MAKALAH PERSPEKTIF GLOBAL (VERSI 3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Globalisasi
adalah suatu proses
tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi
pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia (Edison A. Jamli, 2005). Globalisasi
sering diterjemahkan “mendunia” atau“mensejagat”, yaitu dengan cepat
menyebar keseluruh plosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data, informasi, dan
sebagainya begitu disampaikan saat itu pula diketahui oleh semua orang
diseluruh dunia. Globalisasi selain menghadirkan ruang positif namun juga
terdapat sisi negativenya. Globalisasi adalah merupakan sebuah tantangan yang
harus dihadapi dan dikontekskan pada keadaan yang ada pada masa kini.
Pengaruh globalisasi mempunyai
implikasi atau bahkan dampak atas berbagai Negara atau bangsa, tampaknya
didasarkan pada dua asumsi. Pertama,
sekurang-kurangnya sampai taraf tertentu, pelaku atau subjek globalisasi adalah
Negara-negara industri maju. Dengan kata lain, globalisasi sampai taraf
tertentu merupakan kepanjangan tangan (extension) kepentingan Negara industri maju. Kedua, kekhawatiran, kecemasan,
atau bahkan ketakutan akan pengaruh atau dampak terutama yang bersifat negative
dari globalisasi umumnya dirasakan terutama oleh bangsa-bangsa dalam Negara
berkembang, yang lebih merupakan objek daripada subjek globalisasi. Meskipun
demikian, baik karena ketergantungan Negara berkembang pada Negara-negara maju
dalam berbagai bidang, keuangan, ekonomi, maupun teknologi, ataupun keinginan
untuk mengejar kemajuan, sadar atau tidak, mau atau tidak, Negara-negara
berkembang sebenarnya juga mendukung proses globalisasi itu. Dalam pengertian
ini, Negara-negara berkembang juga merupakan subjek atau pelaku globalisasi
walaupun lebih pasif sifatnya.
Dari globalisasi tersebut maka
akan berpengaruh, implikasi ataupun dampaknya, khususnya terhadap Negara-negara
berkembang seperti Indonesia, terutama dalam ranah pendidikan, nilai-nilai
moral, sosial, politik budaya dan kemanusiaan, baik yang bersifat positif
maupun negative akan sangat besar efek yang ditimbulkan. Ini semua merupakan
tantangan khususnya bagi generasi muda sebagai penerus bangsa, bagaimana
mengemas globalisasi ini sebaik mungkin mengambil nilai positifnya dan
menghindari sisi negatifnya.
1.2.Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian, ciri dari globalisasi ?
2.
Bagaimana dampak dari globalisasi terhadap kehidupan ?
3.
Bagaimana globalisasi dalam dunia pendidikan ?
4.
Apa yang mesti kita lakukan guna merespon globalisasi ?
1.3.Tujuan
1.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang arti globalisasi
dan ciri-ciri globalisasi
2.
Mengetahui dampak yang ditimbulkan globalisasi dalam
berbagai aspek kehidupan.
3.
Untuk mengetahui bagaimana globalisasi pada dunia
pendidikan
4.
Mengetahui cara-cara menghadapi globalisasi disegala
aspek kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Globalisasi
Istilah globalisasi secara
sempit sering dikaitkan dengan fenomena aktivitas ekonomi berskala global.
Sesungguhnya ada banyak dimensi dalam fenomena globalisasi. Dalam lingkup
ekonomi, globalisasi menunjuk ekonomi pasar (bisnis) yang terintegrasi secara
global. Globalisasi ekonomi ini dimungkinkan oleh adanya perkembangan dan
temuan tekhnologi jaringan komunikasi, akses internet, tumbuhnya blok-blok
kerjasama ekonomi regional (Uni Eropa, NAFTA, GATT,dsb), runtuhnya komunisme,
dan menguatnya gerakan pasar bebas.
