MAKALAH HARI PAHLAWAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hari Pahlawan, 10 November. Ya. Mungkin diantara kita telah banyak
yang melupakan hari sakral tersebut. Bahkan kita pun cenderung alpa untuk
memperingatinya. Di sekolah - sekolah sekalipun, seakan tidak tergugah untuk
memberi reward kepada pahlawan tanpa tanda jasa atau hanya
sekedar mengingatkan kembali makna pahlawan yang sesungguhnya kepada para
murid. Upacara peringatan Hari Pahlawan pun, telah semakin jarang dijumpai.
Masyarakat bahkan tidak sempat memberikan penghormatan kepada Hari Pahlawan,
walau hanya sekedar mengibarkan bendera Merah - Putih di depan rumah mereka.
Murid - murid sekolah zaman sekarang justru lebih mengenal wajah Justin
Bieber dan Syahrini ketimbang wajah - wajah pahlawan seperti Ki Hajar Dewantara
dan R.A. Kartini. Kita tak menyadari, bahwa kehidupan kita saat ini dibuat dari
tetesan darah dan keringat para pahlawan. Sungguh ironis.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud pahlawan
dan hari pahlawan?
2.
Apa makna dan latar
belakang dari hari pahlawan?
3.
Jelaskan tentang peristiwa
10 November?
1.3. Tujuan
- Mengetahui arti
pahlawan yang sesungguhnya
- Mengenal sosok -
sosok pahlawan masa kini
BAB II
LANDASAN TEORI
Penting
dalam menghayati arti Hari Pahlawan, kita semua mencermati bahwa Bung Karno
adalah satu di antara sejumlah tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia yang paling
menonjol (dan paling banyak!) dalam mengangkat arti para pahlawan dalam
perjuangan pembebasan bangsa. Ini tercermin dalam banyak halaman buku beliau
“Di bawah Bendera Revolusi”, dan juga dalam pidato-pidato beliau. Bung Karno
menjadikan Hari Pahlawan sebagai sarana untuk mengingatkan . kepada seluruh
bangsa (terutama angkatan muda) bahwa sudah banyak pejuang-pejuang telah gugur,
atau mengorbankan harta-benda dan tenaga mereka, untuk mendirikan negara RI.
Mereka rela berkorban, supaya kehidupan rakyat banyak bisa menjadi lebih baik
dari pada yang sudah-sudah. Mereka berjuang dalam tahun-tahun 20-an, dan selama
revolusi kemerdekaan 45, untuk menjadikan negara ini milik bersama, guna
menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Jadi,
menghayati secara benar-benar Hari Pahlawan adalah berarti menghubungkannya
dengan revolusi bangsa. Dan seperti yang sudah ditunjukkan oleh sejarah kita,
revolusi bangsa Indonesia adalah pluralisme revolusioner. Dalam perjalanan jauh
(long march) yang berliku-liku ini berbagai tokoh golongan masyarakat ( dari
berbagai suku, keturunan, agama dan aliran politik) telah menyatukan diri dalam
barisan panjang revolusioner kita.
Dengan
latar-belakang pandangan sejarah yang demikian itu pulalah kiranya kita bisa
mengerti mengapa Bung Karno menerima usul Sumarsono untuk menjadikan tanggal 10
November sebagai Hari Pahlawan. Sedangkan Sumarsono sendiri, yang menjadi
pimpinan tertinggi PRI di Surabaya waktu itu, adalah seorang pemuda yang masa
kecilnya mendapat pendidikan Kristen, dan setelah besar mempunyai hubungan erat
dengan gerakan di bawah tanah PKI. melawan kolonialsime Belanda dan fasisme
Jepang (lewat jaring-jaringan Mr; Amir Syarifuddin, pelukis Sudjoyono, tokoh
PKI Widarta dan lain-lain)..
