MAKALAH ETITUT DAN TATAKRAMA MURID TERHADAP GURU
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mencari
ilmu merupakan suatu kewajiban yang harus ditempuh bagi setiap manusia, seperti
yang disabdakan Rosulullah SAW yang Artinya :” Mencari ilmu itu sangat wajib
bagi muslim laki-laki maupun muslim perempuan”.
Telah kita ketahui pada hadits tersebut
bahwasannya mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bukan hanya bagi kaum Adam,
bahkan kaum Hawapun diwajibkan unuk mencarinyadan ilmu tersebut akan diperoleh
tentunya dengan melalui proses pembelajaan.
Proses belajar mengajar merupakan
enteraksi edukatif yang dilakukan oleh
guru dan siswa dalam situasi tertentu. Mengajar lebih Spesifik lagi
melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan
dapat begitu saja tanpa direncanakan sebelumnnya, akan tetapi mengajar itu
merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan desain sedemekian rupa
mengikuti langkah-langkah prosedur tertentu.
Etika
/ akhlak merupakan salah satu prosedur dalam pembelajaran, Dalam menjalin hubungan antar sesama manusia harus
dilandasi dengan ahlakul karimah, Dalam pengertian filsafat islam etika/akhlak
ialah salah satu hasil dari iman dan ibadat, bahwa iman dan ibadat manusia
tidak sempurna kecuali kalau timbul etika/akhlak yang mulia dan muamalah yang
baik tarhadap Allah dan MakhlukNya.
Dalam
lingkungan pendidikan, peserta didik merupakan suatu subyek dan obyek
pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang lain untuk memebnatu
mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimliki serta membimbinnya menuju
kedewasaan. Oleh karena itu peserta
didik / murid sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk dipersiapkan
menjadi manusia yang kokoh iman dan islamnya harus mempunyai etikadan
berakhlakul kariamah baik kepada guru maupun maupun dengan yang lainnya
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan etika murid terhadap guru?
2. Apa
yang dimaksud dengan etika, guru, damn murid?
3. Bagaimana
antara hubungan guru dengan siswa?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui tentang etika murid terhadap guru.
2. Untuk
mengetahui pengertian dari etika, guru, dan murid.
3. Untuk
mengetahui seharusnya hubungan guru dengan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Etika Murid terhadap Guru
1.
Pengertian
Etika
Dari segi etimologi etika adalah salah
satu cabang ilmu pengetahuan tentang manusia. Etika atau Ethics berasal dari
kata-kata Yunani: Ethos, artinya kebiasaan, watak kesusilaan. Ia membicarakan
tentang kebiasaan (perbuatan), tetapibukan menurut tata-adat, melain
kantata-adab, yaitu berdasar pada intisari atau sifat dasar manusia yaitu sifat
baik dan buruk. Jadi dengan demikian etik aialah teori tentang perbuatan
manusia ditimbang menurut baik dan buruknya. Etika sebagai cabang ilmu
pengetahuan, tidak berdiri sendiri. Sebagai ilmu yang membahas tentang manusia.
Etika ini berhubungan dengan seluruh ilmu tentang manusia. (Ahmad, t.th: 15).
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika
diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian
kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah
laku manusia. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Dari pengertian kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Di dalam Kamus Istilah Pendidikan dan
Umum dikatakan bahwa etika adalah bagian
dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). Adapun arti
etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut
pandangnya. Menurut para ulama etika
adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Berikutnya, etika dinyatakan sebagai
filsafat moral, yaitu studi yang sistematik
mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.
Sementara itu, etika dikelompokkan
menjadi dua definisi:
a. Etika
merupakan karakter individu
Dalam
hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia
sebagai individu yang beretika. Etika
merupakan hukum sosial.
b. Etika
merupakan hukum
Etika
yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.
