Makalah Hakikat Mendengarkan
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat taufik hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai hakikat mendengarkan dengan lancar dan baik. semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca pada umumnya.
Harapan penulis mudah–mudahan makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Saya akui makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna, sehingga penulis mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam kata-kata maupun dalam penulisan makalah ini. Untuk itu diharapkan bagi pembaca untuk memberi masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah yang baik dan benar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa Indonesia kita
mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis. Pada makalah ini kita akan
membahas mengenai keterampilan mendengarkan.
Keterampilan mendengarkan adalah
salah satu alat komunikasi yang sangat penting
dimiliki setiap orang terutama dalam menjalankan kontak sosial dengan
orang lain. Kepandaian mendengarkan tidak terbatas hanya dalam pengertian
pandai atau terampil saja, melainkan kepandaian itu harus dikaitkan dengan sopan santun dan sesuai dengan tatacara atau tatanilai yang kita anut
sebagai bangsa yang memiliki moral agama dan moral kebangsaan.
Dalam kehidupan, sebagian
aktivitas mendengarkan dan berbicara
rutin dilaksanakan yang membuat kita merasakan suatu kebiasaan yang lumrah
serta tidak memiliki peraturan. Padahal baik buruknya hubungan sosial sangat
tergantung saat kita menjalankan aktivitas salah satunya adalah mendengarkan.
Di kehidupan sehari-hari, sering
kita melihat seseorang yang memiliki sifat bijaksana. Orang tersebut dapat dipastikan adalah orang
yang memiliki kesopanan berbicara dan mendengarkan. Oleh karena itu
keterampilan mendengar tersebut harus dibina dari usia dini sampai ke jenjang
pendidikan yang lebih formal.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakng di atas maka
yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang
dimaksud dengan hakikat mendengarkan?
2. Apa tujuan
dari mendengarkan?
3. Apa saja
fungsi dari mendengarkan?
4. Apa saja
teori-teori dalam mendengarkan?
C. Tujuan Penulisan
Seperti halnya rumusan masalah di
atas, tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui hakikat mendengarkan
2. Untuk
mengetahui tujuan dari mendengarkan
3. Untuk
mengetahui fungsi dari mendengarkan
4. Untuk
mengetahui teori-teori dalam mendengarkan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Mendengarkan
Mendengarkan adalah usaha untuk
memproleh pengertian dengan mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan
pikiran untuk mengadakan interpretasi terhadap berita atau pesan yang di terima
baik secara lisan maupun tertulis, dan melalui proses menangkap, memahami, dan
mengingat.
Dalam sistem komunikasi, proses
mendengarkan merupakan aspek yang sangat penting. Mendengarkan secara efektif
merupakan aktivitas yang aktif dari pikiran kita, bukan suatu aktivitas yang
pasif.
B.
Tujuan
Mendengarkan
Tujuan mendengarkan dalam kehidupan
sehari-hari, kita selalu berkomunikasi lisan dengan orang lain. Dalam
komunikasi tersebut kita akan menyampaikan dan menerima informasi. Proses
penyampaian informasi secara lisan di sebut berbicara. Sedangkan proses
menerima menerima informasi di sebut mendengarkan
Tujuan orang mendengarkan adalah
untuk memproleh informasi yang ada hubungannya dengan propesi, mengumpulkan
data untuk membuat keputusan, dan untuk memberikan respon yang tepat. Selain
itu, tujuan lain dari mendengarkan adalah untuk memproleh pengetahuan secara
langsung, melalui radio atau televisi, dan lain-lain.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan mendengarkan dari seseorang
tidaklah sama dan ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan mulai dari memperoleh
informasi sampai pada pemecahan masalah.
C.
Fungsi
Mendengarkan
Mendengarkan mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Terdapat beberapa jenis umum dari mendengarkan yaitu
a. Mendengarkan untuk kesenangan
merupakan bagian yang paling menyenangkan dari keseluruhan waktu yang kita
gunakan untuk mendengarkan. Misalnya, mendengarkan komedi di televisi atau
drama, kita mencoba menahan kemampuan kritis kita sehingga kita menikmati apa
yang kita dengarkan dengan rileks dan santai.
b. Mendengarkan untuk mendapat
informasi berarti memperoleh beberapa kemampuan baru atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan beberapa perilaku yang lebih efektif seperti bagaimana
menggunakan computer, membuat kurva, atau mempersiapkan jamuan makan. Pada
kesempatan lain kita mendengarkan untuk informasi yang kita gunakan dalam
memberikan beberapa macam evaluasi, keputusan, dan kritikan.
c. Mendengarkan untuk menolong yang
dalam hal ini berfungsi membantu orang lain dalam mengatasi masalah. Misalnya
saja kita mendengarkan orang mengadu, mendengarkan persoalan pribadi, atau
berusaha untuk membuat keputusan. Mungkin saja kita hanya sekedar mendengarkan
atau menjadi pendengar dan hanya bersifat pendukung saja, namun demikian proses
ini sudah menjadi upaya untuk menolong orang lain. Kemampuan semacam ini sering
disebut dengan istilah katarsis.
d. Mendengarkan untuk tujuan atau
kepentingan dalam hal ini berfungsi sebagai sesuatu yang dapat
merangsang otak kita seperti mendengarkan musik klasik.
