MAKALAH GUNUNG MUNTIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Cagar
alam merupakan salah satu upaya manusia untuk melestarikan dan menjaga
keanekaragaman makhluk hidup khususnya flora dan fauna yang statusnya terancam
bahkan hampir punah.
Agar
dapat terjaga dengan baik, cagar alam di Gunung Muntis adalah salah satunya. Keberadaan Cagar Alam Gunung Mutis saat
ini baru berdasarkan SK Penunjukan Menteri Pertanian RI Nomor 89/Kpts/II/1983,
Tanggal 2 Desember 1983. Sedangkan, berdasarkan hasil studi FAO tahun 1982,
kawasan Cagar Alam Gunung Mutis seluas 10.000 Ha direkomendasikan sebagai
Suakamargasatwa. Dengan
adanya cagar alam tersebut, menandakan bahwa manusia masih mempunyai kesadaran
dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman makhluk hidup baik flora dan
fauna agar tidak terancam punah.
1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana mengenai keadaan Cagar Alam Gunung Muntis saat ini?
2. Bagaiman mengenai letak dan luas kawasan Cagar Alam Gunung Muntis?
3. Bagaimana sejarah dan potensi kawasan Cagar Alam Gunung Muntis?
4. Bagaimana Asektabilitas menuju Kawasan Cagar Alam Gunung Muntis?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini tentunya seperti yang tertuang dalam rumusan masalah
di atas, dan lebih singkatnya adalah untuk mengetahui mengenai Keberadaan Cagar
Alam Gunung Muntis .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sekilas Tentang Gunung
Muntis
Cagar
Alam Gunung Muntis ini terkenal dengan gunung-gunung batu marmernya yang oleh
masyarakat setempat disebut Faut Kanaf atau batu nama. Kawasan wisata ini
berjarak sekitar 140 km dari timur laut dari Kota Kupang dan memiliki luas
sekitar 12.000 hektar. Kawasan cagar alam ini dihuni oleh salah satu suku
tertua di NTT yaitu Suku Dawan.
Kawasan
Wisata Gunung Muntis memiliki tipe vegetasi yang merupakan perwakilan hutan
homogen dataran tinggi. Kawasan ini juga didominasi berbagai jenis ampupu
(Eucalyptus urophylla) dan cendana (Santalum album). Selain kedua jenis
tumbuhan itu, masih ada beragam jenis lain seperti paku-pakuan,
rumput-rumputan, dll.
Fauna
kawasan ini juga sama kayanya. Di kawasan ini pengunjung bisa menjumpai rusa
Timor (Cervus timorensis), kuskus, biawak timor (Varanus timorensis), ular
sanca Timor (Phyton timorensis), punai Timor (Treon psittacea), betet Timor
(Apromictus jonguilaceus), pergam Timor (Ducula cineracea), dll.
Hal
lain yang menarik untuk disaksikan adalah bagaimana suku-suku asli kawasan ini
memanfaatkan dahan dan ranting pohon-pohon besar untuk membuatkan rumah bagi
lebah hutan penghasil madu. Bagi masyarakat setempat, lebah hutan membantu
mereka menopang kehidupan ekonomi dari hasil ternak dan pertanian.
Kawasan
Wisata Cagar Alam Gunung Muntis terletak di wilayah Kecamatan Mollo Utara,
Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Untuk mencapai kawasan Cagar Alam Gunung
Muntis dapat ditempuh melalui tiga jalur yakni dari arah selatan, timur dan
utara. Dari arah selatan dan timur melewati Kabupaten Timor Tengah Selatan,
dimana setelah tiba di Kapan (Kota Kecamatan Molo Utara) jalur menuju lokasi
Cagar Alam Gunung Muntis terbagi atas dua arah yaitu, arah selatan menuju Desa
Fatumnasi (49 Km dari Soe, Kota Kabupaten TTS), dan arah timur melalui Desa
Bonleu (30 Km dari SoE, Kota Kabupaten TTS). Sedangkan dari utara melalui
Kabupaten Timor Tengah Utara.
