KERAGAMAN INDONESIA DALAM BHINEKA TUNGGAL IKA PROVINSI SULAWESI SELATAN
KERAGAMAN
INDONESIA DALAM BHINEKA TUNGGAL IKA
PROVINSI SULAWESI
SELATAN
A.
RUMAH
ADAT
Tongkonan
Rumah adat ini milik suku Toraja. Tongkonan adalah yang paling menonjol dari semua rumah adat yang ada di Sulawesi Selatan. Karakteristik konstruksi bangunannya berbeda. Karena selain untuk tempat tinggal, Tongkonan juga dijadikan sebagai tempat upacara untuk perkawinan atau kematian.
Tongkonan berdiri di atas tumpukan kayu dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Setiap guratan ukiran pada kayu ternyata memiliki nilai magis bagi pemiliknya. Bentuknya terlihat seperti rumah panggung yang dilapisi ijuk hitam yang melengkung, bak perahu yang terbalik. Sementara di depannya terdapat tanduk kerbau. Semakin banyak tanduk, maka semakin menonjolkan kasta si pemilik Tongkonan.
Langkanae
Langkanae adalah rumah adat suku
Luwuk. Dulunya merupakan rumah dari para Raja-raja Luwu. Keunikan Langkanae
karena dibangun dengan 88 tiang berbahan utama kayu. Ukuran atapnya juga lebih
besar dibandingkan badan rumah. Rumah adat ini terdiri dari 3 ruangan dengan
fungsi yang berbeda-beda. Setiap ornamennya menjadi pembeda untuk setiap kelas
sosial.
Ruangan pertama diberi nama tudang
sipulung dengan ukuran luas untuk menampung tamu. Kemudian, ruang tengah
sebagai tempat privasi keluarga dan beristirahat. Pada ruang ketiga atau ruang
belakang, terdiri dari dua kamar dengan ukuran kecil.
Ornamen rumah adat Luwuk juga
disebut dengan bunga prengreng. Bunga ini melambangkan filosofi hidup yang
menjalar sulur. Artinya hidup tidak terputus-putus.
B.
MAKANAN
KHAS
Coto Makassar
Makanan satu ini adalah menu
pertama yang wajib Anda makan saat berada di Makassar. Coto Makassar atau Coto
mangkasara adalah makanan khas Sulawesi Selatan yanh paling terkenal. Coto
Makassar dimasak dari jeroan sapi yang direbus lama.
Kuahnya berpadu dengan irisan
daging sapi kemudian dibumbui dengan racikan khusus. Coto Makassar disajikan
dalam mangkuk bersama ketupat dan buras. Kuahnya yang segar bisa ditambahkan
dengan sambal yang pedas.
Sup Konro
Sup konro merupakan olahan sup iga
sapi khas dari Bugis dan Makassar. Sup ini terdiri dari iga sapi dan daging
sapi yang dimasak khusus. Kuah supnya berwarna coklat kehitaman cocok disantap
bersama birasa dan ketupat. Cita rasa pedas berasal dari rempah-rempah, seperti
ketumbar, keluwak, pala, kunyit, kencur, daun jeruk, salam, cengkeh, dan kayu
manis. Benar-benar sup beraroma rempah yang menyehatkan.
C.
TARIAN
Tari
Kipas Pakarena
Tari Kipas Pakarena merupakan salah
satu tari adat tradisional Sulawesi Selatan. Tari Kipas Pakarena ini sering
sekali dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata Sulawesi Selatan.
Menurut bahasa setempat, Pakarena
berasarl dari kata karena yang memiliki
arti main. Tari Kipas Pakarena ini sudah ada dan menjadi tradisi sejak Kerajaan
Gowa.
Belum diketahui bagaimana sejarah
tarian ini. Namun menurut legenda, Pakarena ini berasal dari kisah perpisahan
dari negeri khayangan dengan penghuni bumi.
