CLICK HERE

Wednesday, June 1, 2016

MAKALAH GUNUNG MUNTIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Cagar alam merupakan salah satu upaya manusia untuk melestarikan dan menjaga keanekaragaman makhluk hidup khususnya flora dan fauna yang statusnya terancam bahkan hampir punah.
Agar dapat terjaga dengan baik, cagar alam di Gunung Muntis adalah salah satunya. Keberadaan Cagar Alam Gunung Mutis saat ini baru berdasarkan SK Penunjukan Menteri Pertanian RI Nomor 89/Kpts/II/1983, Tanggal 2 Desember 1983. Sedangkan, berdasarkan hasil studi FAO tahun 1982, kawasan Cagar Alam Gunung Mutis seluas 10.000 Ha direkomendasikan sebagai Suakamargasatwa. Dengan adanya cagar alam tersebut, menandakan bahwa manusia masih mempunyai kesadaran dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman makhluk hidup baik flora dan fauna agar tidak terancam punah.

1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 
1. Bagaimana mengenai keadaan Cagar Alam Gunung Muntis saat ini?
2. Bagaiman mengenai letak dan luas kawasan Cagar Alam Gunung Muntis?
3. Bagaimana sejarah dan potensi kawasan Cagar Alam Gunung Muntis?
4. Bagaimana Asektabilitas menuju Kawasan Cagar Alam Gunung Muntis?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini tentunya seperti yang tertuang dalam rumusan masalah di atas, dan lebih singkatnya adalah untuk mengetahui mengenai Keberadaan Cagar Alam Gunung Muntis .




BAB II
PEMBAHASAN


2.1.Sekilas Tentang Gunung Muntis
Cagar Alam Gunung Muntis ini terkenal dengan gunung-gunung batu marmernya yang oleh masyarakat setempat disebut Faut Kanaf atau batu nama. Kawasan wisata ini berjarak sekitar 140 km dari timur laut dari Kota Kupang dan memiliki luas sekitar 12.000 hektar. Kawasan cagar alam ini dihuni oleh salah satu suku tertua di NTT yaitu Suku Dawan.
Kawasan Wisata Gunung Muntis memiliki tipe vegetasi yang merupakan perwakilan hutan homogen dataran tinggi. Kawasan ini juga didominasi berbagai jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) dan cendana (Santalum album). Selain kedua jenis tumbuhan itu, masih ada beragam jenis lain seperti paku-pakuan, rumput-rumputan, dll.
Fauna kawasan ini juga sama kayanya. Di kawasan ini pengunjung bisa menjumpai rusa Timor (Cervus timorensis), kuskus, biawak timor (Varanus timorensis), ular sanca Timor (Phyton timorensis), punai Timor (Treon psittacea), betet Timor (Apromictus jonguilaceus), pergam Timor (Ducula cineracea), dll.
Hal lain yang menarik untuk disaksikan adalah bagaimana suku-suku asli kawasan ini memanfaatkan dahan dan ranting pohon-pohon besar untuk membuatkan rumah bagi lebah hutan penghasil madu. Bagi masyarakat setempat, lebah hutan membantu mereka menopang kehidupan ekonomi dari hasil ternak dan pertanian.
Kawasan Wisata Cagar Alam Gunung Muntis terletak di wilayah Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
 Untuk mencapai kawasan Cagar Alam Gunung Muntis dapat ditempuh melalui tiga jalur yakni dari arah selatan, timur dan utara. Dari arah selatan dan timur melewati Kabupaten Timor Tengah Selatan, dimana setelah tiba di Kapan (Kota Kecamatan Molo Utara) jalur menuju lokasi Cagar Alam Gunung Muntis terbagi atas dua arah yaitu, arah selatan menuju Desa Fatumnasi (49 Km dari Soe, Kota Kabupaten TTS), dan arah timur melalui Desa Bonleu (30 Km dari SoE, Kota Kabupaten TTS). Sedangkan dari utara melalui Kabupaten Timor Tengah Utara.

Kawasan Cagar Alam Gunung Muntis terletak di bagian barat laut Pulau Timor, Secara administrasi Cagar Alam Gunung Muntis berada dalam dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.