Kawasan Cagar Alam Gunung
Muntis terletak di bagian barat laut Pulau Timor, Secara administrasi Cagar
Alam Gunung Muntis berada dalam dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Timor
Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
Secara keseluruhan
keadaan topografi Kelompok Hutan Muntis adalah berat dengan relief berbukit
sampai bergunung dan keadaan lereng miring sampai curam. Sedangkan keadaan
lapangan kawasan Cagar Alam Gunung Muntis dan sekitarnya bergelombang sampai
bergunung, sebagian besar wilayahnya mempunyai kemiringan 60% ke atas . Puncak
tertinggi adalah Gunung Muntis dengan ketinggian 2.427 meter dpl.
Formasi geologi di
Kelompok Hutan Muntis – Timau (Pulau Timor) sebagian tersusun dari Deret
Sonebait dan sebagian kecil dari Deret Kekneno. Sekis Hablur, Batuan Basah
Menengah, Batuan Basah, Batuan Endapan Meogen dan Paleogen.
Jenis tanah yang terdapat di wilayah Muntis
Timau terdiri atas tanah-tanah kompleks dengan bentuk pegunungan kompleks dan
jenis tanah mediterium dengan bentuk pegunungan lipatan.
Gunung Muntis dan
sekitarnya merupakan daerah terbasah di Pulau Timor, hujan turun hampir setiap
bulan dengan frekuensi hujan tertinggi terjadi pada bulan November sampai Juli
,Suhu berkisar antara 14’C – 29’C, dan pada kondisi ektrim dapat turun hingga
9’C . Angin kencang berkecepatan tinggi terjadi pada bulan November sampai
Maret.
Keadaan hujan yang turun
hampir setiap bulan sepanjang tahun, memungkinkan kawasan Cagar Alam Gunung
Muntis ini menjadi sumber air utama bagi tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) besar
di Pulau Timor yaitu Noelmina dan Noel Benain di bagian selatan dan Noel Fail
di bagian utara. Drainase aliran sungainya berpola dendritis (Noel Mina dan
Noel Benain) sebagai akibat kompleksitas permukaan di bagian selatan dan pola
pararel (Noel Fail) akibat kelerengan yang relatif seragam di bagian utara.
Ada enam desa yang berbatasan langsung dengan
Cagar Alam Gunung Muntis yaitu Desa Tutem, Bonleu, Nenas, Nuapin, Nunbena dan
Fatumnasi.
Kawasan
Cagar Alam Gunung Muntis dan sekitarnya termasuk tipe hutan hujan yang relatif
homogen dan di dominasi oleh jenis ampupu (Eucalyptus Urophylla). Jenis lain
yang menonjol setelah ampupu adalah podocarpus sp, casuarinas junghuniana Mig
dan Celtis Wightii Planch yang membentuk tajuk lapis kedua di bawah tajuk
ampupu.
Secara
vertikal kawasan hutan Cagar Alam Gunung Muntis dapat terlihat tersusun atas tiga
lapis tajuk pohon. Lapisan paling atas setinggi 35 – 45 meter, lapisan kedua
antara 15 – 25 meter dan lapisan ketiga berupa perdu atas pohon kecil dengan
ketinggian 2 – 5 meter.
Masing-masing
lapisan di dominasi oleh jenis tertentu, lapisan paling atas umumnya pohon
ampupu (Eucalyptus Urophylla), lapisan kedua oleh pohon Tune (Podocarpus sp)
dan Celtis Wiqhtii Planch, sedang lapis ketiga adalah Belta jenis Natwon
(Daphiniphyllum Glancescens BI) yang tersebar merata di bagian bawah.
Secara umum
dapat dikatakan bahwa hutan lokasi pengamatan relatif homogen dan tumbuh secara
alami. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah jenis pohon yang tercatat dalam
petak contoh seluas 1 Ha. Selain dari jumlah jenis yang sangat sedikit,
tegakannya juga didominasi oleh satu jenis pohon. Dari sample plot tercatat 15
jenis pohon, dengan jenis dominan Eucalyptus urophylla yang mempunyai nilai
penting
Meskipun
hutan ini homogen, tidak seperti layaknya hutan hujan tropika, kerapatan
pohonnya realtif sedang. Keterbatasan jumlah jenis dilokasi pengamatan, selain
disebabkan luas sample plot yang relatif kecil diduga juga disebabkan keadaan
lingkungan yang agak ekstrim. Keadaan lingkungan ini membatasi jumlah jenis
yang mampu beradaptasi dengan daerah setempat. Keadaan lingkungan yang diduga
sebagai pembatas adalah kondisi topografi permukaan, tekanan angin, suhu,
keadaan cuaca, zonasi kegiatan ternak, penebangan dan praktek pertanian yang
berpindah-pindah.