Dari sisi politik, globalisasi
ditandai oleh pudarnya negara bangsa dan semakin kuatnya peran aktor-aktor
non-negara. Globalisasi dapat juga berarti internasionalisasi yakni
meningkatnya relasi lintas bangsa yang mengatasi identitas dan batas yurisdiksi
negara. Globalisasi adalah suatu proses dimana manusia atau masyarakat dengan
latar belakang berbeda-beda di berbagai belahan dunia berinteraksi secara
ekonomi, politik dan budaya.
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya
karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar
terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
seperti budaya
dan agama.
Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah
Globalisasi pada tahun 1985.
Globalisasi merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antar manusia di dunia yang
meliputi bidang perdagangan, investasi perjalanan budaya dan bentuk interaksi
lain yang menyebabkan batas suatu Negara menjadi semakin sempit.
Pengertian Globalisasi secra umum adalah proses interaksi antar individu,
antar kelompok, dan antar bangsa yang saling bergantung dan mempengaruhi satu
sama lain yang melintasi batas Negara.
2.2.
Ciri-Ciri
Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia,
·
Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang
antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
·
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
budaya yang berbeda.
·
Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
·
Peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita
dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
·
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada
bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional
dan lain-lain.
·
Kennedy dan Cohen menyimpulkan
bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan
pemahaman baru bahwa dunia
adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus
berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan
akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin
terjadi. Sejalan dengan itu, Peter
Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
2.3.
Dampak
Globalisasi
Arus globalisasi memengaruhi selera,
ekspresi, kepercayaan, media, nilai-nilai, ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
atau kepariwisataan. Pada satu sisi globalisasi telah menciptakan peluang yang
dapat menguntungkan kehidupan manusia. Yaitu suasana kehidupan manusia menjadi
makin mudah, nyaman, praktis, berkualitas serta bekerja makin cepat dan
efisien.
Pada
sisi lain, globalisasi dapat menimbulkan tantangan bagi seseorang. Orang secara
individu atau masyarakat dan lembaga menjadi sulit, makin menderita, makin
terpinggir, dan makin mempunyai masalah yang kompleks.
Arus Globalisasi
|
Peluang
|
Tantangan
|
Pasar Bebas
|
Suatu kesempatan
untuk mengekspor hasil produksi ke luar negeri
|
Produk yang dipasarkan
harus berkualitas dan kompetitif dengan harga dijangkau oleh pasar global
|
Iptek
|
Perkembangan
iptek menjadi mudah dan cepat diterima
|
Dampak iptek
bisa menimbulkan pengangguran yang besar
|
Budaya
|
Aktivitas sosial
dan adaptasi budaya asing ke dalam budaya bangsa mudah berinteraksi dan
integrasi
|
Harus mampu
menciptakan filter terhadap budaya yang berdampak negative
|
Bisnis dan
pemerintah
|
Membuka
selebar-lebarnya agar investor dapat menanamkan investasinya
|
Bisnis menjadi
terbuka (transparan) dan profesional, banyak wisatawan mancanegara yang
datang sehingga menambah pendapatan mereka
|
Lapangan kerja
|
Terbuka dan
banyak
|
Persaingan
semakin ketat, inovatif, dan kreatif
|
Secara garis besar, dampak
globalisasi dapat berpengaruh pada aspek-aspek ekonomi, politik, sosial-budaya,
dan pertahanan-keamanan negara.
a.
Bidang
Ekonomi
Bagi kalangan yang sangat optimis terhadap globalisasi, seperti Thomas L.
Friedman dan beberapa tokoh lainnya, globalisasi adalah satu-satunya jalan yang
dapat digunakan manusia untuk mendapatkan standart hidup yang lebih baik.
Runtuhnya berbagai sistem ekonomi yang menjadi rival kapitalisme, telah
meyakinkan sebagian kelompok ini bahwa globalisasi dan liberalisasi pasartelah
menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi,
kehidupan yang lebih baik, dan efisiensi ekonomi, sesuatu yang tidak dapat
diberikan oleh sosialisme maupun komunisme.
