MAKALAH MENYAMBUT HARI PAHLAWAN
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segalapujidansyukurkitapanjatkankehadirat
Allah SWT karenalimpahanrahmat, taufiksertahidayah-Nya, kami dapat membuat makalah
SEJARAH ini yang berjudul “PERISTIWA 10 NOVEMBER” kami dapat menyelesaikan dengan
baik sesuai dan dengan waktu yang telah ditentukan,
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan makalah
seperti ini. Makalah ini dibuat
dengan sedemikiaan rupa agar kalian dengan mudah mempelajari dan memahami pelajaran
yang ada dalam makalah ini.
Kami menyadari,
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat berguna bagi pembuatand anpenyempurnaan selanjutnya.Selainitu,
ucapan terimakasih kami hanturkan kepada semuapihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Akhirnya,
jazakumullahukhairankatsira.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Banjarsari, November 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setelah
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta 17 Agustus 1945
pasukan Jepang mulai dilucuti oleh tentara nasional dan rakyat. Proses
pelucutan ini menimbulkan bentrokan-bentrokan di berbagai daerah yang cukup
banyak menimbulkan korban. Inisiatif tersebut juga dilakukan
karena pihak sekutu di Indonesia masih belum juga melucuti tentara Jepang.
Pihak
sekutu yang telah menjatuhkan bom di kota Hiroshima
dan Nagasaki di Jepang juga turut akhirnya turun ke Indonesia untuk melucuti
tentara Jepang. 15 September sekutu yang diwakili oleh Inggris mendarat di
Jakarta dan 25 Oktober di Surabaya dengan 6.000 serdadu dari Divisi ke-23
dengan pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby. Namun pendaratan
sekutu ini didomplengi kepentingan Belanda secara rahasia melalui NICA untuk
kembali menguasai Indonesia meskipun sudah memerdekakan dirinya.
Rakyat
Indonesia marah mendengar konspirasi tersebut sehingga perlawanan terhadap
Inggris dan NICA tetap berlanjut yang memuncak ketika pimpinan sekutu wilayah
Jawa Timur Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh 30 Oktober di Surabaya.
Inggris
dan NICA melalui Mayor Jenderal Mansergh yang menggantikan Mallaby
mengultimatum rakyat Indonesia untuk menyerah sampai batas akhir tanggal 10
November pagi hari. Namun di batas
ultimatum tersebut rakyat Surabaya menjawabnya dengan meningkatkan perlawanan
secara besar-besaran, salah satu pimpinan perlawanan tersebut adalah Sutomo,
dikenal sebagai Bung Tomo (yang sampai saat ini belum diangkat secara resmi
menjadi Pahlawan Nasional, hanya menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama
pada tahun 1995 oleh presiden Suharto).
Perang
tersebut melibatkan pasukan sekutu dengan 30.000 serdadu (26.000 didatangkan
dari Divisi ke-5 dengan dilengkapi 24 tank Sherman) dan 50 pesawat tempur dan
beberapa kapal perang. Inggris menduga 3 hari Surabaya bisa
ditaklukan namun kenyataannya memakan satu bulan sampai akhirnya Surabaya
kembali jatuh ke tangan sekutu dan NICA.
Perang
ini menimbulkan perlawanan lain di semua kota seperti Jakarta, Bogor, Bandung
sampai dengan aksi membakar kota 24 Maret 1946 dan Mohammad Toha meledakkan
gudang amunisi Belanda, Palagan Ambarawa, Medan, Brastagi, Bangka dll.
Perlawanan ini terus berlanjut baik dengan senjata maupun dengan negosiasi para
pimpinan negeri seperti perjanjian Linggajati di Kuningan, perjanjian di atas
kapal Renville, perjanjian Roem-Royen sampai akhirnya Belanda mengakui
kedaulatan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda pada
tahun 1949.
Empat
tahun revolusi yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, hingga akhirnya
momen 10 November dijadikanHari Pahlawan.
Dari fakta sejarah di atas bisa kita simpulkan bahwa ancaman
pertama kemerdekaan Indonesia bukan hanya Belanda ingin menguasai kembali,
namun sekutu yang dipimpin Amerika memiliki kepentingan tersendiri di
Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1) Mengapa
10 itu disebut dengan Hari Pahlawan?
