CLICK HERE

Friday, April 6, 2018

MAKALAH OBSERVASI BUDIDAYA IKAN LELE

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

       Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati, misalnya ikan lele (Clarias Batrachus). Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama dengan semakin maraknya Usaha Warung Pecel Lele di Daearh sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Ikan lele sudah sejak lama menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan masyarakat.

       Sebelum tahun 1990-an, menurut masyarakat, ikan lele merupakan binatang yang mengelikan dengan bentuk seperti sular dan hidup di tempat yang kotor. Tetapi saat ini pamor ikan lele menjadi naik. Kepopuleran ikan lele tidak hanya di dalam negeri saja. Menurut warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne, Australia masyarakat Indonesia mulai memperkenalkan komoditar teresbut pada masyarakat tersebut.

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1.      Apa pengertian dari Pendidikan Lingkungan Hidup?

2.      Apa pengertian dari Observasi?

3.      Apa ruang lingkup dan tujuan observasi?

4.      Apa saja bahan-bahan yang digunakan untuk budidaya ikan lele?

5.      Bagaimanakah hasil budidayanya?

6.      Bagaimanakah pengelolaan limbah sisa budidaya lele?

7.      Apa dampak postitif dan negatif dari sisa kotoran budidaya ikan lele?

8.      Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup manakah yang berkaitan dan digunakan/diterapkan dalam pembudidayaannya?

 

C.    Tujuan Penulis

Seperti halnya rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan :

1.      Sebagai tugas mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

2.      Untuk mengetahui pengertian dari Pendidikan Lingkungan Hidup.

3.      Untuk mengetahui pengertian dari Observasi.

4.      Untuk mengetahui ruang lingkup dan tujuan observasi.

5.      Untuk mengetahui bahan-bahan untuk budidaya ikan lele.

6.      Untuk mengetahui hasil budidaya ikan lele.

7.      Untuk mengetahui pengelolaan limbah  budidaya ikan lele.

8.      Untuk mengetahui dampak postitif dan negatif dari limbah budidaya ikan lele.

9.      Untuk mengetahui Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup yang berkaitan dan digunakan/diterapkan dalam budidaya ikan lele.

 

D.    Biografi Narasumber

      Pak muslim adalah seorang pengusaha budidaya ikan lele yang sukses di daerah Tambakerja Lakbok, beliau memulai usaha tersebut sejak 2014 lalu sampai sekarang, beliau sekarang sudah memiliki 8 kolam budidaya ikan lele dan sudah memiliki 2 orang pekerja untuk mengurusi ikan ikan lele yang ada. Dalam sekali panen yaitu 3 bulan sekali Pak Muslim bisa mendapatkan ikan lele kurang lebih sekitar 400 kg dari 8 kolam tersebut yang dari modal awal membeli benih ikan sekitar 80 kg yang dibagi kedalam 8 kolam tersebut sehingga setiap kolam diberi benih ikan 10 kg, untuk pakannya sendiri Pak Muslim memberikan pelet dalam 1 bulan pertama dan untuk 2 bulan berikutnya diberi campuran daging siput/keong dari sawah.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi. Perubahan lingkungan semakin cepat terjadi, berbagai bencana datang silih berganti, sungguh merupakan fenomena yang menyentak pemikiran kita. Beberapa musibah bencana disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan, menjadikan kita berpikir kebelakang dan menghubungkan kejadian tersebut dengan proses pendidikan yang diterapkan.

 

B.     Pengertian Observasi

Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).

Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses proses psikologis dan biologis. Dalam menggunakan teknik observasi, hal terpenting yang harus diperhatikan ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.

Ada dua indra yang diutamakan di dalam melakukan pengamatan, yaitu telinga dan mata. Kedua indra tersebut harus benar-benar sehat. Dalam melakukan pengamatan, mata lebih dominan dibandingkan dengan telinga. Mata ini memiliki kelemahan yaitu mudah letih.

C.    Ruang Lingkup dan Tujuan Observasi

Ruang lingkup dan tujuan observasi ini yaitu menggambarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses budidaya ikan lele terutama mengacu pada limbah/sisa kotorannya, lalu mengambil kesimpulan yang disusun menjadi sebuah laporan/Makalah yang relevan dan dapat bermanfaat sebagai sebuah bahan pembelajaran atau studi. Potensi perikanan didaerah Tambakreja ini memiliki potensi lahan yang sangat luas dan potensi pasar yang sangat  tinggi sehingga mudah untuk menyebar luas.

