MAKALAH KETERBATASAN SUMBER DAYA ALAM TENAGA LISTRIK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Di
Indonesia Kebutuhan akan listrik sangat besar sekali. Tidak ndu dibayangkan
apabila kita hidup tanpa adanya listrik. Kita bagaikan hidup dijaman dahulu.
Besarnya kebutuhan listrik diIndonesia harus pula diimbangi dengan pemasukan
atau produksi listrik yang seimbang. Semakin banyak kebutuhan listrik yang
diperlukan produksi listrik yang perlu dihasilkan pun harus semakin besar.
Peran warga sangatlah penting dalam penggunaan listrik diIndonesia. Kenapa ? karena
ditangan penggunanyalah kita dapat menghemat listrik atau menghambur-hamburkan
listrik. Sosialisasi dari pihak PLN mungkin ndu sedikit membuat warga tersadar
bahwa kita perlu menghemat listrik. Jika kita ndu menghemat listrik otomatis
beraarti kita juga menghemat biaya.
1.2.Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan
di atas, maka rumusan permasalahannya:
1. Bagaimana
tentang masalah kelangkaan dan keterbatasan sumber daya alam tenaga listrik
saat ini?
2. Bagaimana
peran warga Negara dalam mendukung upaya pemenuhan kebutuhan listrik?
3. Bagaimana
dengan Penghemat listrik karya anak bangsa sekarang ini?
3.1.Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan makalah ini adalah
untuk memberikan informasi yang ada dalam rumusan masalah, tetapi secara operasional
tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui berapa besar peningkatan jumlah daya
listrik yang tersambung untuk pelanggan rumah tangga, ndustri dan bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Kelangkaan dan Keterbatasan Sumber Daya Energi
Listrik
Sejak ada kenaikan harga BBM pada akhir Mei
2008, PLN menerapkan giliran pemadaman listrik di berbagai lokasi. Terjadi
pengurangan pasokan listrik pada pembangkit tenaga listrik yang ada, baik yang
dimiliki PLN maupun yang bukan. Pengurangan ini terjadi akibat permintaan
meningkat terhadap listrik sejak terjadinya kenaikan harga BBM. Kenaikan
permintaan ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya permintaan industri,
disebabkan biaya produksi yang lebih murah bila menggunakan listrik
dibandingkan dengan BBM. Terjadinya pemadaman listrik secara bergiliran
tentunya akan berdampak ekonomi yang cukup luas.
Sebenarnya sejak krisis yang terjadi pada
tahun 1998, Indonesia dianggap lebih beruntung dibandingkan dengan Filipina
karena memiliki sejumlah cadangan minyak dan gas bumi, meskipun kebangkitan
ekonomi Indonesia dan Filipina tertinggal dibandingkan dengan Thailand dan
Malaysia. Sepuluh tahun kemudian, Indonesia mesti menghadapi kenyataan bahwa
cadangan minyak dan gas bumi nasional semakin tipis di samping kenyataan bahwa
harga minyak mentah dunia yang selalu naik dan berakibat buruk bagi situasi
ekonomi nasional. Indonesia telah menjadi negara net oil importer country yang
awalnya diperkirakan akan dialami pada tahun 2015, artinya menipisnya cadangan
minyak dan gas bumi nasional terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Hingga
apabila tidak tanggap bertindak mengantisipasi kondisi kritis ketersediaan
sumber energi dan listrik akan terjadi kelangkaan dengan segala implikasinya,
meskipun tanda-tanda ke arah itu sudah ditunjukkan dengan adanya giliran
pemadaman listrik.
Energi
listrik merupakan salah satu komponen terpenting untuk menunjang pembangunan
suatu bangsa. Peningkatan pembangunan, pertambahan jumlah penduduk dan
penigkatan taraf hidup menyebabkan laju konsumsi energi listrik semakin
meningkat. Para pengguna energi listrik di Indonesia, baik pengguna energi
untuk tujuan usaha, sosial, maupun pengguna energi listrik untuk keperluan
rumah tangga belum menyadari akan keterbatasan energi listrik yang tersedia,
sehingga dalam menggunakannya, mereka seakan-akan tidak memperdulikan tentang
keterbatasan sumber energi listrik saat ini. Akibatnya, masih banyak daerah
yang belum tersentuh aliran listrik utamanya daerah terpencil.
Untuk
mencapai tersedianya tenaga listrik yang ada sekarang pembangunan dan
pengembangan sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN perlu dikembangkan
dengan penggunaan sumber energi tanpa bahan bakar minyak dalam rangka menghemat
penggunaan bahan bakar minyak, sekaligus mengatasi masalah kekurangan akan
bahan bakar minyak dan ini dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber energi
seperti tenaga air, angin, biogas, surya dan lain sebagainya.
