CLICK HERE

Sunday, March 5, 2017

MAKALAH KETERBATASAN SUMBER DAYA ALAM TENAGA LISTRIK

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1.Latar Belakang Masalah

Di Indonesia Kebutuhan akan listrik sangat besar sekali. Tidak ndu dibayangkan apabila kita hidup tanpa adanya listrik. Kita bagaikan hidup dijaman dahulu. Besarnya kebutuhan listrik diIndonesia harus pula diimbangi dengan pemasukan atau produksi listrik yang seimbang. Semakin banyak kebutuhan listrik yang diperlukan produksi listrik yang perlu dihasilkan pun harus semakin besar. Peran warga sangatlah penting dalam penggunaan listrik diIndonesia. Kenapa ? karena ditangan penggunanyalah kita dapat menghemat listrik atau menghambur-hamburkan listrik. Sosialisasi dari pihak PLN mungkin ndu sedikit membuat warga tersadar bahwa kita perlu menghemat listrik. Jika kita ndu menghemat listrik otomatis beraarti kita juga menghemat biaya.

 

1.2.Rumusan Masalah

     Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan permasalahannya:

1.    Bagaimana tentang masalah kelangkaan dan keterbatasan sumber daya alam tenaga listrik saat ini?

2.    Bagaimana peran warga Negara dalam mendukung upaya pemenuhan kebutuhan listrik?

3.    Bagaimana dengan Penghemat listrik karya anak bangsa sekarang ini?

 

3.1.Tujuan Penulisan

     Pada dasarnya tujuan makalah ini adalah untuk memberikan informasi yang ada dalam rumusan masalah, tetapi secara operasional tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui berapa besar peningkatan jumlah daya listrik yang tersambung untuk pelanggan rumah tangga, ndustri dan bisnis.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1.Kelangkaan dan Keterbatasan Sumber Daya Energi Listrik

     Sejak ada kenaikan harga BBM pada akhir Mei 2008, PLN menerapkan giliran pemadaman listrik di berbagai lokasi. Terjadi pengurangan pasokan listrik pada pembangkit tenaga listrik yang ada, baik yang dimiliki PLN maupun yang bukan. Pengurangan ini terjadi akibat permintaan meningkat terhadap listrik sejak terjadinya kenaikan harga BBM. Kenaikan permintaan ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya permintaan industri, disebabkan biaya produksi yang lebih murah bila menggunakan listrik dibandingkan dengan BBM. Terjadinya pemadaman listrik secara bergiliran tentunya akan berdampak ekonomi yang cukup luas.

     Sebenarnya sejak krisis yang terjadi pada tahun 1998, Indonesia dianggap lebih beruntung dibandingkan dengan Filipina karena memiliki sejumlah cadangan minyak dan gas bumi, meskipun kebangkitan ekonomi Indonesia dan Filipina tertinggal dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Sepuluh tahun kemudian, Indonesia mesti menghadapi kenyataan bahwa cadangan minyak dan gas bumi nasional semakin tipis di samping kenyataan bahwa harga minyak mentah dunia yang selalu naik dan berakibat buruk bagi situasi ekonomi nasional. Indonesia telah menjadi negara net oil importer country yang awalnya diperkirakan akan dialami pada tahun 2015, artinya menipisnya cadangan minyak dan gas bumi nasional terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Hingga apabila tidak tanggap bertindak mengantisipasi kondisi kritis ketersediaan sumber energi dan listrik akan terjadi kelangkaan dengan segala implikasinya, meskipun tanda-tanda ke arah itu sudah ditunjukkan dengan adanya giliran pemadaman listrik.

Energi listrik merupakan salah satu komponen terpenting untuk menunjang pembangunan suatu bangsa. Peningkatan pembangunan, pertambahan jumlah penduduk dan penigkatan taraf hidup menyebabkan laju konsumsi energi listrik semakin meningkat. Para pengguna energi listrik di Indonesia, baik pengguna energi untuk tujuan usaha, sosial, maupun pengguna energi listrik untuk keperluan rumah tangga belum menyadari akan keterbatasan energi listrik yang tersedia, sehingga dalam menggunakannya, mereka seakan-akan tidak memperdulikan tentang keterbatasan sumber energi listrik saat ini. Akibatnya, masih banyak daerah yang belum tersentuh aliran listrik utamanya daerah terpencil.

Untuk mencapai tersedianya tenaga listrik yang ada sekarang pembangunan dan pengembangan sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN perlu dikembangkan dengan penggunaan sumber energi tanpa bahan bakar minyak dalam rangka menghemat penggunaan bahan bakar minyak, sekaligus mengatasi masalah kekurangan akan bahan bakar minyak dan ini dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber energi seperti tenaga air, angin, biogas, surya dan lain sebagainya.

Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Untuk tetap dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari para pelanggan, maka sistem tenaga listrik haruslah dikembangkan seirama dengan kenaikan kebutuhan akan tenaga listrik dari para pelenggan.

PLN sebagai perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengelola energi listik harus memberikan pelayanan yang baik, dalam hal pemenuhan kebutuhan energi listrik, menjamin keamanan, kenyamanan dan kehandalan pengoprasiannya baik masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Pertambahan jumlah penduduk yang semakin pesat juga diiringi pertumbuhan ekonomi, menyebabkan kebutuhan terhadap tenaga listrik semakin tinggi, sehingga terasa perlunya suatu penyediaan dan penyaluran tenaga listrik yang memadai baik dari segi teknis ekonomisnya. Pengunaan tenaga listrik sekarang ini adalah merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat dan seringkali dianggap sebagai salah satu tolak ukur taraf kemajuan rakyat sejalan dengan perkembangan teknologi.

Pertubumbuhan ekonomi dan pentarifan dasar energi listrik (TDL) yang ditentukan oleh pemerintah dan PLN merupakan hal yang paling mempengaruhi terhadap pemakaian/konsumsi energi lisrtik, karena dalam teori ekonomi mikro, permintaan akan suatu komoditas termaksud energi listrik dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: harga barang yang diminta, harga barang lain, pendapatan, selera dan kemakmuran (Aminuddin dalam Mahyuddin, 2008).

 

2.2.Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik

     Bangsa Indonesia Kebutuhan akan energi listrik yang ramah lingkungan merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh bangsa indonesia. Dengan besarnya cadangan panas bumi yang dimiliki oleh indonesia bahkan menjadi sumber yang terbesar didunia yang diperkirakan 40% cadangan panas bumi berada diindonesia yang dikenal dunia dengan sebutan ring of fire, sehingga pemanfaatan sumber daya alam ini sangat diperlukan serta kelebihannya yang merupakan sumber energi yang ramah lingkungan sehingga energi panas bumi merupakan primadona untuk pembangkit listrik

     Meskipun dalam realisasinya tidaklah mudah karena adanya beberapa hambatan dan besarnya biaya investasi untuk membangun pembangkit listrik tersebut, tapi dengan meningkatnya kesadaran untuk hidup sehat serta menipisnya cadangan energi fosil diharapkan kekayaan alam indonesia berupa panas bumi ini terus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sulit dibayangkan seperti apa kehidupan ini tanpa adanya listrik, dapat dipastikan kita akan berada dizaman batu, tanpa adanya penemuan dari Michael Faraday tersebut. Hari ini, listrik telah menjadi urat nadi kehidupan, menerangi kota dan desa, menggerakan ekonomi hingga menjadi salah satu sumber energi yang menghasilkan banyak kemanfaatan bagi kehidupan umat manusia. Di Tanah Air terdapat beberapa macam pembangkit listrik berfungsi menghasilkan energi listrik yang akan digunakan oleh masyarakat, hingga memenuhi kebutuhan industri. Pembangkit yang paling umum kita kenal adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA. Jelas bahan utama agar PLTA dapat berfungsi adalah ketersedian air sebagai pemutar turbin guna menghasilkan energi listrik. Kelemahan utama yang dihadapi oleh pembangkit listrik ini adalah jika musim kemarau tiba, ketersediaan air menjadi kurang. Selain itu, kita juga mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU. Bahan bakar utama PLTU adalah batu bara dan bahan bakar minyak. Tentunya biaya produksi listrik melalui PLTU lebih mahal ketimbang PLTA karena harus menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak bumi. Tidak hanya itu, kita juga mengenal adanya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Sama halnya dengan PLTU, PLTD membutuhkan sumber bahan bakar guna memutar mesin diesel. Mengacu kepada data yang dilansir Perusahaan Listrik Negara, kebutuhan listrik di Indonesia saat ini mencapai 16,07 Tera Watt Hour (TWh). Kebutuhan itu disuplai dari pembangkit yang ada mulai dari PLTA, PLTU hingga PLTD.