Dari
ketinggian pandangan revolusioner yang demikian itulah kita sepatutnya
memandang arti penting Hari Pahlawan. Jadi, tidak cukup hanya dengan pengibaran
bendera dan nyanyi--nyanyian atau pidato-pidato yang isinya kosong atau steril
saja Upacara-upacara memang tetap perlu dikerjakan, namun yang lebih penting
adalah memberi isi dan jiwa kepada hari keramat ini.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Pengertian
Berbicara masalah pahlawan, tentu tak bisa dilepaskan dari
pengertian tentang pahlawan itu sendiri. Selama ini, kita sering salah dalam
menetapkan siapakah yang pantas disebut pahlawan di negeri ini. Kita hanya
memandang bahwa pahlawan adalah orang-orang yang pernah berjuang membebaskan
negeri ini dari cengkraman kaum penjajah. Bahkan, jika kita bertanya perihal
pahlawan kepada anak kecil, mereka akan menyebutkan jajaran superhero. “
Superman, Batman, Spiderman, Ironman.
3.2. Latar Balakang Hari
Pahlawan
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta
17 Agustus 1945 pasukan Jepang mulai dilucuti oleh tentara nasional dan rakyat.
Proses pelucutan ini menimbulkan bentrokan-bentrokan di berbagai daerah yang
cukup banyak menimbulkan korban. Inisiatif tersebut juga dilakukan karena pihak
sekutu di Indonesia masih belum juga melucuti tentara Jepang.
Pihak sekutu yang telah menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan
Nagasaki di Jepang juga turut akhirnya turun ke Indonesia untuk melucuti
tentara Jepang. 15 September sekutu yang diwakili oleh Inggris mendarat di
Jakarta dan 25 Oktober di Surabaya dengan 6.000 serdadu dari Divisi ke-23
dengan pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby. Namun pendaratan sekutu ini
didomplengi kepentingan Belanda secara rahasia melalui NICA untuk kembali
menguasai Indonesia meskipun sudah memerdekakan dirinya.
Rakyat Indonesia marah mendengar konspirasi tersebut sehingga
perlawanan terhadap Inggris dan NICA tetap berlanjut yang memuncak ketika
pimpinan sekutu wilayah Jawa Timur Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh 30
Oktober di Surabaya.
Inggris dan NICA melalui Mayor Jenderal Mansergh yang menggantikan
Mallaby mengultimatum rakyat Indonesia untuk menyerah sampai batas akhir
tanggal 10 November pagi hari. Namun di batas ultimatum tersebut rakyat
Surabaya menjawabnya dengan meningkatkan perlawanan secara besar-besaran, salah
satu pimpinan perlawanan tersebut adalah Sutomo, dikenal sebagai Bung Tomo
(yang sampai saat ini belum diangkat secara resmi menjadi Pahlawan Nasional,
hanya menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama pada tahun 1995 oleh
presiden Suharto).
Perang tersebut melibatkan pasukan sekutu dengan 30.000 serdadu
(26.000 didatangkan dari Divisi ke-5 dengan dilengkapi 24 tank Sherman) dan 50
pesawat tempur dan beberapa kapal perang. Inggris menduga 3 hari Surabaya bisa
ditaklukan namun kenyataannya memakan satu bulan sampai akhirnya Surabaya
kembali jatuh ke tangan sekutu dan NICA.
Perang ini menimbulkan perlawanan lain di semua kota seperti
Jakarta, Bogor, Bandung sampai dengan aksi membakar kota 24 Maret 1946 dan
Mohammad Toha meledakkan gudang amunisi Belanda, Palagan Ambarawa, Medan,
Brastagi, Bangka dll. Perlawanan ini terus berlanjut baik dengan senjata maupun
dengan negosiasi para pimpinan negeri seperti perjanjian Linggajati di
Kuningan, perjanjian di atas kapal Renville, perjanjian Roem-Royen sampai
akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di
Den Haag, Belanda pada tahun 1949.