Namun, pandangan-pandangan dari kelompok ini tidak dapat memberi
penjelasan yang cukup memadai mengenai semakin melebarnya ketimpangan
distribusi pendapatan antara negara-negara kaya dengan negara-negara miskin.
Bahkan, seiring dengan globalisasi, pendapatan di negara-negara Dunia Ketiga
atau negara-negara yang kurang berkembang jauh lebih menurun dibandingkan
dengan era tahun 1960-an dan 1970-an. Sebaliknya, negara-negara industri maju
semakin menikmati kelimpahan pendapatan dan standar hidup yang jauh lebih
tinggi. Ini karena globalisasi dengan liberalisasi dan perdagangan bebasnya,
selain menawarkan suatu alternative jalan yang lebih mudah untuk meningkatkan
standart hidup dan efisiensi ekonomi, tetapi juga membuka peluang terjadinya
penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir
orang atau kelompok yang sering disebut sebagai elite-elite internasional.
Kesuksesan kapitalisme Barat di era globalisasi ini telah didukung pula
oleh lembaga-lembaga ekonomi dunia, seperti Bank Dunia (World Bank), Dana
Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF), Organisasi Perdagangan
Dunia (World Trade Organization/WTO), kelompok negara-negara G-8, serta
perusahaan-perusahaan multi-nasional dan trans-nasional. Organisasi-organisasi
tersebut demikian berpengaruhnya dalam menciptakan tata ekonomi kapitalis dan
dibutuhkan oleh banyak negara, terutama negara yang sedang menghadapi kesulitan
ekonomi, seperti Indonesia, Argentina, Afghanistan, Irak, Brazil, dan Kamboja.
Kecenderungan-kecenderungan
globalisasi dalam bidang ekonomi juga terlihat dari munculnya
perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Perusahaan-perusahaan
tersebut tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapijuga oleh masyarekat di
seluruh dunia melalui penjualan saham dan bursa efek. Kegiatan operasional
perusahaannya pun tersebar di berbagai kawasan Junta. Sebagai contoh,
perusahaan minuman Coca-cola dan restoran last food (makanan siapsaji)
McDonalds yang berpusat di Amerika Serikat, telah membuka cabangnya di berbagai
negara, termasuk di Indonesia. Hal Yang sama juga dilakukan oleh perusahaan
perusahaan besar lainnya, seperti IBM, General Motors, Shell, British
Petroleum, Freeport, Sony, dan Honda. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai
banyak cabang di luar negeri, mereka mempunyai sumber dana, tekhnologi, dan
kemampuan lobi yang hampir tiada bandingnya. Keberadaan perusahaan
multi-nasional dan trans-nasional tersebut beserta investasi yang mereka bawa
menjadi harapan banyak negara, baik miskin maupun kaya. Investasi yang mereka
tanamkan sangat diharapkan untuk melakukan pembangunan dan memacu pertumbuhan
ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan dengan demikian meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
b.
Bidang Politik
Globalisasi memengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional,
kedaulatan Negara, dan organisasi internasional. Termasuk di dalamnya adalah
perbatasan antarnegara tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian/traktat
internasional. Misalnya, hubungan Indonesia dan Malaysia yang semula
bersahabat, sempat berselisih paham karena masalah TKI illegal, penyeludupan
kayu illegal logging oleh warga
Malaysia, serta lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Indonesia dan
kini menjadi bagian kedaulatan Malaysia.
Dampak globalisasi dalam bidang politik, antara lain, adalah negara tidak
lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Pasca-Perang
Dunia kedua, banyak negara baru muncul dan menjadi negara nasional yang
berdaulat. Negara-negara baru ini, yang kemudian sering disebut sebagai
negara-negara sedang berkembang (developing countries) atau negara-negara dunia
ketiga (the third world), dan masalah identitas nasional sebagai negara bangsa
(nation building).