Makalah observasi ini Insyaaloh dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dan pembaca aktivitas observasi, sehingga dapat memahami bagaimana cara pembudayaan yang baik bagi si pembaca, agar si pembaca dapat melakukannya dengan maksimal.

 

D.    Penggunaan Bahan Budidaya Ikan Lele

Bahan yang digunakan selama proses budidaya ikan lele yaitu meliputi:

1.      Air yang berkualitas bagus tentunya kita harus mengetahui kualitas air seperti mata air, air hujan dan air sumur. Bagaimana ciri umum air yang jelek cirinya jelas dengan tercampur adanya limbah rumah tangga.

2.      Benih yang berkualitas baik untuk pembesaran ikan.

3.      Pakan merupakan komponen utama dalam usaha budidaya ikan lele, maka dari itu kita harus memilih pakan lele yang berkualitas.

 

E.     Hasil Budidaya Ikan Lele

Hasil panen Budidaya  yang di perolah mencapai 500 kg/kolam dengan harga jual ikan lele Rp 14.000/kg sehingga bruto yang diperoleh Rp 7.000.000/kolam dan secara keseluruhan kolam mencapai Rp 21.000.000/panen dikurangi total biaya pengeluaran yaitu Rp 17.270.000 menjadi Rp 3.730.000/panen. kecuali pada musim kedua dan seterusnya biaya pengeluaran hanya dikurangi Rp 14.870.000.

Jadi, keuntungan bersih yang didapatkan pada musim panen pertama adalah Rp 3.730.000/panen. Tetapi musim panen kedua dan seterusnya bisa lebih besar mencapai Rp 6.130.000/panen.

Berikut ini akan kami paparkan secara garis besar mengenai pembudidayaan ikan lele :

1.      Pembuatan Kolam

       Pembuatan kolam dikerjakan oleh 4 orang dengan menggali lahan menggunakan cangkul dan skop  dengan ukuran luas kolam 4m x 8m hingga kedalaman 1 m dan lebar pematang 0,8 m. Kemudian dasar kolam diratakan serta dinding kolam dipukul-pukul supaya keras dan tidak terjadi kebocoran serta dilanjutkan pemasangan papan dan tiang penahan pematang. Saluran pembuangan air dipasang pada pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit pembuangan. lama pengerjaan secara keseluruhan membutuhkan waktu sampai 15 hari.

2.      Persiapan Kolam

       Kolam dikatakan siap apabila telah melakukan Pencangkulan dan pembalikan tanah bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organic baik dari pakan maupu dari kotoran. selain itu tanah yang gembur akan memperbaiki aerasi tanah sehinngga kesuburan lahan akan meningkat.

       Pengkapuran juga dilakukan dengan pemberian kapur Dolomit atau Zeolit sebanyak 15 kg/kolam tergantung kebutuhan untuk mengembalikan keasaman tanah. karna penimbunan dan pembusukan bahan organic selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. pengkapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut.

       Pemupukan dengan pemberian pupuk kandang sebanyak 5 karung bertujuan memperbaiki unsur hara tanah sehingga menambah kesuburan lahan agar pakan alami lele dapat berkembang baik dan juga memperbaiki struktur tanah serta menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air.

       Pemasukan air pertama kedalam kolam setinggi 20 cm – 30 cm dan diamkan selama 7 hari sampai pertumbuahan pakan alami lele cukup baik seperti plankton dan bintik-bintik nyamuk mulai banyak terlihat. setelah itu masukan air setinggi 70 cm atau menyesuiakan dengan keadaan kolam.

3.      Penyediaan dan Penebaran Benih

       Benih ikan lele diperoleh masih dari sekitaran Lakbok  dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran panjang benih 5-6 cm.  Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan kantong yang berisi benih lele ke dalam kolam dan lepaskan ikatan pada mulut kantong lalu  biarkan selama 15-20 menit atau kira-kira suhu air dalam kantong dengan suhu air di kolam sudah sama. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 8.500-10.000 ekor/kolam.