     Namun, satu hal yang perlu disikapi, mengandalkan produksi energi listrik dari PLTA , PLTU dan PLTD memiliki sejumlah kelemahan karena keterbatasan sumber energi berupa air, batu bara dan minyak bumi. Apalagi batu bara, gas alam dan minyak bumi merupakan sumber energi yang sekali pakai langsung habis dan tidak dapat diperbarui. Data 2012 menunjukan penghasil listrik terbesar dihasilkan PLTU sebesar 49,9 persen, diikuti PLTGU 26,75 persen dan PLTA 10 persen . Sementara, ketersediaan energi nasional saat ini sebagaimana dilansir Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk minyak bumi sekitar 9,1 miliar barel dengan produksi 887 bbl per tahun dan hanya tersisa untuk 28 tahun lagi. Untuk gas alam hanya tersedia 185,8 trilliun Kaki kubik dengan produksi 2,95 TSCF dan hanya bersisa 62 tahun. Sedangkan batu bara sebanyak 19,3 miliar ton yang diproduksi 340 juta ton per tahun dan hanya tersisa 120 tahun. Artinya, jika sumber energi tadi telah habis, maka perlu dicari alternatif baru kalau tidak ingin peradaban berhenti karena punahnya listrik. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan adalah panas bumi. Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), saat ini potensi listrik yang dapat dihasilkan dari tenaga panas bumi mencapai 29 Gigawatt, atau 40 persen dari potensi dunia. Tetapi, penggunaan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik baru digunakan sebanyal 1.341 Megawatt atau empat persen. Energi panas bumi adalah energi yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi dan dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik . Saat ini potensi energi panas bumi di Indonesia tersebar di 276 lokasi yang bersifat terbarukan dan tidak akan habis. Salah satu kelebihan yang dimiliki adalah lebih bersih dan bersifat terbarukan. Penggunaannya tidak memiliki limbah dan lebih praktis karena merupakan sumber panas alami yang berasal dari perut bumi. Panas bumi juga termasuk energi yang ramah lingkungan karena emisi gas CO2 yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil, disamping itu pengembangan panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan karena untuk menjaga keseimbangan sistem panas bumi diperlukan perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan.

idak hanya itu, dalam pengangkutan sumber daya panas bumi tidak terpengaruh oleh resiko transportasi karena tidak menggunakan mobile transportation tetapi hanya menggunakan jaringan pipa dalam jangkauan yang pendek. Yang paling utama produktivitas sumber daya panas bumi relatif tidak terpengaruh oleh perubahan iklim tahunan sebagaimana yang dialami oleh sumber daya air yang digunakan oleh PLTA. Kita patut bangga pada 2006 PT Pertamina mendirikan anak perusahaan yaitu Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang diamanatkan mengelola serta mengembangkan energi panas bumi di Tanah Air. Saat ini PT Pertamina memiliki hak pengelolaan atas 15 Wilayah Kerja Pengusahaan (WKP) geothermal dengan total potensi 8.480 MW setara dengan 4.392 MMBOE. Dari 15 WKP tersebut, 10 WKP dikelola sendiri oleh PT PGE,yaitu Kamojang 200 MW, Lahendong 60 MW, Sibayak12 MW, Ulubelu, Lumutbalai, Hululais, Kotamubagu, Sungai Penuh, Iyang Argopuro dan Karahabodas. Tiga area diantaranya telah berproduksi dengan total kapasitas 272 MW setara dengan 12.900 BOEPD. Sisanya dikelola bersama mitra berproduksi dengan total 922 MW. Kedepan, kebutuhan energi di Indonesia jelas akan terus bertambah, seiring dengan pesatnya kemajuan dan pertumbuhan bidang ekonomi. Penggunaan bahan bakar minyak dan gas jelas tidak ekonomis. Sedangkan , pemakaian batu bara dipandang tidak ramah lingkungan. Salah satu tantangan yang dihadapi dalan pengembangan energi panas bumi adalah besarnya investasi yang harus dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan Asosiasi Panas Bumi setidaknya dibutuhkan biaya hingga 14 miliar dolar AS dapat menghasilkan 10.000 MW. Solusi pembiayaan tentunya dapat bekerja sama dengan sejumlah lembaga pendanaan apalagi berdasarkan aturan, kepemilikan asing diperbolehkan dalam pengelolaan panas bumi. Persoalan lain yang menjadi tantangan adalah ketersediaan sumber daya manusia yang handal . Ini merupakan peluang bagi perguruan tinggi di Indonesia dengan menyiapkan program studi ekplorasi panas bumi . Pertamina dapat mempelopori atau bekerja sama mendorong berdirinya sekolah khusus untuk mencetak tenaga yang handal dan menjadi pusat pembelajaran pengelolaan energi panas bumi di seluruh dunia. Jika Soekarno –Hatta pendiri bangsa ini mengatakan jangan

 