Dampak globalisasi di bidang politik
lainnya adalah timbulnya gelombang demokratisasi di sejumlah negara di Asia,
Afrika, Amerika Latin, dan Eropa Timur. Setelah berakhirnya Perang Dingin dan
runtuhnya komunisme, dambaan akan kebebasan dan keinginan untuk menegakkan
demokrasi memacu perubahan politik di banyak negara. Rezim-rezim otoriter apa
pun warna politiknya tumbang satu per satu dilanda arus perubahan ini.
c.
Bidang
Sosial-budaya
Globalisasi memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-besaran
dengan blok budaya berbeda. Aspek kenegaraan lainnya yang tidak kalah penting
dalam era globalisasi adalah bidang pertahanan dan keamanan (hankam). Biasanya
hal ini berkaitan dengan perkembangan tekhnologi tempur yang berguna untuk
pertahanan dan keamanan serta keutuhan wilayah bangsa dan Negara.
Keadaaan keseimbangan dalam masyarakat
merupakan keadaan yang di idam-idamkan oleh setiap masyarakat. Dalam keadaan
yang demikian, individu-individu secara psikologis merasakan adanya suatu
ketentraman, sebab tidak ada pertentangan-pertentangan dalam norma-norma dan
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan
keseimbangan, masyarakat dapat menolak unsur-unsur yang akan membawa perubahan.
Penolakan ini disebabkan masyarakat takut terjadi goyahnya keseimbangan sistem
yang berarti dapat muncul ketidaktentraman.
Melalui arus informasi dan komunikasi, telah membuat
makin globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia.
Gaya berpakaian warga kota-kota besar di negara-negara berkembang tidak dapat
dibedakan dengan gaya berpakaian warga kota di Amerika Serikat dan Eropa.
Celana jeans dan potongan rambut misalnya, telah menunjukkan betapa globalisasi
telah memengaruhi warga dunia. Demikian pula jenis musik jazz dan rock, turut
pula menjadi “budaya dunia”. Di samping jenis makanan Italia (seperti pizza),
Amerika Serikat (seperti kentucky fried chicken) dan Eropa lainnya, tumbuh pula
“budaya lain” seperti chopstick (sumpit), sushi (jenis makanan Jepang), noodle
(mi), yang tadinya jenis makanan yang sangat lokal (nasional), sekarang telah
menjadi “budaya dunia”.
Hal yang sama juga terjadi di dunia
hiburan, di mana film-film Hollywood (seperti Mickey Mouse dan Donald Duck, dan
James Bond) dapat dinikmati oleh warga masyarakat di berbagai dunia, termasuk
negara-negara yang tadinya anti-Barat, seperti Afghanistan setelah rezim
Taliban terguling. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan
CD/VCD atau DVD di berbagai kota di dunia, telah menunjukkan gaya hidup yang
diciptakan oleh kaum kapitalis menjadi gaya hidup global. Kehidupan seks bebas
(free sex), sekuralisme, individualisme, konsumerisme, gaya hidup mewah, sudah
menjadi gaya hidup global pula. Oleh karena itu, kita harus bersikap waspada dan
selektif dalam menghadapi keragaman budaya dunia tersebut.
2.4.
Globalisasi Dalam
Dunia Pendidikan Indonesia
Dalam proses globalisasi tidak terlepas dari suatu perubahan, yaitu
perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Apabila kebudayaan
secara umum merupakan suatu rangkaian kepercayaan, nilai-nilai, dan gaya hidup
dari suatu masyarakat tertentu didalam eksistensi kehidupan sehari-hari, maka
dewasa ini didalam era globalisasi mulai muncul apa yang disebut kebudayaan
global. Kebudayaan global bisa diartikan sebagai modernitas. Dalam hal ini
modernitas mempunyai pengertian masyarakat modern, gaya hidup modern, ekonomi
modern, budaya modern, dan pendidikan modern.