Secara keseluruhan keadaan topografi Kelompok Hutan Muntis adalah berat dengan relief berbukit sampai bergunung dan keadaan lereng miring sampai curam. Sedangkan keadaan lapangan kawasan Cagar Alam Gunung Muntis dan sekitarnya bergelombang sampai bergunung, sebagian besar wilayahnya mempunyai kemiringan 60% ke atas . Puncak tertinggi adalah Gunung Muntis dengan ketinggian 2.427 meter dpl.
Formasi geologi di Kelompok Hutan Muntis – Timau (Pulau Timor) sebagian tersusun dari Deret Sonebait dan sebagian kecil dari Deret Kekneno. Sekis Hablur, Batuan Basah Menengah, Batuan Basah, Batuan Endapan Meogen dan Paleogen.
Jenis tanah yang terdapat di wilayah Muntis Timau terdiri atas tanah-tanah kompleks dengan bentuk pegunungan kompleks dan jenis tanah mediterium dengan bentuk pegunungan lipatan.
Gunung Muntis dan sekitarnya merupakan daerah terbasah di Pulau Timor, hujan turun hampir setiap bulan dengan frekuensi hujan tertinggi terjadi pada bulan November sampai Juli ,Suhu berkisar antara 14’C – 29’C, dan pada kondisi ektrim dapat turun hingga 9’C . Angin kencang berkecepatan tinggi terjadi pada bulan November sampai Maret.
Keadaan hujan yang turun hampir setiap bulan sepanjang tahun, memungkinkan kawasan Cagar Alam Gunung Muntis ini menjadi sumber air utama bagi tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) besar di Pulau Timor yaitu Noelmina dan Noel Benain di bagian selatan dan Noel Fail di bagian utara. Drainase aliran sungainya berpola dendritis (Noel Mina dan Noel Benain) sebagai akibat kompleksitas permukaan di bagian selatan dan pola pararel (Noel Fail) akibat kelerengan yang relatif seragam di bagian utara.

  Ada enam desa yang berbatasan langsung dengan Cagar Alam Gunung Muntis yaitu Desa Tutem, Bonleu, Nenas, Nuapin, Nunbena dan Fatumnasi.
Kawasan Cagar Alam Gunung Muntis dan sekitarnya termasuk tipe hutan hujan yang relatif homogen dan di dominasi oleh jenis ampupu (Eucalyptus Urophylla). Jenis lain yang menonjol setelah ampupu adalah podocarpus sp, casuarinas junghuniana Mig dan Celtis Wightii Planch yang membentuk tajuk lapis kedua di bawah tajuk ampupu.
Secara vertikal kawasan hutan Cagar Alam Gunung Muntis dapat terlihat tersusun atas tiga lapis tajuk pohon. Lapisan paling atas setinggi 35 – 45 meter, lapisan kedua antara 15 – 25 meter dan lapisan ketiga berupa perdu atas pohon kecil dengan ketinggian 2 – 5 meter.
Masing-masing lapisan di dominasi oleh jenis tertentu, lapisan paling atas umumnya pohon ampupu (Eucalyptus Urophylla), lapisan kedua oleh pohon Tune (Podocarpus sp) dan Celtis Wiqhtii Planch, sedang lapis ketiga adalah Belta jenis Natwon (Daphiniphyllum Glancescens BI) yang tersebar merata di bagian bawah.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hutan lokasi pengamatan relatif homogen dan tumbuh secara alami. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah jenis pohon yang tercatat dalam petak contoh seluas 1 Ha. Selain dari jumlah jenis yang sangat sedikit, tegakannya juga didominasi oleh satu jenis pohon. Dari sample plot tercatat 15 jenis pohon, dengan jenis dominan Eucalyptus urophylla yang mempunyai nilai penting
Meskipun hutan ini homogen, tidak seperti layaknya hutan hujan tropika, kerapatan pohonnya realtif sedang. Keterbatasan jumlah jenis dilokasi pengamatan, selain disebabkan luas sample plot yang relatif kecil diduga juga disebabkan keadaan lingkungan yang agak ekstrim. Keadaan lingkungan ini membatasi jumlah jenis yang mampu beradaptasi dengan daerah setempat. Keadaan lingkungan yang diduga sebagai pembatas adalah kondisi topografi permukaan, tekanan angin, suhu, keadaan cuaca, zonasi kegiatan ternak, penebangan dan praktek pertanian yang berpindah-pindah.
Tidak berbeda dengan keadaan pohon, belta dilokasi juga sedikit jumlah jenisnya dan didominasi oleh satu jenis tertentu. Dari sample plot belta ukuran 10m x 10m tercatat hanya ada 9 jenis. Jenis yang paling dominan adalah Daphniphyllum Glaucescens.
Pohon ampupu mempunyai perakaran yang dangkal meskipun tumbuhan ini dapat mencapai diameter batang lebih dari 2 meter dan tinggi 45 meter, akibatnya pohon mudah tumbang bila tertiup angin kencang.
Pada bagian bawah tegakan pohon ampupu agak terbuka dan banyak ditumbuhi jenis rumput. Didalam kawasan Cagar Alam Gunung Muntis terlihat padang rumput yang tidak ditumbuhi oleh pohon bahkan perdu datau herba lain. Padang rumput tersebut merupakan padang penggembalaan terutama ternak penduduk disekitar kawasan