Kebutuhan
akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Untuk
tetap dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari para pelanggan, maka sistem
tenaga listrik haruslah dikembangkan seirama dengan kenaikan kebutuhan akan
tenaga listrik dari para pelenggan.
PLN
sebagai perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengelola energi listik harus
memberikan pelayanan yang baik, dalam hal pemenuhan kebutuhan energi listrik,
menjamin keamanan, kenyamanan dan kehandalan pengoprasiannya baik masa sekarang
maupun dimasa yang akan datang.
Pertambahan
jumlah penduduk yang semakin pesat juga diiringi pertumbuhan ekonomi,
menyebabkan kebutuhan terhadap tenaga listrik semakin tinggi, sehingga terasa
perlunya suatu penyediaan dan penyaluran tenaga listrik yang memadai baik dari
segi teknis ekonomisnya. Pengunaan tenaga listrik sekarang ini adalah merupakan
salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat dan seringkali dianggap
sebagai salah satu tolak ukur taraf kemajuan rakyat sejalan dengan perkembangan
teknologi.
Pertubumbuhan
ekonomi dan pentarifan dasar energi listrik (TDL) yang ditentukan oleh
pemerintah dan PLN merupakan hal yang paling mempengaruhi terhadap
pemakaian/konsumsi energi lisrtik, karena dalam teori ekonomi mikro, permintaan
akan suatu komoditas termaksud energi listrik dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya: harga barang yang diminta, harga barang lain, pendapatan, selera
dan kemakmuran (Aminuddin dalam Mahyuddin, 2008).
2.2.Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan
Kebutuhan Listrik
Bangsa Indonesia Kebutuhan akan energi
listrik yang ramah lingkungan merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh bangsa
indonesia. Dengan besarnya cadangan panas bumi yang dimiliki oleh indonesia
bahkan menjadi sumber yang terbesar didunia yang diperkirakan 40% cadangan
panas bumi berada diindonesia yang dikenal dunia dengan sebutan ring of fire,
sehingga pemanfaatan sumber daya alam ini sangat diperlukan serta kelebihannya
yang merupakan sumber energi yang ramah lingkungan sehingga energi panas bumi
merupakan primadona untuk pembangkit listrik
Meskipun dalam realisasinya tidaklah mudah
karena adanya beberapa hambatan dan besarnya biaya investasi untuk membangun
pembangkit listrik tersebut, tapi dengan meningkatnya kesadaran untuk hidup
sehat serta menipisnya cadangan energi fosil diharapkan kekayaan alam indonesia
berupa panas bumi ini terus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sulit
dibayangkan seperti apa kehidupan ini tanpa adanya listrik, dapat dipastikan
kita akan berada dizaman batu, tanpa adanya penemuan dari Michael Faraday
tersebut. Hari ini, listrik telah menjadi urat nadi kehidupan, menerangi kota
dan desa, menggerakan ekonomi hingga menjadi salah satu sumber energi yang
menghasilkan banyak kemanfaatan bagi kehidupan umat manusia. Di Tanah Air
terdapat beberapa macam pembangkit listrik berfungsi menghasilkan energi
listrik yang akan digunakan oleh masyarakat, hingga memenuhi kebutuhan
industri. Pembangkit yang paling umum kita kenal adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Air atau PLTA. Jelas bahan utama agar PLTA dapat berfungsi adalah ketersedian
air sebagai pemutar turbin guna menghasilkan energi listrik. Kelemahan utama
yang dihadapi oleh pembangkit listrik ini adalah jika musim kemarau tiba,
ketersediaan air menjadi kurang. Selain itu, kita juga mengenal Pembangkit
Listrik Tenaga Uap atau PLTU. Bahan bakar utama PLTU adalah batu bara dan bahan
bakar minyak. Tentunya biaya produksi listrik melalui PLTU lebih mahal
ketimbang PLTA karena harus menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak bumi.
Tidak hanya itu, kita juga mengenal adanya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD). Sama halnya dengan PLTU, PLTD membutuhkan sumber bahan bakar guna
memutar mesin diesel. Mengacu kepada data yang dilansir Perusahaan Listrik
Negara, kebutuhan listrik di Indonesia saat ini mencapai 16,07 Tera Watt Hour
(TWh). Kebutuhan itu disuplai dari pembangkit yang ada mulai dari PLTA, PLTU
hingga PLTD.