Tidak berbeda
dengan keadaan pohon, belta dilokasi juga sedikit jumlah jenisnya dan
didominasi oleh satu jenis tertentu. Dari sample plot belta ukuran 10m x 10m
tercatat hanya ada 9 jenis. Jenis yang paling dominan adalah Daphniphyllum
Glaucescens.
Pohon ampupu
mempunyai perakaran yang dangkal meskipun tumbuhan ini dapat mencapai diameter
batang lebih dari 2 meter dan tinggi 45 meter, akibatnya pohon mudah tumbang
bila tertiup angin kencang.
Pada bagian
bawah tegakan pohon ampupu agak terbuka dan banyak ditumbuhi jenis rumput.
Didalam kawasan Cagar Alam Gunung Muntis terlihat padang rumput yang tidak
ditumbuhi oleh pohon bahkan perdu datau herba lain. Padang rumput tersebut
merupakan padang penggembalaan terutama ternak penduduk disekitar kawasan
2.2.Letak dan Luas Kawasan
Kawasan
Cagar Alam Gunung Muntis terletak di daratan Pulau Timor dan secara
administratif pemerintahan berada di wilayah Kecamatan Fatumnasi dan Kecamatan
Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor
Tengah Utara. Kawasan yang jaraknya sekitar 140 kilometer sebelah timur laut
Kota Kupang, Sesuai dengan pembagian administrasi pengelolaan kawasan
konservasi, Cagar Alam Gunung Muntis berada dalam wilayah pemangkuan Resort
Wilayah Konservasi Cagar Alam Gunung Muntis, Seksi Konservasi Wilayah I
Atambua, Bidang KSDA Wilayah I Soe pada Balai Besar KSDA NTT. Kawasan Cagar
Alam Gunung Muntis memiliki luas 17.211,95 hektar.
2.3.Sejarah Kawasan
Kawasan
Cagar Alam Gunung Muntis merupakan salah satu kawasan Suaka Alam yang ditunjuk
melalui surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan nomor :
423/Kpts-II/1999, tanggal 15 Juni 1999 dengan luas 17.211,95 Hektar.
2.4.Potensi Kawasan
1. Kondisi Ekosistem dan Fenomena Alam
Kawasan hutan Cagar Alam Gunung Muntis
memiliki tipe vegetasi yang merupakan perwakilan hutan homogen dataran tinggi
yang didominasi oleh jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) yang tumbuh secara
alami dalam luasan yang cukup besar. Kawasan ini dengan ketinggin sekitar 2.500
meter dari permukaan laut merupakan daerah resapan air bagi pulau Timor.
Kondisi topografi dan fenomena alamnya yang sangat unik tersebut memiliki
potensi sumber daya alam yang sangat tinggi terutama potensi jasa
lingkungannya.
2. Flora
Sesuai dengan kondisi ekosistem,
jenis flora yang terdapat di Cagar Alam
Gunung Muntis didominasi oleh jenis
Ampupu/Hue(Eucalyptus alba), disamping itu flora lain yang terdapat di Cagar
Alam Gunung Muntis seperti : Bijama (Elacocarpus petiolata),Haubesi (Olea
paniculata), Kakau/Cemara Gunung (Casuarina equisetifolia), Manuk Moto
(Decaspermum fruticosuni), Oben(Eugenia littorale), Salalu (Podocarpus
rumphii), Natwon (Decaspermum glaucescens), Natbona (Pittospermum
timorensis),Kunbone (Asophylla glaucescens), Tune (Podocarpus imbricata), Natom
(Daphniphylum glaucesceus), Kunkai-kote (Veecinium ef. varingifolium), Tastasi
(Vitex negundo), Manmana (Croton caudatus), Mismoto (Maesa latifolia), Kismoto
(Toddalia asiatica), Pipsau (Harissonia perforata), Matoi (Omalanthus
popuhlneu) dan aneka jenis paku-pakuan serta rumput-rumputan.