2) Bagaimana
sejarahnya pada tanggal 10 november?
3) Siapa
saja tokoh-tokoh yang terlibat di dalam 10 november
ini?
4) Bagaimana
perjuangan para pahlawan?
C.
Tujuan
Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1) Mengetahui,
mempelajari, dan Mengenang 10 November yang disebut sebagai Hari Pahlawan
2) Mengetahui
sejarah 10 november dari awal sampai akhir.
3) Mengetahui
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu.
4) Mengetahui
perjuangan para pahlawan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Hari Pahlawan Adalah
Berjiwa Revolusioner Adalah penting dalam menghayati arti Hari Pahlawan, kita
semua mencermati bahwa Bung Karno adalah satu di antara sejumlah tokoh-tokoh
besar bangsa Indonesia yang paling menonjol (dan paling banyak!) dalam
mengangkat arti para pahlawan dalam perjuangan pembebasan bangsa. Ini tercermin dalam banyak halaman buku beliau “Di bawah Bendera
Revolusi”, dan juga dalam pidato-pidato beliau. Bung Karno menjadikan
Hari Pahlawan sebagai sarana untuk mengingatkan . kepada seluruh bangsa (terutama angkatan muda) bahwa sudah
banyak pejuang-pejuang telah gugur, atau mengorbankan harta-benda dan tenaga
mereka, untuk mendirikan negara RI. Mereka rela berkorban,
supaya kehidupan rakyat banyak bisa menjadi lebih baik dari pada yang
sudah-sudah. Mereka berjuang dalam tahun-tahun 20-an,
dan selama revolusi kemerdekaan 45, untuk menjadikan negara ini milik bersama,
guna menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Jadi,
menghayati secara benar-benar Hari Pahlawan adalah berarti menghubungkannya
dengan revolusi bangsa. Dan
seperti yang sudah ditunjukkan oleh sejarah kita, revolusi bangsa Indonesia
adalah pluralisme revolusioner. Dalam perjalanan jauh (long march) yang
berliku-liku ini berbagai tokoh golongan masyarakat ( dari
berbagai suku, keturunan, agama dan aliran politik) telah menyatukan diri dalam
barisan panjang revolusioner kita.
Dengan
latar-belakang pandangan sejarah yang demikian itu pulalah kiranya kita bisa
mengerti mengapa Bung Karno menerima usul Sumarsono untuk menjadikan tanggal 10
November sebagai Hari Pahlawan. Sedangkan
Sumarsono sendiri, yang menjadi pimpinan tertinggi PRI di Surabaya waktu itu,
adalah seorang pemuda yang masa kecilnya mendapat pendidikan Kristen, dan
setelah besar mempunyai hubungan erat dengan gerakan di bawah tanah PKI. melawan kolonialsime Belanda dan fasisme Jepang (lewat
jaring-jaringan Mr; Amir Syarifuddin, pelukis Sudjoyono, tokoh PKI Widarta dan
lain-lain)..
Dari
ketinggian pandangan revolusioner yang demikian itulah kita sepatutnya
memandang arti penting Hari Pahlawan.
Jadi, tidak cukup hanya dengan pengibaran bendera dan
nyanyi--nyanyian atau pidato-pidato yang isinya kosong atau steril saja
Upacara-upacara memang tetap perlu dikerjakan, namun yang lebih penting adalah
memberi isi dan jiwa kepada hari keramat ini.
BAB III
ISI
A.
Sejarah
Pertempuran
Surabaya adalah Bagian dari perang kemerdekaan Indonesia Tentara India Britania
menembaki penembak runduk Indonesia di balik tank Indonesia yang terguling
dalam pertempuran di Surabaya, November 1945.
Tanggal
: 27 Oktober - 20
November , 1945
Lokasi
: Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Hasil
: Inggris menguasai Surabaya
Pihak Negara yang Terlibat :
§ Negara
Indonesia melawan Negara Britania Raya dengan Negara Belanda
Komandan :
§ Bung
Tomo melawan Brigjen A. W. S Mallaby
dengan Mayjen Robert Mansergh
Kekuatan:
§ 20,000
tentara 100,000 suka relawan melawan 30,000 (puncak) didukung tank, pesawat tempur, dan kapal perang.