Namun, satu hal yang perlu disikapi,
mengandalkan produksi energi listrik dari PLTA , PLTU dan PLTD memiliki
sejumlah kelemahan karena keterbatasan sumber energi berupa air, batu bara dan
minyak bumi. Apalagi batu bara, gas alam dan minyak bumi merupakan sumber
energi yang sekali pakai langsung habis dan tidak dapat diperbarui. Data 2012
menunjukan penghasil listrik terbesar dihasilkan PLTU sebesar 49,9 persen, diikuti
PLTGU 26,75 persen dan PLTA 10 persen . Sementara, ketersediaan energi nasional
saat ini sebagaimana dilansir Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk
minyak bumi sekitar 9,1 miliar barel dengan produksi 887 bbl per tahun dan
hanya tersisa untuk 28 tahun lagi. Untuk gas alam hanya tersedia 185,8 trilliun
Kaki kubik dengan produksi 2,95 TSCF dan hanya bersisa 62 tahun. Sedangkan batu
bara sebanyak 19,3 miliar ton yang diproduksi 340 juta ton per tahun dan hanya
tersisa 120 tahun. Artinya, jika sumber energi tadi telah habis, maka perlu
dicari alternatif baru kalau tidak ingin peradaban berhenti karena punahnya
listrik. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan adalah panas
bumi. Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), saat
ini potensi listrik yang dapat dihasilkan dari tenaga panas bumi mencapai 29
Gigawatt, atau 40 persen dari potensi dunia. Tetapi, penggunaan energi panas
bumi sebagai pembangkit listrik baru digunakan sebanyal 1.341 Megawatt atau
empat persen. Energi panas bumi adalah energi yang terdapat dan terbentuk di
dalam kerak bumi dan dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik . Saat ini
potensi energi panas bumi di Indonesia tersebar di 276 lokasi yang bersifat
terbarukan dan tidak akan habis. Salah satu kelebihan yang dimiliki adalah
lebih bersih dan bersifat terbarukan. Penggunaannya tidak memiliki limbah dan
lebih praktis karena merupakan sumber panas alami yang berasal dari perut bumi.
Panas bumi juga termasuk energi yang ramah lingkungan karena emisi gas CO2 yang
dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil, disamping itu pengembangan
panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan karena untuk menjaga keseimbangan
sistem panas bumi diperlukan perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah
resapan.
idak
hanya itu, dalam pengangkutan sumber daya panas bumi tidak terpengaruh oleh
resiko transportasi karena tidak menggunakan mobile transportation tetapi hanya
menggunakan jaringan pipa dalam jangkauan yang pendek. Yang paling utama
produktivitas sumber daya panas bumi relatif tidak terpengaruh oleh perubahan
iklim tahunan sebagaimana yang dialami oleh sumber daya air yang digunakan oleh
PLTA. Kita patut bangga pada 2006 PT Pertamina mendirikan anak perusahaan yaitu
Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang diamanatkan mengelola serta
mengembangkan energi panas bumi di Tanah Air. Saat ini PT Pertamina memiliki
hak pengelolaan atas 15 Wilayah Kerja Pengusahaan (WKP) geothermal dengan total
potensi 8.480 MW setara dengan 4.392 MMBOE. Dari 15 WKP tersebut, 10 WKP
dikelola sendiri oleh PT PGE,yaitu Kamojang 200 MW, Lahendong 60 MW, Sibayak12
MW, Ulubelu, Lumutbalai, Hululais, Kotamubagu, Sungai Penuh, Iyang Argopuro dan
Karahabodas. Tiga area diantaranya telah berproduksi dengan total kapasitas 272
MW setara dengan 12.900 BOEPD. Sisanya dikelola bersama mitra berproduksi
dengan total 922 MW. Kedepan, kebutuhan energi di Indonesia jelas akan terus
bertambah, seiring dengan pesatnya kemajuan dan pertumbuhan bidang ekonomi.
Penggunaan bahan bakar minyak dan gas jelas tidak ekonomis. Sedangkan ,
pemakaian batu bara dipandang tidak ramah lingkungan. Salah satu tantangan yang
dihadapi dalan pengembangan energi panas bumi adalah besarnya investasi yang
harus dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan Asosiasi Panas Bumi
setidaknya dibutuhkan biaya hingga 14 miliar dolar AS dapat menghasilkan 10.000
MW. Solusi pembiayaan tentunya dapat bekerja sama dengan sejumlah lembaga
pendanaan apalagi berdasarkan aturan, kepemilikan asing diperbolehkan dalam
pengelolaan panas bumi. Persoalan lain yang menjadi tantangan adalah
ketersediaan sumber daya manusia yang handal . Ini merupakan peluang bagi
perguruan tinggi di Indonesia dengan menyiapkan program studi ekplorasi panas
bumi . Pertamina dapat mempelopori atau bekerja sama mendorong berdirinya
sekolah khusus untuk mencetak tenaga yang handal dan menjadi pusat pembelajaran
pengelolaan energi panas bumi di seluruh dunia. Jika Soekarno –Hatta pendiri
bangsa ini mengatakan jangan
2.3.Penghemat Listrik Karya Anak Bangsa
Tagihan listrik membengkak dan anda merasa
berat dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL)? Ini mungkin bisa menjadi
solusinya. Sebuah alat penghemat listrik hingga 30% yang bernama Home Electric
Saver. Alat ini dapat memaksimalkan sekaligus menghemat listrik . Alat ini
dikembangkan oleh anak bangsa asal Malang serta dibuat pula di Indonesia.