2.2.Letak dan Luas Kawasan
Kawasan Cagar Alam Gunung Muntis terletak di daratan Pulau Timor dan secara administratif pemerintahan berada di wilayah Kecamatan Fatumnasi dan Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara. Kawasan yang jaraknya sekitar 140 kilometer sebelah timur laut Kota Kupang, Sesuai dengan pembagian administrasi pengelolaan kawasan konservasi, Cagar Alam Gunung Muntis berada dalam wilayah pemangkuan Resort Wilayah Konservasi Cagar Alam Gunung Muntis, Seksi Konservasi Wilayah I Atambua, Bidang KSDA Wilayah I Soe pada Balai Besar KSDA NTT. Kawasan Cagar Alam Gunung Muntis memiliki luas 17.211,95 hektar.
2.3.Sejarah Kawasan
Kawasan Cagar Alam Gunung Muntis merupakan salah satu kawasan Suaka Alam yang ditunjuk melalui surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan nomor : 423/Kpts-II/1999, tanggal 15 Juni 1999 dengan luas 17.211,95 Hektar.

2.4.Potensi Kawasan
1.      Kondisi Ekosistem dan Fenomena Alam
Kawasan hutan Cagar Alam Gunung Muntis memiliki tipe vegetasi yang merupakan perwakilan hutan homogen dataran tinggi yang didominasi oleh jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) yang tumbuh secara alami dalam luasan yang cukup besar. Kawasan ini dengan ketinggin sekitar 2.500 meter dari permukaan laut merupakan daerah resapan air bagi pulau Timor. Kondisi topografi dan fenomena alamnya yang sangat unik tersebut memiliki potensi sumber daya alam yang sangat tinggi terutama potensi jasa lingkungannya.
2.      Flora
Sesuai dengan kondisi ekosistem, jenis flora  yang terdapat di Cagar Alam Gunung Muntis  didominasi oleh jenis Ampupu/Hue(Eucalyptus alba), disamping itu flora lain yang terdapat di Cagar Alam Gunung Muntis seperti : Bijama (Elacocarpus petiolata),Haubesi (Olea paniculata), Kakau/Cemara Gunung (Casuarina equisetifolia), Manuk Moto (Decaspermum fruticosuni), Oben(Eugenia littorale), Salalu (Podocarpus rumphii), Natwon (Decaspermum glaucescens), Natbona (Pittospermum timorensis),Kunbone (Asophylla glaucescens), Tune (Podocarpus imbricata), Natom (Daphniphylum glaucesceus), Kunkai-kote (Veecinium ef. varingifolium), Tastasi (Vitex negundo), Manmana (Croton caudatus), Mismoto (Maesa latifolia), Kismoto (Toddalia asiatica), Pipsau (Harissonia perforata), Matoi (Omalanthus popuhlneu) dan aneka jenis paku-pakuan serta rumput-rumputan.
3.      Fauna
Potensi fauna yang terdapat di Cagar Alam Gunung Muntis secara umum merupakan fauna daratan seperti Mamalia, Reptilia, dan Aves, beberapa jenis fauna tersebut antara lain : Rusa Timor (Cervus timorensis), Kuskus (Phalanges orientalis), babi hutan (sus vitatus), Biawak Timor (Varanus salvator), Ular Sanca Timor (Phyton timorensis), Ayam Hutan (Gallus galus),Punai timor (Treron psittacea),Betet Timor (ApromictusJonguilaccus), Pergam Timor (Ducula cineracea), dan Perkici Dada Kuning (Tricho­gioses haematodus').
4.      Potensi Jasa Lingkungan.
Potensi Jasa Lingkungan yang terdapat di kawasan Cagar Alam Gunung Muntis antara lain pemanfaatan sumber air dari kawasan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohydro yang melayani masyarakat di desa Nenas; Pemanfaatan minuman dalam kemasan (Muntis Qua); Pemanfaatan air oleh Perusahaan Daerah Air Minum yang melayani jaringan per-pipaan sampai ke kota Soe, Pemanfaatan madu alam Muntis oleh kelompok masyarakat binaan Balai Besar KSDA NTT dan mitra WWF. 

