MAKALAH TENTANG DOSIS OBAT
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Karena
dengan rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya
dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah dengan
judul “DOSIS OBAT” ini dapat
terselesaikan.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi
terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yakni baginda Muhammad SAW,
keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya, dan Semoga syafa’atnya
selalu menyertai kehidupan ini.
Setitik harapan dari saya sebagai penulis,
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna.
Penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki. Untuk itu, penulis mengharapkan
dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah berikutnya.
Banjarsari, Januari
2016
Penulis
BAB
I
1.1. Latar
Belakang Masalah
Peran
perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan cepat dan
luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan
terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas perawat tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun
juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Oleh karena
itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk
dimiliki perawat.
Perawat
memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan
mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan demikian,
perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga
kesehatan lainnya.
Keberhasilan
promosi kesehatan sangat tergantung pada cara pandang klien sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan, yang juga bertanggung jawab terhadap menetapkan pilihan
perawatan dan pengobatan, baik itu berbentuk obat alternative, diresepkan oleh
dokter, atau obat bebas tanpa resep dokter. Sehingga, tenaga kesehatan terutama
perawat harus dapat membagi pengetahuan tentang obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari dosis obat?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi dosis
obat?
3. Apa yang terjadi dari kesalahan
dosis obat?
4. Bagaimana cara menghitung dosis
maksimum?
1.3. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah tadi maka tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian dari dosis
obat.
2. Mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi dosis obat.
3. Mengetahui akibat dari kesalahan
dosis obat.
4. Mengetahui cara menghitung dosis
maksimum.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Dosis Obat
Dosis
obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat
(gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit
lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud
dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada
penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis
terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik terutama
obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai
dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut
sebagai dosis letal.
Obat-obat
tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading
dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan
memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya
dua kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal.
Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian oral preparal Sulfa
(Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan
diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.
2.2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Dosis Obat
Dosis
obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor-faktor
penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap
respon obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga faktor
tersebut di bawah ini didapati sekaligus.
1. Faktor Obat:
a. Sifat fisika : daya larut obat dalam
air/lemak, kristal/amorf, dsb.
b. Sifat kimiawi : asam, basa, garam,
ester, garam kompleks, pH, pKa.
c. Toksisitas : dosis obat berbanding
terbalik dengan toksisitasnya.
2. Faktor Cara Pemberian Obat Kepada
Penderita:
a. Oral : dimakan atau diminum
b. Parenteral : subkutan,
intramuskular, intravena, dsb
c. Rektal, vaginal, uretral
d. Lokal, topikal
e. Lain-lain : implantasi, sublingual,
intrabukal, dsb
3. Faktor Penderita:
a. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa,
geriatrik
b. Berat badan : biarpun sama-sama
dewasa berat badan dapat berbeda besar
c. Jenis kelamin : terutama untuk obat
golongan hormon
d. Ras : “slow & fast acetylators”
e. Toleransi
f. Obesitas : untuk obat-obat tertentu
faktor ini harus diperhitungkan
g. Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran
cerna mempengaruhi absorbsi obat, penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat,
kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat
2.3.
Kesalahan Dosis/Overdosis
1. Akibat kelebihan dosis:
a. pernapasan akan tertekan/sesak nafas
b. mual-mual/muntah
c. berkurangnya tingkat kesadaran
d. pusing
2. Penanganan kelebihan dosis sesuai
dengan gejala misalnya sesak nafas dengan cara penambahan oksigen.
2.4.
Menghitung Dosis Maksimum
Dosis
adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila
dikelompokkan bisa dibagi :
1. Dosis Terapi (Therapeutical Dose),
yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau pengobatan untuk
penyembuhan penyakit.
2. Dosis Maksimum (Maximalis Dose),
yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum yang masih dapat
digunakan untuk penyembuhan. Dalam buku buku standar seperti Farmakope atau
Ekstra Farmakope Dosis Maksimum (DM) tercantum diperuntukkan orang dewasa.
3. Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu
dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai
dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
4. Dosis medicinalis yaitu dosis
terapeutik = dosis lazim
5. Dosis permulaan yaitu initial dose
6. Dosis pemeliharaan yaitu maintenance
dose
7. Dosis toxica = dosis sampai terjadi
keracunan
8. Dosis Khusus
Dosis
penderita yang obesitas: harus diperhitungkan lemak dan persentase BB tanpa
lemak (BBTL)
BBTL
= BB x (100 - % lemak)
9. Dosis penderita geriatrik (>65
tahun)
Dosis diturunkan ( ± 75 % DD)
Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan
(cardivaskuler, ginjal,
DM)
10. .Dosis penderita ginjal:
Ekskresi obat
terganggu → obat lebih lama di peredarah darah
Dosis dan interval obat harus diatur
11. Dosis dopamine
Salah
satu indikasi penggunaan dopamine adalah pada TD sistolik <70mmHg disertai
dengan tanda-tanda syok.