Empat tahun revolusi yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia,
hingga akhirnya momen 10 November dijadikan Hari Pahlawan. Dari fakta sejarah
di atas bisa kita simpulkan bahwa ancaman pertama kemerdekaan Indonesia bukan
hanya Belanda ingin menguasai kembali, namun sekutu yang dipimpin Amerika
memiliki kepentingan tersendiri di Indonesia.
3.3. Mengenal Hari Pahlawan
Tak sekedar itu, sesungguhnya pengertian pahlawan sangatlah luas.
Pahlawan tidak hanya ada di zaman penjajahan saja, sekarang pun di masa
pembangunan, banyak pula pahlawan di tanah air ini. Dan lebih tepatnya,
pahlawan adalah semua orang yang rela dan mau membantu atau berbuat baik kepada
orang lain, bangsa ataupun negara tanpa adanya rasa pamrih.
Kita masih menganggap, bahwa pahlawan hanyalah ada pada tempo
silam, yang berjuang demi kemerdekaan bangsa. Sudah saatnyalah kita mengubah
anggapan tersebut. Karena, banyak sosok pahlawan masa kini yang dapat kita
temukan. Siapa sajakah mereka?
Bermula dari lingkup masyarakat terkecil, keluarga. Ayah, kita
sering melupakannya, padahal ia adalah sosok pahlawan besar bagi keluarganya.
Yang menafkahi keluarga dan membuat kita, anak—anaknya dapat duduk di kelas
ini. Semua itu, karena peluh dan kerja kerasnya. Beranjak ke lingkup yang lebih
luas, sekolah. Kita semua tahu, di sekolah, terdapat pahlawan luar biasa,
pahlawan tanpa tanda jasa, guru. Yang tak pernah pelit membagi ilmunya,
senantiasa membimbing muridnya, sekalipun muridnya tak pernah menghargainya,
akan bersedih jika murid tak dapat belajar dengan baik, dan turut tersenyum
kala sang murid telah mencapai sukses. Dan tanpa sadar, semua usahanya untuk
membuat kita menjadi manusia cerdas, dengan mudahnya kita lupakan. Kita sering
mengatakan, “Dahulu, itu guru saya”, atau, “Itu guru saya sewaktu SMP”.
Padahal, guru tak pernah memiliki masa jabatan bagi seorang murid, karena toh,
ilmunya masih kita gunakan dalam kehidupan kita, sekalipun guru tersebut tidak
lagi mengajar kita.
Sebatas itu, kita biasanya mengenal pahlawan masa kini. Tetapi,
masih banyak lagi pahlawan masa kini, sebagai contoh, Bambang Pamungkas (bidang
olahraga), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (politik), Abdullah Gymnastiar
(bidang agama).
Tapi, kembali lagi ke pengertian awal, bahwa pahlawan adalah semua
orang yang rela dan mau membantu atau berbuat baik kepada orang lain, bangsa
ataupun negara tanpa adanya rasa pamrih, maka, kita semuapun dapat menjadi
pahlawan.
3.4. Peristiwa 10 November
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa
sejarah perang antara phak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa
besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan
terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional
atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
BAB IV
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Makna Pahlawan yang sesungguhnya adalah semua orang yang rela dan
mau membantu atau berbuat baik kepada orang lain, bangsa ataupun negara tanpa
adanya rasa pamrih. Dan kita juga harus mengetahui pahlawan masa kini, bukan
hanya pahlawan yang berperang pada zaman penjajahan saja. Bahkan, kita juga
dapat turut menjadi pahlawan.
3.2.
Pesan
Sudah merupakan kewajiban semua warga negara untuk menghargai jasa
para pahlawannya. Maka, marilah, sebagai generasi muda kita juga harus
menghargai jasa dan mengobarkan semangat kepahlawanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://rahfariz.blogspot.com/2013/04/makalah-singkat-tentang-pahlawan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_10_November
http://pandidikan.blogspot.com/2010/02/memperingati-hari-pahlawan-10-november.html
Comments
Post a Comment