4.      Pengendalian Hama Penyakit

       Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak persiapan lahan dengan pemberian kapur ke dalam kolam pada saat pengolahan dasar kolam untuk memberantas hama dan penyakit dan setelah masa penebaran benih juga diberikan/ditaburkan garam dapur untuk memberantas jamur-jamur yang menyebabkan penyakit putih pada lele sebanyak 500 gr/hari selama 10 hari. Jika benih lele kelihatan kurang sehat maka di berikan obat yaitu sifox 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Pembersihan air kolam dari sampah seperti daun-daunan dan lainya yang jatuh ke dalam kolam serta pemotongan rumput yang ada pada pematang kolam juga turut mencegah datangnya hama dan penyakit pada lele. Hama seperti berang-berang, biawak, burung dan lainya dapat dicegah dengan memasang jaring yang rapat pada permukaan kolam. Sedangkan pada saat pasca panen dilakukan pembuangan tanah dasar bagian atas agar tidak terjadi penularan penyakit pada musim berikutnya.

5.      Pemberian Pakan

       Pakan ikan lele berupa pakan alami yang terdiri dari plankton, bintik nyamuk, cacing tanah, kutu air dan lainya. Ada juga pakan buatan berupa pellet yang dibedakan atas tingkat kandungan nurtisinya dan juga pakan tambahan seperti usus ayam, dedak, dan vitamin lainya.

       Pemberian pakan lele di lokasi praktikum yang kami tinjau tergantung pada umur usaha lele yang sedang diusahakan. Pakan ikan lele umur usaha 1-10 hari diberikan pakan pellet PF-1000 sebanyak 1 kg/hari (pagi ½ kg dan sore ½ kg) dan pakan alami seperti plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil yang terdapat pada kolam itu sendiri sebagai pakan tambahanya.

       Pakan ikan lele umur usaha 10 hari-2 minggu diberikan pellet 781-1 sebanyak 2 kg/hari (pagi 1 kg dan sore 1 kg) dan pakan tambahan masih bertumpu pada pakan alami sedangkan pakan ikan lele umur usaha 2-4 minggu diberikan pellet 781-2 sebanyak 5 kg/hari (pagi 2,5 kg dan sore 2,5 kg) dan pakan tambahanya masih sama seperti kasus di atas.    

       Pada umur usaha ikan lele 4-8 minggu atau sampai umur panen, pakan yang diberikan berupa pellet 781 sebanyak 3 kg/hari (pagi) dan usus ayam yang terlebih dahulu direbus sampai empuk  supaya mudah dimakan lele sebanyak 10 kg/hari (siang 5 kg dan sore 5 kg) yang sebagai pakan tambahan.

       Pakan tambahan berupa usus ayam diyakini mengandung protein sangat tinggi yang bisa membuat pertumbuhan ikan lele cepat besar. Selain itu, untuk penghematan biaya  karna harganya yang murah serta mencegah timbulnya kanibalisme antar ikan lele yang di sebabkan kekurangan pakan.

6.      Panen dan Pasca Panen

       Pemanenan dilakukan pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut yaitu 2 bulan. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 400-600 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan 20%-30% dari jumlah benih yang ditebarkan. Adapun yang hal-hal yang diperhatikan dan dilakukan dalam pemanenan ikan lele antara lain:

a.       Lele dipanen pada umur usaha 2 bulan dan sudah mencapai berat rata-rata antara 130-150 gram/ekor dengan panjang antara 22-25 cm.

b.      Air kolam dikurangi setengah supaya mudah dalam pemanenanya.

c.       Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.

d.      Penangkapan menggunakan jaring, bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.

e.       kemudian lele ditimbang untuk keperluan pedoman dan lele siap dipasarkan.

 

F.     Pengelolaan Limbah

Yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini sebenarnya bukan dari cara pembudidayaanya, melainkan dari cara pengelolaan limbah/sisa kotorannya. Limbah dari hasil budidaya ikan lele tersebut berupa kotoran dan sisa makanan yang mengendap di dasar kolam, yang menghasilkan aroma bau yang tidak sedap. Dalam usaha budidaya ikan lele, Pak Muslim biasanya membiarkan air kolam yang sehabis dipanen dalam waktu 1 minggu agar kotoran mengendap di dasar kolam, lalu airnya saya alirkan ke sungai hingga menyisakan kotoran yang mengendap, dan kotoran tersebut dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman sementara sisa kotoran pada air yang mengalir ke sungai untuk pakan berbagai ikan disungai.

 

G.    Dampak Positif dan Negatif Sisa Produksi (Limbah) Terhadap Lingkungan

1.      Dampak Positif

Dampak positifnya  yaitu bisa limbah berupa kotoran dan sisa makanannya bisa digunakan sebagai pupuk. Limbah ikan lele yang mati juga masih bisa dimanfaatkan untuk makanan dan sudah busuknya biasanya menjadi makanan lele yang lainnya.