Proses globalisasi merupakan
suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan kehidupan global didalam suatu
ruang dan waktu melalui internasionalisasi perdagangan, internasionalisasi
pasar dari produksi dan keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang
ditopang oleh jaringan system telekomunikasi global yang semakin canggih dan
cepat.Intinya dari proses globalisasi yaitu terciptanya suatu jaringan
kehidupan yang semakin terintegrasi.
Kaitan antara globalisasi dan
pendidikan menurut Giddens terletak didalam lahirnya suatu
masyarakat baru yaitu “knowledge-based-society” yang merupakan anak
kandung dari proses globalisasi. Karena
globalisasi, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang merupakan dasar dari
globalisasi ekonomi dan politik di dunia ini. Namun demikian suatu“knowledge-based
society” yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan akan terus-menerus
berubah dan merupakan subyek untuk revisi. hal ini memerlukan apa yang
disebutnya sikap refleksif dari manusia yaitu kemampuan untuk merenungkan
mengenai kehidupannya berdasarkan rasio.
Untuk itu pendidikan sangat penting didalam mewujudkan masyarakat masa
depan yang berdasarkan ilmu pengetahuan, melalui pendidikan proses transmisi
serta pengembangan ilmu pengetahuan akan terjadi.
Lahirnya globalisasi, yang kemudian disusul dengan penetrasi teknologi yang
sangat canggih, menjembatani bangsa-bangsa didunia ini menjadi global
village. Globalisasi berkembang melintasi batas-batas
keelokan. Dalam kondisi seperti ini dunia mengarah pada proses integrasi dan
homogenisasi budaya. Akan tetapi proses integrasi dan homogenisasi ini menimbulkan
reaksi yang beragam.
Lahirnya budaya global bukan berarti
hilangnya identitas suatu masyarakat, justru globalisasi telah merangsang
kesadaran individu, kesadaran etnis dari suatu komunitas yang pluralistik.
Artinya pendidikan nasional kita perlu mempunyai sikap didalam menghadapi
perubahan-perubahan global dalam era globalisasi dewasa ini.
Hal itu juga berimbas pada perkembangan dunia pendidikan di Indonesia yang
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan arus globalisasi, dimana ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan
tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga
pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk
menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki menejemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta
memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa Indonesia dalam mencetak SDM yang berkualitas dan
bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah
globalisasi, menimbulkan dampak negative yang tidak sedikit jumlahnya bagi
masyarakat, paling tidak ada tiga dampak negative yang akan terjadi dalam dunia
pendidikan Indonesia, yaitu:
Pertama, dunia pendidikan akan menjadi objek
komoditas dan komersil seiring dengan kuatnya hembusan paham neoliberalisme
yang melanda dunia. Paradigma dalam dunia komersil adalah usaha mencari pasar
baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha secara terus menerus. Globalisasi mampu
memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial menjadi
komoditas dalam pasar yang baru. Tidak heran apabila sekolah masih membebani
orang tua murid dengan sejumlah anggaran berlabel uang komite atau uang
sumbangan pembangunan institusi meskipun pemerintah sudah menyediakan dan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kedua, mulai melemahnya kekuatan kontrol
pendidikan oleh Negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi
global, seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, mau atau
tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk
melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemenkan, UU Sisdiknas,
dan PP no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya
telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi
disentralistis.
Ketiga, globalisasi akan mendorong delokasi
dan perubahan teknologi dan orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru,
seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang sangat revolusioner
dalam dunia pendidikan yang tradisional. Pemanfaatan multimedia yang portable
dan menarik sudah menjadi pemandangan yang biasa dalam praktik pembelajaran
didunia sekolah Indonesia. Disinilah bahwa pendidikan menjadi agenda prioritas
kebangsaan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk dilakukan seoptimal
mungkin.
Selain dampak negatif, pengaruh globalisasi juga membawa dampak
yang positif. Sebagian pakar telah melihat betapa besar impact/ imbas yang
disebabkan oleh pengaruh global ini sebagai suatu global revolution.