2.5.Aksesibilitas ke Kawasan
Dari Kota Kupang ke kawasan Cagar Alam Gunung Muntis bisa dicapai melalui jalan darat dengan kendaraan umum Kupang – Soe yang tersedia setiap hari, jarak tempuh sekitar 110 Km dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam, Perjalanan dilanjutkan dari Soe – Desa Fatumnasi sekitar 15 Km dengan waktu tempuh sekitar 20 Menit.




BAB III
PENUTUP


3.1.Kesimpulan
Pulau Timor di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkenal akan alamnya yang gersang dan udaranya yang panas. Hal ini disebabkan oleh rendahnya curah hujan dan tanahnya yang dipenuhi batu-batu karang. Namun di balik panas dan gersangnya Pulau Timor, tersimpan berbagai keindahan alam yang menakjubkan. Salah satunya adalah Cagar Alam Gunung Mutis. Di kawasan cagar alam ini, kita bisa melihat hutan hijau yang luas dengan pepohonan yang menjulang tinggi dan aneka satwa endemik khas Timor. Secara administratif, Cagar Alam Gunung Mutis berada di wilayah Kecamatan Fatumnasi dan Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) serta Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Ada beberapa pintu masuk menuju cagar alam ini tapi yang paling dekat dan paling mudah dijangkau adalah melalui Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten TTS. Desa ini jaraknya sekitar 143 km dari Kupang atau 33 km dari Soe, ibu kota Kabupaten TTS.
Dengan adanya cagar alam tersebut, menandakan bahwa manusia masih mempunyai kesadaran dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman makhluk hidup baik flora dan fauna agar tidak terancam punah.

3.2.Saran
Kesadaran manusia tidak hanya pada flora dan fauna yang ada di cagar alam tetapi juga terhadap kebersihan, baik itu di darat tetapi juga di tepi bahkan di lautannya. Dengan keadaan seperti itu maka lebih banyak orang asing yang mendatangi cagar alam Gunung Muntis untuk sekedar bersantai dan menikmati indahnya alam ini
Kita sebagai generasi muda harus mengetahui akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terjaga dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA


[kidnesiac.om]
[https://wisatanusatenggara.wordpress.com/wisata-nusa-tenggara-timur/cagar-alam-gunung-mutis/]



                         
















KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Cagar Alam Gunung Muntis” dengan lancar. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati dan penuh harapan semoga makalah ini bermanfaat. Penulis menyadari di dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah berikutnya.

Banjarsari,   Maret 2016

Penulis















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ..................................................................................    i
DAFTAR ISI..................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................    1
1.1.Latar Belakang ....................................................................................    1 
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................    1
1.3.Tujuan Penulisan ..................................................................................    1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................    2
2.1.Sekilas tentang Gunung Muntis ..........................................................    2
2.2.Letak dan Luas Kawasan ....................................................................    5
2.3.Sejarah Kawasan .................................................................................    6
2.4.Potensi Kawasan .................................................................................    6
2.5.Aksesibilitas .........................................................................................    7

BAB III PENUTUP ......................................................................................    8
3.1.Kesimpulan ..........................................................................................    8
3.2.Saran ....................................................................................................    8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................    9


















No comments:

Post a Comment