Dari definisi etika tersebut di atas,
dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan
dengan empat hal sebagai berikut:
a. Dillihat
dari segi objek pembahahasannya
Etika
berupaya membahas perbuatan dilakuakan oleh manusia.
b. Dilihat
dari segi sumbernya
Etika bersumber pada akal pikiran atau
filsafat. Sebagai terbatas, dapat berubah,
memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku
manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
c. Dilihat
dari segi fungsinya
Etika berfungsi sebagai penilai, penentu
dan penetap terhadap seuatu perbuatan
yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina
dan sebagainya. Dengan demikian etika
tersebut berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu
kepada pengkajian sistem nilai-nilai
yang ada.
d. Dilihat
dari segi sifatnya
Etika bersifat relatif yakni dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
2.
Pengertian
Guru
Dalam
Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing,
mnegarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidkan dasar, dan pendidikan
menengah.
Guru dalam pengertian
yang terakhir bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan
materi pengetahuan tertentu, akan tetapi
adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak
didiknya untuk menjadi anggota
masyarakat sebagai orang dewasa. Pandangan tradisional mengatakan guru sebagai
penyalur pengetahuan dan sumber dari
segala imu pengetahuan. Pandangan itu haruslah berubah yaitu guru harus lebih berperan sebagai:
a. Sebagai
fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam hal ini guru tidak hanya
menyampaikan pengetahuan kepada siswa
namun sebaliknya guru membantu siswa dalam membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sehingga
selain memperoleh ilmu pengetahuan, murid
juga dapat berpikir kreatif.
b. Guru
merupakan penasihat murid
Yaitu guru harus mampu memahami
kebutuhan belajar murid sehingga dapat
memberikan pelayanan belajar yang etpat kepada murid dan dapat
membantu kesulitan belajar murid.
30
c. Pengamat
kegiatan murid
Yaitu guru selalu mengontrol dan
mengawasi sikap tingkah laku muris terutama
pada saat berlangsungnya proses belajar di kelas maupun di sekolah.
d. Mengevaluasi
kemampuan belajar murid
Tugas guru menilai keberhasilan
proses belajar murid dan pemahaman murid
terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru.
3.
Pengertian
Murid
Unsur kedua yang
memegang perana penting dalam pendidikan adalah anak didik atau murid. Murid adalah manusia
yang akan dibentuk oleh dunia pendidikan.
Ia adalah objek sekaligus subjek, yang tanpa keberadaannnya proses pendidikan mustahil berjalan.
Murid merupakan
potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang
efektif. Murid adalah anak-anak yang
sedang tumnbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah.
4.
Hubungan
Guru dengan Siswa
·
Memberikan contoh dalam
penegakan disiplin dan tata tertib,misalnya : Hadir tepat waktu di kelas dalam
kegiatan pembelajaran dan berpenampilan rapi
·
Membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan
keadaan fisik siswa
·
Memotivasi siswa dalam
belajar, berkarya, dan berkreasi
·
Mampu berkomunikasi
dengan siswa untuk meningkatkan prestasi siswanya
·
Guru dapat menerima
perbedan pendapat siswa dan berani mengatakan yang benar dan salah tanpa
menyinggung perasaan
·
Tidak mempermalukan
siswa di depan siswa lain , atau di depan umum. Pendekatan terhadap siswa harus
mengikuti prinsip-prinsip bimbingan terhadap siswa
·
Ketidak sopanan siswa
kepada guru bukanlah menjadi hal yang mengherankan di jaman sekarang ini,
banyak ditemui perilaku siswa yang kurang menghormati guru, bukan di dalam kelas saja, dapat juag perilaku negatif ini
ditemui di luar kelas ataupun di tempat umum lainnya. Dari fakta-fakta yang ada
ini dapat kita ambil sebagai contoh terjadinya suatu kemunduran nilai-nilai
etika dan budi pekerti siswa kepada gurunya. Siswa hanya menghormati guru yang
masuk dalam kelasnya saja, misalnya saja banyak siswa menyapa gurunya dengan
berteriak lantang dari pinggir jalan dengan suara keras dan kadang dengan
bahasa yang lebih bernada canda dan menggoda atau dengan berteriak.
