CERPEN "DETIK TERAKHIR"
“Detik
Terakhir”
Cerpen
Karangan: Annisa Syah Alam
Kini aku duduk di bangku kelas XII IPA,
kujalani hari di sekolah bersama dengan ketiga sahabatku fitri, nada dan yusuf,
dan aku sendiri rey. kita
berempat bersahabat sejak kita masih kecil. Di suatu ketika kami berempat
menulis surat perjanjian persahabatan di sesobek
kertas dan dimasukan ke dalam botol kemudian dikubur di bawah pohon beringin
yang nantinya surat itu akan kami buka pada saat kami menerima hasil ujian
kelulusan.
Hari
yang kami nantikan akhirnya sampai juga, setelah kami menerima hasil uljian
kali ini dan hasilnya kami berempat lulus kami pun langsung berlari ke bawah
pohon beringin yang dulu pernah kami datangi, kami berempat membuka isi tulisan
dari surat yang kami buat yang berisi, “kami berjanji akan selalu bersama untuk
selama lamanya”
Keesokan
harinya aku berniat untuk membuat recana merayakan kelulusan kami dan malamnya
kami pun pergi bersama-sama ke suatu tempat, dan disitulah saat-saat yang tak
bisa aku lupakan karena aku berencana buat nembak nada dan akhirnya kita
berpacaran, dan yusuf pun juga berpacaran sama fitri, malam itu sungguh malam
yang paling istimewa. Serasa dunia milik kami.
Pada
saat perjalanan pulang perasaan ku sungguh tidak enak, aku merasakan akan ada hal yang buruk menimpa kami. Aku disitu merasa
bahwa malam itu mengatakan tentang takdir yang berkata lain,
tapi aku tak mengerti maksud rembulan dan bintang-bintang yang menyampaikan
itu. Dan dalam perjalanan aku terus digeluti perasaan yang
tak jelas ini. hingga aku berani berkata pada
sahabatku.
“guys, perasaanku kenapa gak enak banget ya. Dari tadi aku
merasakan hal aneh?” ucapku khawatir
“udah lah rey, santai aja kok kita gak bakalan kenapa-napa”
ucap yusuf dengan santai.
Akhirnya akibat keacuhan mereka aku jadi
malas untuk memberitahukan tentang perasaanku.
Akhirnya selama dalam mobil aku luapkan kejengkelanku dengan
bercanda dan berbincang mesra dengan nada. Nada adalah
wanita yang kucintai dan yang kusayangi. Walau aku
baru malam ini bersatu aku sudah mengenalnya lebih lama karena sejak kecil aku
memang menyukainya.
Di tengah perbincangan kami, hal yang aku
khawatirkan benar-benar terjadi.
Suasana gelap malam membuat penglihatan yusuf yang mengemudikan mobil tak
melihat bahwa di depan ada sebuah jurang. Kelam malam pada saat itu memang benar-benar menghilangkan
pandangan yang terlihat hanya segrombolan embun malam yang menghalang dan
menipu. Dan maksud perasaaanku tadi itu adalah kode dari sang kuasa
bahwa ada bahaya yang akan merenggut mereka. Dan
akhirnya,
“yusuf awwasss…!!! di depan ada
jurang!!!” teriakku.
“Aaaaaa…!!!”jeritan kami.
Dan dengan cepat “Brukkk”, suara mobil kami
masuk jurang. Dan dengan cepat pula aku yang
merasakannya melihat ke arah sahabat-sahabatku mereka semua ketakutkan menjerit
memecah alam tapi disisi lain nada dengan tiba-tiba menggenggam tanganku dan
dengan cepat mencium dan memelukku, disela pelukannya ia
berkata “maafkan aku, aku harus pergi. Jaga dirimu ya rey,
carilah wanita yang lebih baik dariku. Aku
menyayangimu” ujarnya. Seketika aku ingin membalas
perkataan nada dengan tiba-tiba mobil kami di dasar jurang terhantam bebatun
dan kami tidak sadarkan diri.
Entah
apa yang terjadi saat aku tak sadarkan diri. Dan saat
aku merasakan aku dapat sadar Perlahan-lahan kubuka mata sedikit demi sedikit
aku melihat ibu berada di sampingku
“yusuf?, kamu sudah sadar nak?” tanya ibu cemas
“ibu, aku dimana? Nada, fitri dan yusuf di
mana mereka bu?”
“Kamu
di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya nak nada, fitri dan yusuf tidak
tertolong saat di lokasi kecelakaan” jawab ibu sambil menitihkan air mata
Aku hanya terdiam mendengar ucapan ibu,
tiba-tiba air mataku menetes, tangisku tiada hentinya mendengar semua ucapan
itu.
“nada, kenapa kamu tinggalin aku, padahal aku masih sayang
banget sama kamu aku cinta sama kamu tapi apa? tapi
kamu ninggalin aku begitu cepat, kalian semua pergi ninggalin aku, ya allah,
kenapa engkau ambil mereka semua dari ku ya allah aku sungguh menyayangi
mereka…” ucapku dalam hati
2
hari sudah berlalu, aku berkunjung ke makam mereka di situ aku berharap kami
bisa seperti dulu dimana kita selalu bersama pahit manisnya persahabatan kita
lalui bersama, aku berjanji akan selalu mengingat
kalian di dalam hati ini.
Comments
Post a Comment