Sebelum berpisah, penghuni bumi
diajarkan cara hidup seperti cocok tanam,berburu hingga beternak, melalui
gerakan yang diajarkan.
Kemudian gerakan-gerakan itu
menjadi suatu ritual untuk syukur pada penghuni khayangan. Dalam gerakan tari
ini, menggambarkan perempuan Gowa yang patuh dan setia terhadap sumai dan
laki-laki.
Setiap pola gerakan juga memiliki
makna sendiri. misalnya seperti gerakan yang berputar searah jarum jam,
mencerminkan siklus hidup dari manusia.
Tari Pattenung
Tari Pattenung ini adalah tarian
yang mempresentasikan atau menggambarkan perempuan yang sedang menenung benang
lalu perlahan menjadi kain.
Filosofi tari adat tradisional
Sulawesi Selatan ini bermakna kesabaran dan keuletan dan kegigihan perempuan.
Tari Pattenung dalam pertunjukan
atau pentasnya menggunakan pakaian adat Sulawesi Selatan yang berupa baju bodo
panjang, sarung, curak lakba dan berbagai hiasan seperti rante ma’bule dan
hiasan bangkara.
Tari Pattenung diiringi oleh
iringan musik instrument tradisional seperti suling dan gendang.
D.
ADAT
ISTIADAT
Sisemba
Sisemba merupakan permainan adu kaki yang gelar saat
perayaan panen raya, di lapangan atau tempat terbuka, mempertemukan dua kubu
yang berasal dari dua desa yang bersebelahan. Permainan ini di lakukan oleh
anak-anak maupun orang dewasa.
Mappalili
Mappalili
adalah upacara mengawali musim tanam padi di sawah tiba. Ritual ini di
jalankan oleh para pendeta Bugis Kuno
yang dikenal dengan sebutan bissu. Upacara ini di lakukan oleh kumunitas bissu
yang ada di wilayah Kabupaten Bone,
Pangkap, Soppeng, dan Wajo.
E.
SUKU
Suku Bugis
Bugis merupakan suku terbesar di Sulawesi Selatan
(Sulsel). Suku ini masuk golongan Suku Deutero-Melayu. Wilayah utama Suku Bugis
di Sulsel adalah Barru, Sidrap Pinrang, Parepare, Soppeng, Bone, Wajo. dan
Palopo.
Banyaknya Suku Bugis tersebar di
Indonesia karena orang-orang Bugis bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Orang
yang merantau biasanya bekerja sebagai pedagang.
Selain itu, mereka menyebar hingga
ke luar negeri karena invansi Kerajaan Gowa terhadap kerajaan-kerajaan Bugis.
Suku Bugis juga mempunyai bahasa
sendiri. Bahasanya dilengkapi huruf sendiri dengan sebutan lontara.
Logat bahasa bugis di setiap daerah
berbeda, ada yang halus dan kasar. Tokoh Indonesia yang berasal dari bugis
adalah BJ Habibie dan Jusuf Kalla.
Suku Makassar
Makassar
merupakan suku terbesar kedua di Sulsel setelah Suku Bugis. Suku ini merupakan
etnis yang mendiami pesisir selatan Pulau Sulawesi meliputi Kota Makassar,
Kabupaten Gowa, Maros, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar, dan lain-lain.
Orang-orang
suku Makassar dikenal dengan panggilan Daeng. Suku ini juga mempunyai sejarah
panjang. Dalam catatan sejarah yang tertulis dalam lontar, suku ini sudah
menguasai Sulawesi sejak abad ke-16.
Suku
Makassar dikenal sebagai pelaut ulung. Berkat kekuatan laut yang dimiliki,
mereka mampu menyatukan daerah-daerah seperti Sulawesi, Kalimantan, Nusa
Tenggara, Timur Lesta, dan Maluku dalam satu kekuasaan Kesultanan Goa.
Comments
Post a Comment