2.3.Penghemat Listrik Karya Anak Bangsa

     Tagihan listrik membengkak dan anda merasa berat dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL)? Ini mungkin bisa menjadi solusinya. Sebuah alat penghemat listrik hingga 30% yang bernama Home Electric Saver. Alat ini dapat memaksimalkan sekaligus menghemat listrik . Alat ini dikembangkan oleh anak bangsa asal Malang serta dibuat pula di Indonesia. Bambang Sugiyanto, 45 thn, adalah suksesor di balik kepintarannya melihat pasar serta mengembangkan alat yang berguna ini. “Sebelum saya buat alat ini, saya hanya memprediksikan bahwa TDL ke depan akan terus naik. Produk ini juga lebih simpel, dan relatif lebih gampang dijual.” ungkap Bambang Sugiyanto, Pemilik Home Electric Saver. Bambang menerangkan konsep kinerja alat mini hemat listrik ini. Mesin utama alat ini adalah merupakan sebuah kapasitor bank mini. Kapasitor inilah yang berfungsi menghilangkan proses induksi listrik yg menyebabkan energi listrik menjadi terbuang dan boros pemakaian. Dengan memakai alat ini, induksi listrik dihilangkan dan daya listrik dpt dimaksimalkan untuk digunakan. Alat ini isinya kapasitor bank mini, namun ukurannya mikro, kalau di pabrik ukurannya tabung. Tetapi ini untuk rumah. Karena dengan kapasitor bank ini, induksinya ditiadakan pada peralatan yangg kita gunakan. Pemakaian listrik kita jadi lebih irit, putaran menjadi berkurang serta tagihan listrik menjadi berkurang 30%," Bambang mengakui kalau dirinya hanya mengembangkan ide yg sudah ada. Alat semirip juga pernah dibuat negara Jerman dengan sistem dan cara yg relatif sama. Namun harga produk buatan Jerman yg sejenis tentunya jauh lebih mahal. fungsinya energi listrik bisa dimaksimalkan. Ide ini sebenarnya jika dilihat dari sisi teknis sudah ada yaitu dari Jerman tapi mahal harganya. Kita modifikasi dengan pengembangan teknologi yg kita ambil dengan memakai komponen lokal 90%, 10% komponen kapasitor kita masih impor. Di Jerman, untuk alat sejenis harganya Rp 100 juta/unit, kalau disini hanya Rp 300 ribu/unit.

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.2.Kesimpulan

     Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Kelangkaan listrik yang terjadi disebabkan sistem yang ada tidak berjalan lancar. Dengan menggunakan analisis rantai nilai persoalan terjadi baik di hulu maupun di hilir. Di hulu adalah kekurangan energi primer, sedangkan di hilir kekurangan pasokan akibat kelangkaan energi primer. Dengan demikian, diperlukan kebijakan pemerintah untuk menjamin kelancaran distribusi pasokan. Artinya, persoalan kelangkaan listrik yang terjadi bukan hanya tanggung jawab PLN, tetapi juga pemerintah sebagai penentu kebijakan yang kurang mengantisipasi kebutuhan jangka panjang. Dampak yang diakibatkan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan ekonomi ke depan. Artinya, sulit memprediksi apa yang terjadi dengan aktivitas ekonomi Indonesia bila tidak segera dicari solusi.

 

3.3.Saran

     Indonesia memiliki peran yang begitu besar dalam produksi listrik. Peran warganya pun sangat berarti untuk kemajuan perkembangan kelistrikan di Indonesia.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://abdul-yasin.blogspot.com/2011/10/kelangkaan-keterbatasan-listrik.html

http://www.slideshare.net/rizkyakusuma5/kebutuhan-energi-listrik-33941793

http://geaindonesia.blogspot.com/2013/07/listrik.html http://ojs.unm.ac.id/index.php/teknologi/article/view/371 http://www.pln.co.id/?p=8357

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Kterbatasan Sumberdaya Alam Tenaga Listrik” ini dapat terselesaikan tanpa banyak hambatan.

Kami menyadari bahwa mungkin masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penyusun dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

 

 

 

Mangunjaya,   September 2014

 

Penyusun

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR ..................................................................................    i

DAFTAR ISI..................................................................................................    ii

 

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................    1

1.1.  Latar Belakang Masalah.....................................................................    1 

1.2.  Rumusan Masalah  .............................................................................    1

1.3.  Tujuan Penulisan.................................................................................    1

 

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................    2

2.1.  Kelangkaan dan keterbatasan sumber daya energy listrik..................    2

2.2.  Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan

  Kebutuhan Listrik...............................................................................    4

2.3.  Penghemat Listrik karya anak bangsa ...............................................    7

 

BAB III PENUTUP ......................................................................................    8

3.1.  Kesimpulan.........................................................................................    8

3.2.  Saran ..................................................................................................    8

 

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................   9

 

 

No comments:

Post a Comment