KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA PROVINSI ACEH
KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA
PROVINSI ACEH
1.
TARIAN
ADAT
Tari
Saman
Tari Saman kental dengan nuansa
Islam dan termasuk di antara kesenian tradisional Indonesia yang telah
mendunia. Tari Saman berasal dari Provinsi Aceh Tenggara dan merupakan tarian
asli suku Gayo di dataran tinggi Gayo.
Tari
Seudati
Buat yang belum tahu, Tari Seudati
berasal dari Aceh, khususnya Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Utara. Dulunya
tarian ini bernama Ratoh yang berarti penceritaan tentang apa saja yang
berhubungan dengan aspek sosial-kemasyarakatan.
Riwayat Tari Seudati berasal dari
berasal dari Shahadatayn (dua kalimat syahadat). Tarian ini adalah media dakwah
yang disampaikan dengan keindahan dan gerakan kompak.
Ciri khasnya berupa gerakan gembira
serta menggambarkan kebersamaan dimana seluruh bagian tubuh para penari
bergerak ketika menarikannya.
2.
PAKAIAN
ADAT
Meukasah
Pakaian adat Aceh yang biasa
dipakai para laki-laki disebut sebagai Linto Baro. Pakaian ini terbagi ke dalam
beberapa bagian.
Salah satunya, atasan dari pakaian
Linto Baro yang disebut sebagai Meukasah. Baju yang terlihat seperti beskap ini
terbuat dari kain sutra yang ditenun.
Umumnya, Meukasah berwarna hitam
yang melambangkan kebesaran. Selain itu, Meukasah ditutup dengan kerah yang
menyerupai kerah cheongsam. Dengan bagian kerah hingga bagian dada terdapat
sulaman berwarna emas.
Baju
Kurung
Baju kurung merupakan gabungan dari
kebudayaan Melayu, Arab dan China. Baju ini memiliki model yang longgar
sehingga gak memperlihatkan lekuk tubuh wanita. Baju kurung memiliki kerah serta
motif sulaman benang emas.
Dalam penggunannya, di bagian
pinggang dililitkan songket khas Aceh menggunakan tali yang disebut taloe ki
ieng patah sikureung
3.
MAKANAN
KHAS
Sie
Reuboh
Sie reuboh sekilas mirip rendang. Terbuat dari
daging sapi rebus dengan santan dan rempah, dari aromanya saja bikin ngiler.
Sie reuboh dalam bahasa Aceh berarti daging rebus.
Sie reuboh adalah sajian kuliner turun-temurun dari kota serambi Mekah yang
menjadi hidangan khas di bulan Ramadan.
Sie reuboh termasuk sajian unik karena bisa bertahan
hingga satu bulan lebih. Bahkan semakin lama umurnya, rasanya menjadi lebih
enak untuk dinikmati. Anda bisa memakan kembali sie reuboh untuk sahur atau pun
pada hari setelahnya.
Mi
Aceh
Mi satu ini sudah banyak dikenal
oleh masyarakat di luar kota Aceh. Mi Aceh disajikan dengan dua cara yaitu kuah
dan goreng. Keduanya sama-sama memiliki cita rasa yang pedas. Mi Aceh memiliki
tekstur mi yang berbeda, berbentuk seperti spagheti atau mirip dengan mi lidi.
Mi Aceh yang kemudian dicampur dengan berbagai macam rempah khas Aceh, kemudian
ditambahkan dengan sayuran taoge dan lauk. Ada mi Aceh yang dimasak dengan
daging daging sapi, seafood, dan masih banyak lagi.
4.
SUKU
BUDAYA
Suku
Gayo
Suku Gayo adalah salah satu etnis atau
suku bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah.
Domisili Suku Gayo meliputi Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
Sebagian juga mendiami wilayah Aceh Timur, yaitu di Kecamatan Serba Jadi,
Peunaron, dan Simpang Jernih.Suku Gayo tergolong ke dalam ras Proto Melayu yang
berasal dari India. Kedatangan bangsa ini diperkirakan sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi.Ciri khas
orang Gayo berkulit hitam, tubuhnya kecil, dan berambut keriting. Suku Gayo
terdiri dari tiga kelompok, yaitu Masyarakat Gayo Laut yang mendiami daerah
Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues dan Aceh
Tenggara, serta Gayo Blang yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang. Bahasa
yang digunakan adalah Bahasa Gayo.
Suku
Aneuk Jamee
Orang Aceh menyebutnya Aneuk Jamee
yang artinya adalah tamu atau pendatang. Memang menurut cerita, Suku Yang Ada
Di Aceh yang satu ini berasal dari Ranah Minang. Bahasa yang digunakan oleh
Suku Aneuk Jamee pun diperkirakan masih merupakan dialek dari Bahasa
Minangkabau. Suku Aneuk Jamee di Aceh sebagian besar menempati daerah-daerah
pesisir Aceh Barat yang dekat dengan laut.
Sebelum zaman berkembang seperti
sekarang, sebagian besar masyarakat Aneuk Jamee hidup dari berkebun dan melaut.
Namun sekarang mata pencaharian mereka lebih majemuk, ada yang berdagang,
menjadi PNS, dan sebagainya.
5.
RUMAH
ADAT
Rumah
Krong Bade
Rumah adat pertama yang perlu Anda
kenali adalah Rumah Krong Bade. Konsep bangunannya memakai rumah panggung, yang
tingginya mencapai 2 sampai 3 meter. Lalu hampir seluruh material bangunannya
memakai bahan alami, yaitu berbagai jenis kayu.
Lalu untuk atapnya banyak memakai
daun rumbia. Pada kolong rumah panggung, pemilik rumah biasa menyimpan bahan
makanan di sana. Lalu kegiatan masyarakat terutama ibu-ibu di sana juga banyak
dilakukan di bawah rumah panggung, seperti saat menenun.
Rumah
Rangkang
Rumah adat Aceh yang terakhir yaitu
rumah Rangkang. Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti sebelumnya, melainkan
tempat untuk beristirahat bagi masyarakat atau disebut tempat singgah. Rumah
ini memang dibuat untuk orang-orang yang ingin bersinggah. Seperti mereka yang
ingin beristirahat saat sedang dalam perjalanan jauh.
Bentuk rumahnya adalah rumah
berkonsep panggung. Karena hanya sebagai tempat singgah, maka biaya
pembuatannya juga cukup murah. Bahan yang dipakai biasanya berupa kayu biasa
ditambah dengan daun rumbia sebagai atapnya. Meski sederhana, namun rumah ini
amat berguna bagi masyarakat Aceh. Sebab saat lelah, mereka dapat memakai
tempat ini untuk istirahat sejenak.
Comments
Post a Comment