Globalisasi telah menimbulkan gaya hidup baru yang tampak dengan jelas dalam
mempengaruhi kehidupan. Ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi
terhadap dunia pendidikan, yaitu:
1. Dampak Positif globalisasi Pendidikan
- Akan semakin mudahnya akses informasi.
- Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang professional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan.
- Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesiabisa bersaing dengan Negara-negarara lain.
- Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing
- Adanya perubahan struktur dan system pendidikan yang meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
2. Dampak negatif
globalisasi dalam pendidikan
Globalisasi pendidikan tidak selamanya membawa dampak positive bagi dunia
pendidikan, melainkan globalisasi memiliki dampak negative yang perlu di
antisipasi, dampaknya antara lain:
- Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.
- Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
- Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.
- Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya budaya dari luar.
Globalisasi dunia pendidikan
mampu memaksa liberalisasi berbagai sektor, mengakibatkan melonggarnya kekuatan
kontrol pendidikan oleh Negara karena mengacu ke Standar Internasional, yang
mana bahasa Inggris menjadi sangat penting sebagai bahasa komunikasi, agar
dapat bersaing di era globalisasi saat ini.
Globalisasi telah menciptakan
dunia yang semakin terbuka dan saling ketergantungan antarnegara dan
antarbangsa. Negara atau bangsa dunia kini bukan saja saling terbuka terhadap
satu sama lain, tetapi juga saling ketergantungan satu sama lain dan itu
bersifat asimetris, artinya satu Negara lebih tergantung pada Negara lain
daripada sebaliknya. Karena saling ketergantungan dan saling keterbukaan ini, semua
Negara pada prinsipnya akan terbuka terhadap pengaruh globalisasi. Dan efek
yang ditimbulkan adalah akan masuknya secara bebas nilai-nilai moral, sosial
budaya, dan sebagainya yang akan berdampak pada ranah pendidikan yang cenderung
akan banyaknya nilai-nilai negative yang masuk tanpa adanya penyaringan.
2.5.Responsifitas
dalam Menghadapi Globalisasi Pendidikan
Setelah mengkaji globalisasi pendidikan terutama problematika dan
pengaruh atau dampak yang ditimbulkannya, dalam hal ini berkaitan tentang ranah
pendidikan, kita tidak akan mungkin terlepas dari elemen-elemen yang sangat
berpengaruh didalamnya dan saling berkaitan satu sama lainnya. Yaitu, pendidik
(guru), peserta didik (siswa), orang tua ( keluarga), dan lingkungan.
Telah kita ketahui bersama bahwa globalisasi bisa
berdampak positif dalam melakukan perubahan yang lebih baik, namun disisi lain
mempunyai dampak negatif yang dapat menjadi boomerang bagi dunia pendidikan
khususnya di Indonesia. Hal itu semua akan tergantung bagaimana elemen-elemen
yang sangat berpengaruh dalam pendidikan mampu bersikap responsive dalam
menghadapi arus globalisasi yang tidak bisa kita hindari, artinya dalam
menghadapi arus globalisasi ini kita tidak akan pernah menemukan suatu
penyelesaian dengan cara menghindari dan berpura-pura tidak tahu apa-apa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua elemen diatas tadi
dalam menghadapi arus globalisasi dalam dunia pendidikan.
1)
Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen telah ditegaskan bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya
fungsi dari keberadaan guru sebagai tenaga professional, yang mampu
meningkatkan martabat serta mampu melaksanakan system pendidikan nasional dan
mewujudkan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak
pernah habis dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan
pengaruh globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia
pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya persoalan
etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru namun jika yang
dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan
untuk guru dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya
harus membina para murid segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan
nilai angka. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia
kerjakan dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas
peningkatan moral pelajar dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak
terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah
pencetakan karakter murid. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi
seorang guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya
kecolongan.
Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi
guru dituntut meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik.
