CLICK HERE

Thursday, February 24, 2022

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA PROVINSI ACEH

 

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

PROVINSI ACEH

 

1.      TARIAN ADAT

Tari Saman

Tari Saman kental dengan nuansa Islam dan termasuk di antara kesenian tradisional Indonesia yang telah mendunia. Tari Saman berasal dari Provinsi Aceh Tenggara dan merupakan tarian asli suku Gayo di dataran tinggi Gayo.

Tari Seudati

Buat yang belum tahu, Tari Seudati berasal dari Aceh, khususnya Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Utara. Dulunya tarian ini bernama Ratoh yang berarti penceritaan tentang apa saja yang berhubungan dengan aspek sosial-kemasyarakatan.

Riwayat Tari Seudati berasal dari berasal dari Shahadatayn (dua kalimat syahadat). Tarian ini adalah media dakwah yang disampaikan dengan keindahan dan gerakan kompak.

Ciri khasnya berupa gerakan gembira serta menggambarkan kebersamaan dimana seluruh bagian tubuh para penari bergerak ketika menarikannya.

 

2.      PAKAIAN ADAT

Meukasah

Pakaian adat Aceh yang biasa dipakai para laki-laki disebut sebagai Linto Baro. Pakaian ini terbagi ke dalam beberapa bagian.

Salah satunya, atasan dari pakaian Linto Baro yang disebut sebagai Meukasah. Baju yang terlihat seperti beskap ini terbuat dari kain sutra yang ditenun.

Umumnya, Meukasah berwarna hitam yang melambangkan kebesaran. Selain itu, Meukasah ditutup dengan kerah yang menyerupai kerah cheongsam. Dengan bagian kerah hingga bagian dada terdapat sulaman berwarna emas.

Baju Kurung

Baju kurung merupakan gabungan dari kebudayaan Melayu, Arab dan China. Baju ini memiliki model yang longgar sehingga gak memperlihatkan lekuk tubuh wanita. Baju kurung memiliki kerah serta motif sulaman benang emas.

Dalam penggunannya, di bagian pinggang dililitkan songket khas Aceh menggunakan tali yang disebut taloe ki ieng patah sikureung

3.      MAKANAN KHAS

Sie Reuboh

Sie reuboh sekilas mirip rendang. Terbuat dari daging sapi rebus dengan santan dan rempah, dari aromanya saja bikin ngiler.

Sie reuboh dalam bahasa Aceh berarti daging rebus. Sie reuboh adalah sajian kuliner turun-temurun dari kota serambi Mekah yang menjadi hidangan khas di bulan Ramadan.

Sie reuboh termasuk sajian unik karena bisa bertahan hingga satu bulan lebih. Bahkan semakin lama umurnya, rasanya menjadi lebih enak untuk dinikmati. Anda bisa memakan kembali sie reuboh untuk sahur atau pun pada hari setelahnya.

Mi Aceh

Mi satu ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat di luar kota Aceh. Mi Aceh disajikan dengan dua cara yaitu kuah dan goreng. Keduanya sama-sama memiliki cita rasa yang pedas. Mi Aceh memiliki tekstur mi yang berbeda, berbentuk seperti spagheti atau mirip dengan mi lidi. Mi Aceh yang kemudian dicampur dengan berbagai macam rempah khas Aceh, kemudian ditambahkan dengan sayuran taoge dan lauk. Ada mi Aceh yang dimasak dengan daging daging sapi, seafood, dan masih banyak lagi.

4.      SUKU BUDAYA

Suku Gayo

Suku Gayo adalah salah satu etnis atau suku bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah. Domisili Suku Gayo meliputi Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Sebagian juga mendiami wilayah Aceh Timur, yaitu di Kecamatan Serba Jadi, Peunaron, dan Simpang Jernih.Suku Gayo tergolong ke dalam ras Proto Melayu yang berasal dari India. Kedatangan bangsa ini diperkirakan  sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi.Ciri khas orang Gayo berkulit hitam, tubuhnya kecil, dan berambut keriting. Suku Gayo terdiri dari tiga kelompok, yaitu Masyarakat Gayo Laut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara, serta Gayo Blang yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Gayo.

Suku Aneuk Jamee

Orang Aceh menyebutnya Aneuk Jamee yang artinya adalah tamu atau pendatang. Memang menurut cerita, Suku Yang Ada Di Aceh yang satu ini berasal dari Ranah Minang. Bahasa yang digunakan oleh Suku Aneuk Jamee pun diperkirakan masih merupakan dialek dari Bahasa Minangkabau. Suku Aneuk Jamee di Aceh sebagian besar menempati daerah-daerah pesisir Aceh Barat yang dekat dengan laut.

Sebelum zaman berkembang seperti sekarang, sebagian besar masyarakat Aneuk Jamee hidup dari berkebun dan melaut. Namun sekarang mata pencaharian mereka lebih majemuk, ada yang berdagang, menjadi PNS, dan sebagainya.

5.      RUMAH ADAT

Rumah Krong Bade

Rumah adat pertama yang perlu Anda kenali adalah Rumah Krong Bade. Konsep bangunannya memakai rumah panggung, yang tingginya mencapai 2 sampai 3 meter. Lalu hampir seluruh material bangunannya memakai bahan alami, yaitu berbagai jenis kayu.

Lalu untuk atapnya banyak memakai daun rumbia. Pada kolong rumah panggung, pemilik rumah biasa menyimpan bahan makanan di sana. Lalu kegiatan masyarakat terutama ibu-ibu di sana juga banyak dilakukan di bawah rumah panggung, seperti saat menenun.

Rumah Rangkang

Rumah adat Aceh yang terakhir yaitu rumah Rangkang. Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti sebelumnya, melainkan tempat untuk beristirahat bagi masyarakat atau disebut tempat singgah. Rumah ini memang dibuat untuk orang-orang yang ingin bersinggah. Seperti mereka yang ingin beristirahat saat sedang dalam perjalanan jauh.

Bentuk rumahnya adalah rumah berkonsep panggung. Karena hanya sebagai tempat singgah, maka biaya pembuatannya juga cukup murah. Bahan yang dipakai biasanya berupa kayu biasa ditambah dengan daun rumbia sebagai atapnya. Meski sederhana, namun rumah ini amat berguna bagi masyarakat Aceh. Sebab saat lelah, mereka dapat memakai tempat ini untuk istirahat sejenak.

No comments:

Post a Comment