Yang Tewas dalam pertempuran:
§ Korban
yang jatuh pada kelompok Bung Tomo sekitar 6,000-16,000 tewas.
Demikian dengan Korban yang jatuh pada kelompok Brigjen A. W. S. Mallaby dan
MAyjen Robert Mansergh sekitar 600-2,000 tewas.
Pertempuran
Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan
pasukan Belanda. Peristiwa
besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia
dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu
pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia
yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
B.
Kronologi
penyebab peristiwa
1. Kedatangan
Tentara Jepang ke Indonesia
Tanggal 1 Maret 1942,
tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian tanggal 8 Maret
1942, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang
berdasarkan Perjanjian Kalijati.
Setelah penyerahan tanpa syarat tesebut, Indonesia secara
resmi diduduki oleh Jepang.
2. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Tiga tahun kemudian,
Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh
Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki.
Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus 1945. Dalam kekosongan kekuasaan asing tersebut, Soekarno kemudian
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. Kedatangan
Tentara Inggris & Belanda
Setelah kekalahan pihak
Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara
Jepang. Maka timbullah
pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar,
tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian
mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Tentara Inggris
datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East
Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu,
dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang
yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi
mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri
jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan
tersebut. Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan
memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara
AFNEI dan pemerintahan NICA.
4. Insiden
di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya
Insiden Hotel Yamato
Setelah munculnya
maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa
mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus
di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas
ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di
Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru / Hotel Yamato
(bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama
Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Sekelompok orang Belanda
di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada sore hari tanggal 18 September
1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru),
tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas
Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya
melihatnya dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina
kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan
melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di
Surabaya.
Pengibaran bendera Indonesia setelah bendera belanda
berhasil disobek warna birunya di hotel Yamato
Tak lama setelah
mengumpulnya massa di Hotel Yamato, Residen Soedirman, pejuang dan diplomat
yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih
diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah
Surabaya Pemerintah RI, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel
Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia
berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera
Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam
perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak
untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas,
Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang
perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh
tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara
Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sebagian
pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke dalam hotel dan
terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil
menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak
tiang bendera kembali sebagai bendera Merah Putih.
Setelah insiden di
Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama
antara Indonesia melawan tentara Inggris . Serangan-serangan
kecil tersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak
memakan korban jiwa di kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum
akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk
meredakan situasi.
5. Kematian
Brigadir Jenderal Mallaby
Aubertin Mallaby
Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby
Setelah
gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris
ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda.
Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan
bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.
Bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya
Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30
Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
Mobil Buick yang
ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi
Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah.
Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan
tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda
Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya, dan terbakarnya
mobil tersebut terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.
Kematian Mallaby ini
menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada
keputusan pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk
mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan
persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi
NICA.
6. Perdebatan
tentang pihak penyebab baku tembak
Mobil
Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio dan
Jembatan Merah Surabaya.
Tom Driberg, seorang
Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh Inggris (Labour Party). Pada 20
Februari 1946, dalam perdebatan di Parlemen Inggris (House of Commons)
meragukan bahwa baku tembak ini dimulai oleh pasukan
pihak Indonesia. Dia menyampaikan bahwa peristiwa baku tembak ini disinyalir
kuat timbul karena kesalahpahaman 20 anggota pasukan India pimpinan Mallaby
yang memulai baku tembak tersebut tidak mengetahui bahwa gencatan senjata
sedang berlaku karena mereka terputus dari kontak dan telekomunikasi.
Berikut kutipan dari
Tom Driberg:
"... Sekitar 20 orang (serdadu) India (milik Inggris), di sebuah
bangunan di sisi lain alun-alun, telah terputus dari komunikasi lewat telepon
dan tidak tahu tentang gencatan senjata. Mereka menembak secara sporadis
pada massa (Indonesia). Brigadir
Mallaby keluar dari diskusi (gencatan senjata), berjalan lurus ke arah
kerumunan, dengan keberanian besar, dan berteriak kepada serdadu India untuk
menghentikan tembakan. Mereka patuh kepadanya.