Guru juga harus siap menghadapi kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi,
transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu pendidikan harus
sangat diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan profesinya.
Untuk itu
dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga
intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan
moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya
agar terpatri dalam dirinya. Kemudian system pembelajaran yang kreatif dan
inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat megembangkan seluruh
potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju yang
diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati
melalui belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan perkembangan
bidang teknologi informasi semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu
pengetahuan, sehingga dunia pendidikan harus memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan semaksimal mungkin.
2)
Peserta didik (Siswa)
Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang
siswa juga harus mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam
dirinya, baik itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun media
masa. Dampak dari pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat mungkin
berdampak negatif dan menghancurkan dirinya jika tidak segera ditanggulangi.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi
akan sangat terlihat jelas bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya
sehari-hari. Hal itu dikarenakan mereka masih dalam masa-masa labil, dan
masa-masa dimana selalu ingin mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan bagi
orang-rang dewasa yang ada disekitarnya.
Akses
internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi siswa jika
digunakan untuk mengakses video porno, maupun gambar-gambar lainnya yang tidak
sepantasnya mereka akses. Namun akan sangat baik jika akses interet digunakan
oleh mereka untuk mencari informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya karena
dunia ini akan terasa sempit melaui dunia maya.
Dua hal yang
saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak jarang yang
menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa. Maka dari itu
tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral sangat
penting untuk mereka miliki.
Intelektual
murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan tidak
ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi emosional
dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan perilaku
yang baik dan bisa bertahan diantara pengaruh demoralisasi di
era globalisasi dengan prinsip spiritualnya.
3)
Orang tua (keluarga)
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai
pendidikan pertama bagi anak sebelum mereka dikenalkan dengan dunia luar.
Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena
disamping mempunyai kedekatan secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat
kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah.
Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang
dilakukan oleh anak-anaknya sangat penting, dimana jika keluarga sedikit
mengbaikan itu maka akan berdampak pada kepribadian dan perilaku anak-anaknya
yang tidak terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya kepada sekolah
dalam mendidik dan mengembangkan potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja
karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.
Mencari tau segala kegiatan anak tidak harus dengan
mengikutinya setiap detik dan setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak
hal dan cara, seperti dengan memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa
teman bermain, menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di
sekolah, dan lain sebagainya. Hal seperti ini sangat mudah dilakukan,
namun terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahan tidak
mau tahu sehingga anak seringkali terabaikan.
4)
Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal akan berdampak besar pada
perilaku dan kepribadian seseorang, karena seringkali pengaruh teman sebayanya
dapat mengalahkan pengaruh guru maupun orang tua.
Gaya hidup lingkungan sekitar juga mampu merusak
tatanan yang sudah diajarkan disekolah, yaitu yang berkaitan dengan moral
seperti tingkah laku dan menghormati orang yang lebih tua seringkali diabaikan
karena pengaruh kebiasaan orang-orang yang ada disekitar kita.
Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam
menghadapi arus globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena
kewajiban kita adalah bagaimana berinteraksi dengannya secara positif. Realitas
(globalisasi) ini tidak semuanya buruk, dan tidak pula semuanya
baik. Karena itu kita harus
menyikapinya lewat berbagai bentuk artikulasi yang kritis namun proporsional.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Globalisasi ini mempunyai
dampak positif dan negatif bagi semua orang. Sebagai dampak positifnya yaitu
diantaranya kita bisa merasakan manfaat dari kemajuan IPTEK dan menigkatkan
kemampuan bangsa dan Negara untuk berkompetisi secara internasional. Namun
globalisasi juga memberikan dampak negatif bagi bangsa kita yakni bangsa kita
menjadi terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan moral dan keperibadian
bangsa kita.
Globalisasi sangat erat
kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya terdapat proses mempengaruhi dalam
segala bidang terutama dalam ranah pendidikan, yang berimbas pada nlai-nilai
moral, sosial, budaya dan kepribadian yang dapat berdampak positif dan negatif.
Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan
masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan
reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan
yang lebih komperensif dan fleksibel. Dan dalam merespon globalisasi, kita
hendaknya tidak terjebak ke dalam sikap-sikap ekstrem, mendukung dan
menerimanya tanpa reserve atau menolaknya mentah-mentah. Akan tetapi, hendaknya
kita bisa bersikap lebih kritis dan kreatif dengan melakukan penelaahan
terhadap setiap sisi dari globalisasi.
Dalam konteks Global, UU nomor
17 tahun 2007 merumuskan misi agar Indonesia ikut berperan penting dalam
pergaulan dunia Internasional. Misi ini tidak mungkin bisa dicapai tanpa adanya
sensitifitas global yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. Karena itu
melalui pendidikan lah yang mampu menumbuhkan sensitifitas atau kesadaran
global ini. Bukan malah menjadikan arus globalisasi yang menggrogoti pendidikan
di Indonesia.
Pembentukan karakter bangsa
yang memiliki kepedulian terhadap dunia global menjadi cukup penting. Melalui
karakter ini generasi muda diharapkan mampu mengikuti perkembangan dunia global
secara kritis. Tidak semata-mata larut dalam berbagai perubahan dan
perkembangan yang terjadi. Apalagi sampai ikut sebagai pelaku berbagai kejahatan
Internasional. Sebaliknya yang diharapkan adalah generasi yang mampu memberikan
solusi bagi masa depan dunia yang lebih adil dan damai.
3.2.Saran
Penulis menyarankan kepada
pemerintah untuk lebih meningkatkan mutu SDM yang berkualitas dan bermoral agar
dapat lebih siap untuk menerima dampak positif maupun dampak negatif dari
adanya globalisasi. Peningkatan mutu SDM bisa ditingkatkan melalui program
pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Hendaknya pemerintah juga
lebih memperhatikan tentang dampak globalisasi, karena dampak globalisasi tidak
hanya merugikan warga negaranya, akan tetapi hal itu juga dapat berimbas pada
pemerintah sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://mozi-mozi-mozi-mozi.blogspot.com/2010/01/dampak-globalisasi-terhadap-dunia.html
(Diakses Tanggal 18 Desember 2013)
·
http://hanakristina.wordpress.com/2010/03/29/dampak-globalisasi-dalam-dunia-pendidikan/
(Diakses Tanggal 18 Desember 2013)
·
http://hidayatulula.blogspot.com/2011/06/globalisasi-design-kurikulum-pendidikan.html
(Diakses Tanggal 18 Desember 2013)
·
http://destyapurwaningtyas.blogspot.com/2010/03/strategi-menghadapi-perdagangan.html
(Diakses Tanggal 18 Desember 2013)
·
http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/08/globalisasi-pendidikan/
(Diakses Tanggal 18 Desember 2013)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulsi dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam pelaksanaannya kami tidak terlepas dari bantuan dan kemudahan baik
berupa saran maupun bentuk bantuan yang lain. Untuk itu dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang teramat dalam kepada Dosen Pembimbing Semoga
Allah SWT. berkenan membalas segala kebaikannya.
Makalah ini sangat banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran
dari Dosen Pembimbing dan teman-teman sangat kami harapkan. Jika ada sesuatu
yang kurang berkenan kami mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Banjarsari, Desember 2013
Penulis ,
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3.
Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1. Pengertian Globalisasi ............................................................................ 3
2.2.
Ciri-Ciri Globalisasi................................................................................. 4
2.3.
Dampak Globalisasi................................................................................. 5
2.4.
Globalisasi Dalam Dunia Pendidikan Indonesia..................................... 9
2.5.
Responsifitas dalam Menghadapi
Globalisasi Pendidikan...................... 13
BAB III PENUTUP .................................................................................... 17
3.1.
Kesimpulan.............................................................................................. 17
3.2.
Saran........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19
Comments
Post a Comment