·
Contoh lain, misalnya
kita bertemu guru bersepeda di jalan di depan kita. Kebanyakan pasti akan
dengan segera akan membalap atau melewati guru tersebut. Bahkan kadang-kadang
juga tidak disertai sapaan kepada guru tersebut. Dan seharusnya cara yang
dibenarkan untuk menyapa bapak ibu guru ketika bertemu adalah dengan segera
menjabat tangan dan kemudian mengucapkan salam, baik itu salam secara agama
Islam ataupun salam secara formal. Atau contoh ketika siswa sedang mengikuti
ujian dan tidak hadir ke sekolah, guru meminta untuk mengikuti ujian susulan. Namun
apa yang terjadi, siswa malah tak acuh, dia malah senang-senang dengan
temannya.
·
Zaman sekarang ini
banyak kita temui siswa yang terlalu meremehkan hukuman yang diberikan guru
karena kesalahannya, padahal hukuman itu merupakan alat untuk melatih bertanggung
jawab dan disiplin dengan tugas yang diberikan.
Di satu sisi perlakuan berbeda dilakukan guru zaman sekarang
dibandingkan dengan guru zaman dulu, mereka biasanya menasihati para siswa
hanya dengan nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan
siswa tersebut. Cara ini kurang efektif karena siswa kadang-kadang hanya
mendengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.
·
Fenomena diatas menurut
saya hanyalah beberapa contoh yang sering kita temui di sekitar kita. Padahal
dengan adanya etika dan budi pekerti perilaku seorang siswa merupakan bekal
yang paling berharga agar kita dapat menempatkan posisi kita dalam bergaul
dengan siapapun.
·
Berkaitan dengan etika,
terdapat nilai kesopanan yang mungkin selama ini sering kita abaikan. Ada suatu
nilai kepantasan yang merupakan pondasi bagi kita untuk belajar menghargai
sesama dan juga kepada orang yang telah membagikan ilmunya kepada kita.
·
Semuanya kembali pada
pembelajaran apa yang diterima oleh siswa tersebut, baik dalam proses
pembelajaran formal atau di sekolah dan juga bisa pembelajaran informal yakni
di lingkungan keluarga atau lingkungan dia berteman. Ketika ia tidak
mendapatkan didikan yang baik maka kemungkinan besar siswa tersebut tidak bisa
berperilaku baik.
·
Meskipun pada jaman
yang modern ini banyak orang mengatakan bahwa profesi guru merupakan profesi
yang sangat berharga atau bisa juga dibilang bergaji tinggi, namun yang kami
harapkan profesi seorang guru tetap menjadi profesi yang mulia, yaitu sebuah
profesi yang tidak melupakan mengajarkan nilai nilai kehidupan yang diperlukan
oleh seorang siswa dalam kehidupan di hari esok.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Cara
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam upaya membangun generasi penerus bangsa ,
berusaha secara sadar tentang itikad baik dan rasa tanggung jawab mematuhi
semua peraturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, dan membiasakan diri
hidup disiplin, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, maupun di
masyarakat umum, serta berusaha menepati janji yang telah dibuat atau
disepakati. Disiplin siswa ditinjau dari aspek kedisiplinan presentase
keberhasilan tindakan sebesar 70 % dengan taraf keberhasilan baik.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat dikemukakan adalah sebaiknya peranan guru dalam meningkatkan
kedisiplinan dan tata krama siswa dalam upaya membangun generasi penerus bangsa
yang baik harus mendapat dukungan dari keluarga. Karena keluarga merupakan pendidikan
awal bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.smam1gresik.sch.id/?p=1121
Arifin,
H. M., 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.slideshare.net/RuliBudiyanto/1-tata-krama-siswa
http://www.slideshare.net/Hadiyanti/tata-krama-siswa-10469696
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah karya tulis
dengan tepat waktu.
Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ETITUT DAN TATAKRAMA
MURID TERHADAP GURU”, yang mmenurut saya dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita untuk mempelajarinya
Melalui
kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang
tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan
ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Banjarsari, 11
Desember 2016
“Penulis”
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.
Latar Belakang .................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A.
Pengertian Etika Murid Terhadap
Guru............................................. 3
1.
Pengertian Etika ............................................................................ 3
2.
Pengertian Guru ............................................................................. 4
3.
Pengertian Murid ........................................................................... 5
4.
Hubungan Guru dengan Siswa ...................................................... 6
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9
A.
Kesimpulan......................................................................................... 9
B.
Saran .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10
Comments
Post a Comment