D.
Teori
Mendengarkan
Seseorang dalam mendengarkan
informasi secara efektif memiliki prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman,
mengingat, penafsiran dan mengevaluasi.
1.
Mendengarkan
Mendengarkan
melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak manusia. Ada beberapa cara
mendengarkan, yaitu:
·
Menangkap,
dapat mengenal dan mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut wajah,
gerak dan lain-lain.
·
Memperhatikan,
memusatkan perhatian penuh terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.
2.
Pemahaman
Pemahaman
merupakan proses penerimaan arti kata-kata yang disampaikan sehingga dapat
sesuai dengan kata-kaa yang keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik
pembicaraan yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi
yang disampaikan dapat lebih memahaminya.
3.
Mengingat
Setelah
memahami informasi yang telah disampaikan, kemudian melakukan pengujian
kemampuan berapa besar informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam
suatu memori. Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar
perlu melakukan konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini
bertujuan bahwa apabila sewaktu informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan
sesuai apa yang telah didengarkan dan meminimalisir kesalahpahaman.
4.
Menafsirkan
Penafsiran
merupakan proses memahami pesan yang disampaikan sesuai dengan ide, harapan dan
pengalaman pribadi. Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungankan
dengan informasi/pesan yang telah kita dengar, baca/lihat sebelumnya dari
beberapa sumber. Sumbernya misalkan dari televisi, pengalaman pribadi,
perbincangan, radio dan lain-lain.
5.
Mengevaluasi
Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya
mengevaluasi mengenai pesan yang disampaikan. Dengan kecakapan berpikir pendengar
menilai yang diungkapkan oleh pembicara, membedakan fakta dan opini, serta
mengevaluasi bukti yang dikemukakan pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai
dengan penafsiran pendengar, hal ini akan menimbulkan tanggapan kepada
pembicara.
Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan
waktunya untuk bekerja dengan mendengarkan sekitar 50%. Nilai ini sama besarnya
dengan nilai gabungan waktu yang dihabiskan untuk membaca, menulis dan
berbicara. Dengan demikian agar proses mendengarkan informasi dilakukan secara
efektif, maka kita perlu menggunakan teknik sesuai dengan langkah-langkahnya.
6.
Respon
Akhirnya muara dari sebuah proses mendengarkan secara aktif adalah respon dari pendengarnya yaitu kita. Disini kita perlu melakukan respon dengan secepat mungkin, mengingat seorang ‘bos’ akan lebih senang jika anak buahnya cekatan dalam bekerja. Tetapi Anda harus ingat bahwa kecepatan memang baik tetapi ketepatan adalah segala-galanya
Akhirnya muara dari sebuah proses mendengarkan secara aktif adalah respon dari pendengarnya yaitu kita. Disini kita perlu melakukan respon dengan secepat mungkin, mengingat seorang ‘bos’ akan lebih senang jika anak buahnya cekatan dalam bekerja. Tetapi Anda harus ingat bahwa kecepatan memang baik tetapi ketepatan adalah segala-galanya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mendengarkan adalah usaha untuk
memproleh pengertian dengan mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan
pikiran untuk mengadakan interpretasi terhadap berita atau pesan yang di terima
baik secara lisan maupun tertulis, dan melalui proses menangkap, memahami, dan
mengingat.
Tujuan mendengarkan dari seseorang
tidaklah sama dan ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan mulai dari memperoleh
informasi sampai pada pemecahan masalah.
Kegiatan
mendengarkan tidak bisa diabaikan dalam hubungannya dengan keterampilan
berbahasa. Mendengarkan memiliki kekuatan dan fungsi yang banyak, antara lain, menjauhkan
diri dari kesulitan, menerima banyak informasi, membantu memahami orang lain,
dan lain sebagainya.
Seseorang dalam mendengarkan
informasi secara efektif memiliki prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman,
mengingat, penafsiran mengevaluasi, dan merespon.
B.
Saran
Dari pembahasan di atas, dapat kita
ketahui bagaimana pentingnya mendengarkan untuk keterampilan berbahasa. Selain
mendengarkan mendominasi tiga keterampilan berbahasa yang lain, dengan aktif
mendengarkan secara baik dan efektif, mendengarkan juga mampu membuat seseorang
menjadi lebih bijaksana dalam menentukan sikap dan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, J.
(2000). Psikologi komunikasi. Bandung: Penerbit PT remaja rosdakarya.
Sugiyo. (2005).
Komunikasi antar pribadi. Semarang: UPT percetakan dan penerbitanUNNES PRESS.
http://riswantohidayat.wordpress.com/komunikasi/komunikasiverbal/mendengarkan-efektif/
http://renaldypangasean.blogspot.co.id/2014/06/hakikat-tujuan-fungsi-dan-teori-dari.html
Comments
Post a Comment