Rumus
dopamine yaitu: Dosis X BB(kg) X 60/4000
Contoh:Pasien
dengan tekanan darah 80/50mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamine dimulai dari
5mikrogram/kgBB/menit
Kita
gunakan rumus praktik saja=5X50X60/4000=15000/4000=3.75 cc/jam
Cara
Menghitung Dosis Maksimum Obat Dalam Resep:
a. DM tercantum berlaku untuk orang
dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-DM,
tanyakan umurnya.
b. Bila ada zat yang bekerja searah,
harus dihitung DM searah (dosis ganda).
c. c. Urutan melihat daftar DM
berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir (FI. Ed.III,
Ekstra Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph.
Ned. Ed. V, CMN dan lain-lain).
d. Setelah diketahui umur pasien, kalau
dewasa langsung dihitung, yaitu untuk sekali minum : jumlah dalam
satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%. Begitu juga untuk sehari minum :
jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.
e. Dosis Maksimum (DM) searah :
dihitung untuk sekali dan sehari.
f. Cara menghitung Dosis Maksimum (DM)
untuk oral berdasarkan :
1).
Rumus Young
Untuk
umur 1-8 tahun dengan rumus :
(n/n
+ 12) x DM (dewasa) n
= umur dalam tahun
2).
Rumus Dilling
Untuk
umur di atas 8 tahun dengan rumus :
(n/20)
x
DvgM n
= umur dalam tahun
Contoh:R/
Ekstrak Belladonce 0.12
Antipyrin 1,5
Lactosa q.s
m.f.pulv.No.
XII
s.t.d.d.p.l.
Pro
Ani (15)
Dengan
DM:20mg/80mg
DM:1/4
Penyelesaian:
a. DM untuk umur 15 th:
Extr.
Bellad 1
x p =15/20 x 20mg =15mg
1
hari=15/20 x 80mg=60mg
Antipyrin 1
x p =15/20 x 1 =0,75g=750mg
1
hari=15/20 x 4=3g=3.000mg
b.setiap
bungkus mengandung : Extr. Bellad =0,12/12=0,01=10mg
Antipyrin =
1,5/12 =0,125 =125mg
c.pemakaian
menurut resep :
Extr.
Bellad : 1 x
p =10mg<DM
1
hari = 3 x 10mg =30mg<DM
Antipyrin : 1 x
p =125mg<DM
1 hari = 3 x 125mg=375mg<DM
3).
Rumus Fried
Untuk
umur <1tahun
(n/150) x
DM n
= umur bayi dalam bulan
4). Bila dalam berat badan
a.
Rumus Clark
(Berat
badan dalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa)
b.Rumus
Augeberger: { (1½ BB+10) / 100 } x DM
Keterangan: BB = BB anak dalam Kg
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Dosis
obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat
(gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit
lainnya (Unit Internasional).
Dalam
memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Dengan
menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk menentukan dosis yang tepat. Agar
pasien merasa puas atas tindakan keperawatan yang kita berikan.
3.2.
Saran
Dalam
memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan untuk
mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi, kita sebagai perawat
yang profesi professional harus mampu menguasai tentang dosis obat.
DAFTAR
PUSTAKA
Bram
Marabunta, (2011). “Makalah Perhitungan
Dosis Obat”. [online] tersedia : http://brambutakala.blogspot.co.id/. [02 Januari
2016].
Sumber:file://localhost/E:/DOSIS/Joey'%20B%20Menghitung%20Dosis%20Maksimum.mht
Sumber:file://localhost/E:/ti2k's%20blog_%20DOSIS%20OBAT.mht
Sumber:file://localhost/E:/dosisdr.%20Suparyanto,%20M.Kes_%20LABEL%20DAN%20DOSIS%20OBAT.mht.
Craven, RF., Hirnle, CJ. (2000). Fundamental of Nursing : Human Health and Function, 3rd Ed., New
York : Lippincott Pub.
Fulmer, T., Foreman, M., Zwicker, D. (2003). Medication in
Older Adults, 1st Ed., Spiringer Pub. Comp.
Comments
Post a Comment