2.      Dampak Negatif

Dampak negatif dari sisa hasil budidaya ikan lele yaitu dari aroma/bau sisa kotorannya yang dapat mencemari udara disekitarnya, serta air bekas kolam nya yang dibuang ke sungai yang dapat menyebabkan pencemaran air.

 

H.    Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup yang digunakan /yang diterapkan

Berikut penerapan sanksi terhadap pencemaran lingkungan hidup dari limbah pembudidayaan ikan lele, sama halnya dengan produksi tahu, tempe, dan industri eumahan lainnya.

Penegakan hukum mengenai masalah lingkungan hidup di Negara kita, berdasarkan Pasal 98 UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup memberikan sanksi pidana.

(1) setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, di pidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banya Rp10.000.000.000,00 ( sepuluh miliar rupiah). Ketentuan pidana sebagaimana diataur dalam UUPPLH tersebut dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup dari tindakan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan dengan memberikan ancaman sanksi pidana tertentu pada pelangarnya. Untuk membahas perbuatan pidana lingkungan tersebut perlu di perhatikan konsep dasar tingkat pidana lingkungan hidup yang ditetapkan sebagai tidak pidana umum (delic genu) dan mendasari pengkajiannya pada tindak pidana khusus (delic species). Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada norma – norma hukum lingkungan berarti secara seimbang antara kepentingan ekonomi, pelestarian fungsi lingkungan dan kondisi sosial.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Untuk memelihara ikan lele sangat mudah tergantung cuaca dan kondisi lingkungan sekitar. Jika lingkungan kondisinya bagus akan membuat budidaya ikan lele akan lebih produktif. Jika ikan lele tersebut sudah dibudidayakan dengan maksimal akan menghasilkan olahan konsumsi yang bermanfaat bagi kehidupan yang membudidayakan ikan konsumsi tersebut.

Dalam usaha budidaya ikan lele yang dijalankan Bapak Muslim yang beralamat di daerah Tambakreja Kecamatan Lakbok ini biasanya limbah sisa kotoran/endapan yang terdapat di dasar kolam tersebut digunakan untuk pupuk tanaman, sedangkan ikan lele yang mati biasanya suka habis sendiri dimakan lele yang lainnya. Tetapi untuk air kolamnya biasanya dibuang langsung ke sungai, atau dilalirkan ke kolam biasa.

 

B.     Kesan dan Saran

Untuk memelihara ikan lele harus memerlukan kesabaran. Selain itu perlu tekhnik dan keahlian yang khusus bagi yang membudidayakan. Diharapkan untuk meningkatkan perawatan dan pengendalian hama penyakit dengan pemberian vitamin dan obat-obatan agar mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan. Serta pemberian pakan yang lebih dioptimalkan lagi untuk pertumbuah tubuh yang lebih cepat.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://specialpengetahuan.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-pendidikan-lingkungan-hidup.html

http://deliaagustin-smkmajurddk.blogspot.co.id/2014/12/contoh-laporan-hasil-observasi.html

http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-observasi-dan-jenis-observasi.html

http://gudankmakalah.blogspot.co.id/2012/03/makalah-tentang-budidaya-lele.html

http://edifarlan.blogspot.co.id/2014/03/laporan-praktikum-budidaya-ikan-lele.html

http://budidayaikanlelekwh.blogspot.co.id/2017/03/observasi-budidaya-ikan-lele_30.html

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai penunjang mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Makalah ini bertemakan tentang ”Observasi Limbah/Sisa Kotoran Budidaya Ikan Lele”. Makalah ini disusun dengan tujuan agar siswa dapat menambah wawasannya mengenai tema yang kami bahas dalam makalah ini.

Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun menerima koreksi, kritik dan saran guna perbaikan di makalah yang selanjutnya.

Akhirnya penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1.      Kedua Orang tua, yang selalu memberikan dukungannya baik moril maupun materiil.

2.      Bapak Asep Hendi Supriatno, M.Pd.I. , selaku kepala sekolah SMK Informatika Al-Ihya.

3.      Bapak Yayan Caryanto, S.Pd.I. , selaku guru bidang studi yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat belajar banyak dilapangan.

4.      Bapak Muslim, selaku Pemilik Usaha Budidaya Ikan Lele sekaligus narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan informasinya.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih juga kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca Makalah ini. Semoga dengan adanya Makalah ini dapat memperluas wawasan kita semua.

 

Banjarsari,       Maret 2018

 

Penulis

 

No comments:

Post a Comment