, dan bersifat racun. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna
hijau muda, bromin berwarna merah, dan uap iodin berwarna ungu (iodin padat
berwarna hitam).
Fluor terdapat
secara meluas, misalnya sebagai, fluorspar, kryolit, dan lain-lain.
Ia lebih melimpah daripada klor. Fluor paling reaktif secara
Kimia
dari sekalian unsur, dan segera bergabung pada suhu biasa atau suhu tinggi
dengan semua unsur selain ,He, Ne, dan Kr, seringkali dengan sangat kuat.
Klor terdapat
sebagai NaCl, KCl, Mg dan sebagainya dalam air laut, danau bergaram,
dan sebagai deposit yang berasal dari penguapan prasejarah danau bergaram. Klor
adalah gas yang kehijauan. Ia melarut sedang dalam air, sambil bereaksi.
Brom terdapat
sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom
adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia
melarut sedang dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut nonpolar
seperti .
Iod terdapat
sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (Guano). Iod
adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosferia
menyublim tanpa meleleh.
8.
Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Unsur-unsur
golonan VIIIA, yaitu helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon,
disebut gas mulia karena semuanya berupa gas yang sangat stabil,
sangat sukar bereaksi dengan unsur lain. Tidak ditemukan satu pun senyawa alami
dari unsur-unsur tersebut. Unsur gas mulia terdapat di alam sebagai gas
monoatomik (atom-atomnya berdiri sendiri). Menurut para ahli, hal itu
disebabkan kulit terluarnya yang sudah terisi penuh.Kulit terluar yang
terisi penuh menjadikan unsur tidak reaktif. Namun demikian, kripton,
xenon, dan radon ternyata dapat “dipaksa” bereaksi dengan beberapa unsur,
sedangkan helium, neon, dan argon hingga sekarang belum berhasil direaksikan.
Gas mulia mempunyai titik cair dan titik didih yang sangat rendah; titik
didihnya hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya.
Heliumterdapat
dalam mineral radioaktif. Gas ini aslinya terdiri seluruhnya atas peluruhan
isotop uranium atau thorium yang memancarkan partikel . Inti helium
inimenerima elektron dari unsur sekitarnya, mengoksidasinya, dan bila batuannya
cukup “impermeable”, helium tetap diperangkap.
Gas
Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan waktu
paruh pendek, dicirikan dalam rangkaian peluruhan dari uranium dan thorium. Na,
Ar, Kr, dan Xe diperoleh dengan fraksionasi udara cair. Kegunaan utama He
adalah sebagai cairan dalam krioskopi. Argon dapat digunakan untuk menyediakan
suatu lingkungan yang inert dalam peralatan laboratorium, dalam pengelasan,
dalam lampu listrik yang diisi gas. Neon digunakan untuk tabung sinar pemutusan
muatan.
9.
Unsur-Unsur Transisi
Unsur-unsur
transisi adalah unsur-unsur yang terdapat di bagian tengah sistem periodik,
yaitu unsur-unsur golongan tambahan (golongan B atau golongan IB, IIB, IIIB,
IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB).
Unsur-unsur transisi
mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari Unsur golongan utama,
diantaranya adalah:
a.
Semua unsur transisi tergolong logam,
b.
Mempunyai kekerasan, titik leleh, dan titik
didih yang relatif tinggi,
c.
Banyak diantaranya membentuk senyawa-senyawa
berwarna.
Jadi, unsur transisi
disebut dengan unsur Sc sampai Zn atau unsur blok d.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari
pembahasan yang dipresentasikan di atas dapat disimpulkan bahwaOrang pertama
yang menyusun tabel periodik unsur adalah johan W. Dobereiner. Susunannya
didasarkan pada massa atom yang didasarkan pada teori atom Dalton. Selain itu,
perkembangan sistem periodik unsur ini diikuti oleh cara perkembangannya yang
terdiri dari sistem Dobreiner, Mendeleyev, dan hukum Oktaf Newland. Tabel
periodik unsur ini ditemukan dengan berbagai macam unsur karena adanya berbagai
sifat-sifat yang terkandung dalam periodik unsur, sekaligus tabel periodik
unsur terdiri dari golongan utama maupun golongan transisi.
3.2.Saran
Dari
semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman
bisa mengerti lagi tentang sistem periodik unsur ini, dan semoga teman-teman
memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika ada terdapat kekurangan
terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih telah memperhatikan
sekaligus memahami materi kami.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah tentang “UNSUR PERIODIK” ini dapat terselesaikan.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.
Makalah ini berisi
ulasan-ulasan yang membahas tentang Kajian
Unsur-unsur Periodik. Setitik harapan
dari saya sebagai penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa
menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun
miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Ciamis, Juni 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3. Tujuan
Penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1. Sistem
Periodik................................................................................... 2
2.2. Sistem
Periodik Modern .................................................................... 2
2.3. Sifat
Periodik Unsur .......................................................................... 3
2.4. Beberapa
Golongan Unsur dalam Sistem Periodik ........................... 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 14
3.2. Saran
.................................................................................................. 14
Comments
Post a Comment