Bambang Sugiyanto, 45 thn, adalah suksesor di balik kepintarannya melihat pasar
serta mengembangkan alat yang berguna ini. “Sebelum saya buat alat ini, saya
hanya memprediksikan bahwa TDL ke depan akan terus naik. Produk ini juga lebih
simpel, dan relatif lebih gampang dijual.” ungkap Bambang Sugiyanto, Pemilik
Home Electric Saver. Bambang menerangkan konsep kinerja alat mini hemat listrik
ini. Mesin utama alat ini adalah merupakan sebuah kapasitor bank mini.
Kapasitor inilah yang berfungsi menghilangkan proses induksi listrik yg
menyebabkan energi listrik menjadi terbuang dan boros pemakaian. Dengan memakai
alat ini, induksi listrik dihilangkan dan daya listrik dpt dimaksimalkan untuk
digunakan. Alat ini isinya kapasitor bank mini, namun ukurannya mikro, kalau di
pabrik ukurannya tabung. Tetapi ini untuk rumah. Karena dengan kapasitor bank
ini, induksinya ditiadakan pada peralatan yangg kita gunakan. Pemakaian listrik
kita jadi lebih irit, putaran menjadi berkurang serta tagihan listrik menjadi
berkurang 30%," Bambang mengakui kalau dirinya hanya mengembangkan ide yg
sudah ada. Alat semirip juga pernah dibuat negara Jerman dengan sistem dan cara
yg relatif sama. Namun harga produk buatan Jerman yg sejenis tentunya jauh
lebih mahal. fungsinya energi listrik bisa dimaksimalkan. Ide ini sebenarnya
jika dilihat dari sisi teknis sudah ada yaitu dari Jerman tapi mahal harganya.
Kita modifikasi dengan pengembangan teknologi yg kita ambil dengan memakai
komponen lokal 90%, 10% komponen kapasitor kita masih impor. Di Jerman, untuk
alat sejenis harganya Rp 100 juta/unit, kalau disini hanya Rp 300 ribu/unit.
BAB III
PENUTUP
3.2.Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa Kelangkaan listrik yang terjadi disebabkan sistem yang ada
tidak berjalan lancar. Dengan menggunakan analisis rantai nilai persoalan
terjadi baik di hulu maupun di hilir. Di hulu adalah kekurangan energi primer,
sedangkan di hilir kekurangan pasokan akibat kelangkaan energi primer. Dengan
demikian, diperlukan kebijakan pemerintah untuk menjamin kelancaran distribusi
pasokan. Artinya, persoalan kelangkaan listrik yang terjadi bukan hanya
tanggung jawab PLN, tetapi juga pemerintah sebagai penentu kebijakan yang
kurang mengantisipasi kebutuhan jangka panjang. Dampak yang diakibatkan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan ekonomi ke depan. Artinya, sulit
memprediksi apa yang terjadi dengan aktivitas ekonomi Indonesia bila tidak
segera dicari solusi.
3.3.Saran
Indonesia memiliki peran yang begitu besar
dalam produksi listrik. Peran warganya pun sangat berarti untuk kemajuan
perkembangan kelistrikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://abdul-yasin.blogspot.com/2011/10/kelangkaan-keterbatasan-listrik.html
http://www.slideshare.net/rizkyakusuma5/kebutuhan-energi-listrik-33941793
http://geaindonesia.blogspot.com/2013/07/listrik.html
http://ojs.unm.ac.id/index.php/teknologi/article/view/371
http://www.pln.co.id/?p=8357
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Kterbatasan Sumberdaya Alam Tenaga Listrik”
ini dapat terselesaikan tanpa banyak hambatan.
Kami menyadari bahwa mungkin masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan
penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari
berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami berharap dengan penulisan makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penyusun dan bagi para pembaca
umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan
meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Mangunjaya, September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3.
Tujuan Penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1. Kelangkaan
dan keterbatasan sumber daya energy listrik.................. 2
2.2. Peran
Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan
Kebutuhan
Listrik............................................................................... 4
2.3. Penghemat
Listrik karya anak bangsa ............................................... 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... 8
3.2. Saran
.................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9
Comments
Post a Comment