3. Fauna
Potensi fauna yang terdapat di Cagar
Alam Gunung Muntis secara umum merupakan fauna daratan seperti Mamalia,
Reptilia, dan Aves, beberapa jenis fauna tersebut antara lain : Rusa Timor
(Cervus timorensis), Kuskus (Phalanges orientalis), babi hutan (sus vitatus),
Biawak Timor (Varanus salvator), Ular Sanca Timor (Phyton timorensis), Ayam
Hutan (Gallus galus),Punai timor (Treron psittacea),Betet Timor
(ApromictusJonguilaccus), Pergam Timor (Ducula cineracea), dan Perkici Dada
Kuning (Trichogioses haematodus').
4. Potensi Jasa Lingkungan.
Potensi Jasa Lingkungan yang terdapat
di kawasan Cagar Alam Gunung Muntis antara lain pemanfaatan sumber air dari
kawasan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohydro yang melayani masyarakat di
desa Nenas; Pemanfaatan minuman dalam kemasan (Muntis Qua); Pemanfaatan air
oleh Perusahaan Daerah Air Minum yang melayani jaringan per-pipaan sampai ke
kota Soe, Pemanfaatan madu alam Muntis oleh kelompok masyarakat binaan Balai
Besar KSDA NTT dan mitra WWF.
2.5.Aksesibilitas ke
Kawasan
Dari
Kota Kupang ke kawasan Cagar Alam Gunung Muntis bisa dicapai melalui jalan
darat dengan kendaraan umum Kupang – Soe yang tersedia setiap hari, jarak
tempuh sekitar 110 Km dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam, Perjalanan
dilanjutkan dari Soe – Desa Fatumnasi sekitar 15 Km dengan waktu tempuh sekitar
20 Menit.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pulau
Timor di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkenal akan alamnya yang gersang dan
udaranya yang panas. Hal ini disebabkan oleh rendahnya curah hujan dan tanahnya
yang dipenuhi batu-batu karang. Namun di balik panas dan gersangnya Pulau
Timor, tersimpan berbagai keindahan alam yang menakjubkan. Salah satunya adalah
Cagar Alam Gunung Mutis. Di kawasan cagar alam ini, kita bisa melihat hutan
hijau yang luas dengan pepohonan yang menjulang tinggi dan aneka satwa endemik
khas Timor. Secara administratif, Cagar Alam Gunung Mutis berada di wilayah
Kecamatan Fatumnasi dan Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)
serta Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Ada beberapa
pintu masuk menuju cagar alam ini tapi yang paling dekat dan paling mudah
dijangkau adalah melalui Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten TTS.
Desa ini jaraknya sekitar 143 km dari Kupang atau 33 km dari Soe, ibu kota
Kabupaten TTS.
Dengan
adanya cagar alam tersebut, menandakan bahwa manusia masih mempunyai kesadaran
dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman makhluk hidup baik flora dan
fauna agar tidak terancam punah.
3.2.Saran
Kesadaran
manusia tidak hanya pada flora dan fauna yang ada di cagar alam tetapi juga
terhadap kebersihan, baik itu di darat tetapi juga di tepi bahkan di lautannya.
Dengan keadaan seperti itu maka lebih banyak orang asing yang mendatangi cagar
alam Gunung Muntis untuk sekedar bersantai dan menikmati indahnya alam ini
Kita
sebagai generasi muda harus mengetahui akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
[kidnesiac.om]
[https://wisatanusatenggara.wordpress.com/wisata-nusa-tenggara-timur/cagar-alam-gunung-mutis/]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Cagar Alam Gunung Muntis” dengan lancar. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati dan penuh harapan semoga makalah ini
bermanfaat. Penulis menyadari di dalam makalah ini masih banyak kekurangan
sehingga saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah berikutnya.
Banjarsari, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3.Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1.Sekilas tentang Gunung Muntis .......................................................... 2
2.2.Letak dan Luas Kawasan .................................................................... 5
2.3.Sejarah Kawasan ................................................................................. 6
2.4.Potensi Kawasan ................................................................................. 6
2.5.Aksesibilitas ......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8
3.1.Kesimpulan .......................................................................................... 8
3.2.Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9
Comments
Post a Comment