Mungkin setengah jam kemudian, massa di alun-alun
menjadi bergolak lagi. Brigadir Mallaby, pada titik tertentu dalam diskusi,
memerintahkan serdadu India untuk menembak lagi. Mereka melepaskan tembakan
dengan dua senapan Bren dan massa bubar dan lari untuk
berlindung; kemudian pecah pertempuran lagi dengan sungguh gencar. Jelas bahwa ketika Brigadir Mallaby memberi perintah untuk membuka
tembakan lagi, perundingan gencatan senjata sebenarnya telah pecah, setidaknya
secara lokal. Dua puluh menit sampai setengah jam setelah itu, ia (Mallaby) sayangnya tewas dalam mobilnya-meskipun (kita)
tidak benar-benar yakin apakah ia dibunuh oleh orang Indonesia yang mendekati
mobilnya; yang meledak bersamaan dengan serangan terhadap dirinya (Mallaby).
Saya pikir ini tidak dapat dituduh sebagai pembunuhan licik... karena informasi
saya dapat secepatnya dari saksi mata, yaitu seorang perwira Inggris yang
benar-benar ada di tempat kejadian pada saat itu, yang niat jujurnya saya tak
punya alasan untuk pertanyakan .
7. Ultimatum
10 November 1945
Setelah terbunuhnya
Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh
mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang
Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat
yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
Ultimatum
tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang
telah membentuk banyak badan-badan perjuangan / milisi.
Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan
bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan Tentara Keamanan Rakyat
TKR juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Selain
itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat,
termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya
kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di
Indonesia.
Pada 10 November pagi,
tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan
pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian
mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal
perang.
Inggris kemudian
membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan
darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Terlibatnya
penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh
menjadi korban dalam serangan tersebut, baik meninggal maupun terluka
Bung Tomo di Surabaya,
salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Foto terkenal ini bagi banyak orang yang terlibat dalam Revolusi
Nasional Indonesia mewakili jiwa perjuangan revolusi utama Indonesia saat itu.
Di luar dugaan pihak
Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo
tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang
berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan
pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan
skala besar Inggris.
Tokoh-tokoh
agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH.
Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren
lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai
milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada
pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) shingga
perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari
minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada
awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin
teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu,
sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan
pihak Inggris.
Setidaknya 6,000 -
16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000
rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. [2]. Korban dari pasukan Inggris dan
India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara. [3] Pertempuran berdarah di
Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan
rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan
kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil
yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari
Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peristiwa
10 November 1945 atau dikenal sebagai “Battle of Surabaya” merupakan peristiwa
sejarah perang antara Indonesia melawat Sekutu yakni Inggris dan Belanda. Lalu berpihak dimana Amerika?? Tidak
terbantahkan lagi bahwa Inggris dan Belanda termasuk Australia (kelak berperan
dalam agresi I dan II) adalah sekutu setia Amerika.
Pada
1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian,
tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Sejak itu, Indonesia
diduduki oleh Jepang.
Tiga
tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah
dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki.
Peristiwa
itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Sebelum dilucuti
oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para
tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran
yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan
untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945,
tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25
Oktober.
Tentara
Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama
Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan
yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan
Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya.NICA (Netherlands Indies
Civil Administration) pun membonceng. Itulah yang
meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.
B.
Saran
Agaknya,
bagi banyak di antara kita, tidak perlu lagi untuk diingatkan bahwa tanggal 10
November merupakan salah satu di antara berbagai hari bersejarah yang teramat
penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Sejak lebih dari setengah abad yang lalu, tanggal 10 November
telah dinyatakan oleh bangsa kita sebagai Hari Pahlawan. Di zaman
Sukarno-Hatta, hari itu diperingati secara nasional (artinya
: di mana-mana, di seluruh negeri) sebagai Hari Besar yang dirayakan
secara khidmat, dan dengan rasa kebanggaan yang besar.
Pada
kurun waktu itu, peringatan Hari Pahlawan merupakan kesempatan bagi seluruh
bangsa bukan saja untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan para pejuang – yang
tak terhitung jumlahnya _ dalam perjuangan bersama bagi tegaknya Republik
Indonesia yang baru saja diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
DAFTAR PUSTAKA
DepartemenPendidikanNasional.
2003 “KamusBesarBahasa Indonesia”, Jakarta :BalaiPustaka.
www.wikipedia.org
www.google.com
www.blogspot.com
www.yahoo.com
http://amaliah9.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-10-november.html
Comments
Post a Comment